31.Sesuatu yang nyata

914 63 3
                                    

Ingat, ini hanya perihal rindu karena sudah lama tidak bertemu
Bukan rasa yang mengharapkan kembali bersatu.

-Kiara-

****

Kiara terburu-buru kekampus, ia lupa ada kelas pagi. Dan ini mata kuliah yang tidak bisa ia lewatkan. Kiara menunggu angkutan umum, namun tidak ada satupun angkutan umum yang lewat didepan komplek rumahnya. Sekali pun, pasti sudah dipenuhi banyak orang. Kiara berjalan sambil menunggu angkutan umum. Kiara baru ingat, jaman sudah canggih. Kenapa ia tidak memesan ojek online saja? Lebih cepat dan praktis.

Kiara mengeluarkan ponselnya dari saku bajunya, tapi ternyata "Shiitt," gumam Kiara. Ponselnya lupa ia charger. Karena semalam Kiara sibuk dengan pikirannya sendiri dan otaknya dipenuhi oleh seseorang yang sejak lama ia ingin lupakan. Mungkin hari ini adalah hari kesialan dalam hidupnya.

"Mau nebeng nggak?" tawar seseorang laki-laki yang naik motor. Laki-laki itu melepas helmnya. Awalnya Kiara takut, tapi ketika laki-laki itu melepaskan helmnya entah kenapa perasaan lega terasa dihatinya.

"Telat sih, tapi makasih deh. Gapapa gausah, Vin." Kiara menyebut namanya kenbali. Apa memang ia benar-benar gagal move on dari Kevin?  Atau Kiara hanya ingin bersikap dewasa jika berdamai dengan masalalu. Semua tidak ada salahnya. Jika harus menjadikan masalalu sebuah teman seperti awal hubungan yang diawali dengan sebuah kata 'Sahabat'.

"Gapapa naik aja, ga bayar kok." Kevin menunjukkan sederet gigi putihnya.

"Tapi nanti lo yang malah telat,"

"Gue kuliah siang, dan sekarang gue cuma mau absen ke kantor dulu." timpal Kevin.

Kiara mengangguk mengerti. "Yaudah deh, kalo lo maksa hehe" jawab Kiara sambil tertaalwa kecil.

"Mau ngebut atau pelan?" tanya Kevin setelah memakai helmnya kembali.

"Ngebut," jawab Kiara.

"Pegangan," balas Kevin.

"Harus banget?" tanya Kiara sambil melihat wajah Kevin dari spion.

"Kalo nggak pegangan, nanti lo jatoh dan siapa yang repot kalo bukan gue?" alibi Kevin.

Kiara berpikir benar juga apa yang dikatakan Kevin, padahal itu cuma alasan Kevin saja. Ia hanya ingin bersama Kiara seperti dulu. Memang terlalu bodoh jika mengharapkan seseorang yang sudah tidak mengharapkan kita. Tapi ini perihal rasa, bukan hanya perihal rindu karena sudah tidak lama bertemu.

Kiara pegangan dipinggang Kevin, namun ketika Kevin menancap gas full motornya, spontan Kiara memeluk Kevin. Kevin hanya tersenyum saat melihat tangan Kiara yang melingkar dipinggangnya. Dan Kiara merindukan saat ia memeluk Kevin dimotor seperti waktu lalu.

"Persetan dengan rasa nyaman," batin Kiara

Kiara merutuki hatinya dan tidak bisa membohongi perasaannya. Aku benci keadaan dimana aku harus tetap bertemu dengannya. -Batin Kiara.

Untuk menghindari kemacetan di Jakarta, Kevin melewati salah satu perkampungan untuk cepat sampai kekampus Kiara. Kevin melajukan motornya pelan, karena dikampung orang sangat tidak sopan jika harus mengebut-ngebutan seperti di sirkuit. Suasana dipagi hari terlihat banyak kerumunan ibu-ibu yang sedang memilih-milih sayur ditukang sayur gerobak keliling sambil bergosip dan tertawa ria. Ada juga nenek-nenek yang sedang menyapu depan halaman rumahnya. Ada pedagang bubur keliling sambil berteriak. "Saburyam" Mungkin yang artinya 'Sarapan Bubur Ayam', ada juga seorang gadis seksi yang sedang menjemur baju. Kevin yang tidak bisa diam, ingin menggoda wanita seksi itu pun berniat untuk menggodanya. "Suit suit, cewek" Wanita seksi itu pun menoleh kearah Kiara dan Kevin. Dab ternyata itu bukan wanita melainkan waria. Kevin melihatnya terlonjak kaget dan langsung menancap gas motornya lebih cepat. Kiara tertawa terbahak-bahak tidak berhenti.

Im' Possible [Mencintai Dalam Diam 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang