Pagi ini udara terasa sejuk, ayam berkokok membangunkan siapapun yang masih terlelap di dalam selimut hangatnya. Terkecuali sepasang suami istri yang sudah terjaga sedari tadi setelah melaksanakan subuhannya, Ika bersedekap menatap suaminya. Saga yang dilihat seperti itu hanya menaikkan sebelah alisnya, Ika mendengus sebal.
"Tidak usah sok pamer begitu, aku memang tidak bisa mengangkat satu alisku." Gerutu sang istri sebal.
Saga mengacak rambut istrinya. Memperbaiki posisi duduknya, kali ini Ika terlihat serius.
"Ada yang ingin aku bicarakan."
"Bicara saja seperti biasanya Ma."
Ika menghirup napas panjang-panjang sebelum mengutarakan isi hatinya.
"Pertama, tentang siapa Antareja. Tadi malam aku sempat bersitatap dengannya, sepertinya pemuda itu ingin mengutarakan sesuatu padaku."
Saga mendekati istrinya, menggenggam pelan tangan itu.
"Baiklah, menyimpan ini terlalu lama tidak akan membuatku tenang." Ujar Saga.
Ika menatap suaminya dengan pandangan menelisik, saat ini ia mengetahui fakta bahwa Saga telah menyembunyikan sesuatu darinya selama ini. Ingin menyela, tapi Saga terlebih dulu berucap.
"Reja adalah anak bungsu Mbokde, dia memiliki kelainan sejak dalam kandungan hingga puncaknya ketika lahir. Anak itu sulit berbicara, bahkan jika pun kamu ngobrol dengannya, maka kamu akan mengalami kesulitan memahaminya."
Perempuan dihadapan Saga membulatkan mata terkejut. Jadi, secara gampangnya Antareja adalah adik dari Dalilah dan Arimbi.
"Reja masih berusia remaja, apa berarti Mbokde mengandung ketika sudah berumur?"
Saga menganggukkan kepala.
"Ya, Mbokde mengandung ketika usianya menginjak kepala lima. Mungkin karena usia yang mulai sepuh membuat Antareja terlahir berbeda."
Ika berpikir, berarti apakah saat itu Mbokde sudah mulai menopause tapi masih bisa hamil. Apa bisa?
Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak memiliki cukup pengetahuan tentang ini.
"Oke, pertanyaan pertama selesai. Lanjut ke pertanyaan kedua." Merasa jawaban pertama sudah terpecahkan, Ika menjentikkan jari tepat diwajah suaminya.
"Lanjutkan.."
"Kenapa warga desa ini aneh, maksudku ketika kemarin kita melewati jalanan saat itu juga mereka menatap benci pada — "
Suara pintu diketuk menginterupsi kedua pasangan itu, Ika menggantungkan pertanyaannya tatkala Saga memilih berdiri membukakan pintu kamar. Meniup rambut dengan sebal, ia melirik siapa yang mengganggu acara tanya jawab ini.
Saga membukakan pintu kamar mereka, dilihatnya sosok perempuan cantik sedang berdiri dihadapannya. Arimbi melemparkan senyuman manisnya pada Saga sebelum mengatakan apa tujuannya.
"Aku sudah menyiapkan sarapan, Simbok juga sudah menunggu kalian di dapur."
Saga menganggukkan kepala, sebelum ia benar-benar menutup pintu sepintas tatapan Arimbi menyelam dalam manik matanya.
Ika menangkap tatapan dan senyuman sepupu suaminya, ia berdehem pelan setelah Saga menutup pintu seluruhnya.
"Mbokde sudah menunggu kita, ayo sarapan."
"Apa kita perlu membangunkan Ndaru? Kasihan dia masih tidur lelap."
Ika menatap anaknya yang bergelung bersama selimutnya, anak itu terlihat sangat nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKHLUK PENJAGA ANAKKU
Horor-SLOW UPDATE- Ika seorang Ibu yang mengkhawatirkan buah hatinya, sejak beberapa waktu lalu ia merasa ada kejanggalan dengan anaknya. Endaru Mahatma, sang anak berlaku aneh serta misterius. Mengobrol sendiri, ketawa dan bahkan menangis sendiri. Ia su...