22.Rahasia

2.8K 201 35
                                    

Note Penulis//

Jangan perna menyalahkan penulis jika ini terlalu bikin kalian baper, kesel, greget. Ini imajinasi yang tidak terduga dihari ini. Makasih untuk terus menyemangati aku untuk update kembali❤soal happy ending/sad ending nanti kita liat kedepannya oke, karena bentar lagi bakal selesai. Aku ingin buru-buru untuk menyelesaikan cerita absurd ini wkwkwk:v maaf kalo selama ini banyak typo atau kekurangan apapun. Makasih yang udah selama ini support aku,sampe ngechat aku di ig, hanya untuk meminta ku untuk Update😘kalian yang terbaik gengss😘😘😘

Sebelum baca, silahkan siapin tissue didepan kalian😭😭

Happy Reading🍃


Aku tidak pernah menyesal untuk mencintaimu
Sekali pun aku tidak memiliki mu sama sekali
Karena aku sadar, bahwa cinta tidak harus memiliki
Bahwa cinta akan selalu mempunyai cara sendiri untuk saling memiliki dan saling membahagiakan..
Dan inilah caraku dalam mencintaimu..

----

Tok..Tok.. Tok..

"Ara?" pekik seorang perempuan paruh baya yang baru saja membukakan pintu. Sangat cantik, kepalanya dilapisi hijab biru dongker dan ia menggunakan piyama berwarna putih yang baru saja membukakan pintu.

"Mamaa... Ara kangen! " Kiara langsung memeluk tubuh Ineke. Ya, dialah Ibunda dari Riyan. Ineke melihat penampilan Kiara yang sudah tidak tahu seperti apa saat ini. Basah kuyup dengan baju yang sangat basah ditambah dengan mata yang merah sembab dan wajah yang sangat pucat.

Ineke melepaskan pelukan Kiara sebentar. Dan memegang pipi Kiara dengan kedua tangannya. Memperhatikan wajah Kiara yang sangat pucat. "Hei sayang, kamu kenapa?"

Kiara tersenyum. Berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Ya, itu senyum penutup luka yang biasa ia berikan untuk siapapun yang bertanya jika hatinya sedang terluka. "Ara, gak apa-apa, Ma. Cuma tadi Ara kelamaan hujan-hujanan diluar." alibi Kiara.

Ineke menghembuskan napasnya gusar. "Kebiasaan ya kamu, udah mama berapa kali mama bilang, kalo hujan-hujanan itu sewajarnya aja, Ra. Jangan terlalu sampe muka kamu pucet begini,"

Kiara tertawa. "Iyah Ma. Riyan ada gak, Ma?" tanya Kiara mengalihkan pembicaraan. Jika semakin dilanjut lagi, Ineke akan bertanya lebih banyak dari ini. Karena sangat sayangnya dengan Kiara dari Kiara kecil. Ineke pun tidak mau Kiara terluka atau dilukai oleh siapapun. Karena sejak dulu Ineke sangat mengidamkan anak perempuan. Tapi, nyatanya Tuhan tidak memberikan anak perempuan yang ia idamkan. Dan bertemulah dengan Kiara kecil yang lucu dan menggemaskan. Karena hubungannya semakin dekat dengan Riyan. Kiara jadi memanggil Ineke dengan sebutan 'Mama'.

"Ada sayang, didalem. Kamu ganti baju make baju Iyan yah?" Ineke menawarkan agar Kiara berganti baju. Ia tidak mau bahwa putri angkat kesayangannya sampai sakit.

Kiara mengangguk kecil. "Yaudah ayo sayang," Ineke menuntun Kiara ke kamar Riyan.

Tok.. Tok.. Tok..

"Iyan," Ineke mengetuk pintu kamar Riyan.

Ceklek.

Riyan sempat mengernyit heran dan membulatkan matanya tidak percaya melihat Kiara. Bukan karena kehadiran Kiara yang berada dirumahnya. Tapi melihat penampilan Kiara yang begitu sangat membuatnya bertanya-tanya.

Melihat tatapan Riyan kearah Kiara. Seperti tahu apa yang dipikirkan Riyan. "Yaudah ya, Mama mau masak dulu. Buat kita makan malam. Kamu mandi jangan lupa ganti baju ya, Ra." perintah Ineke. Dan Kiara hanya membalas dengan senyuman dan ucapan terimakasih pada Mama angkatnya itu.

Im' Possible [Mencintai Dalam Diam 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang