Hari ini adalah hari kedua perlombaan di SMK Garuda di laksanakan. Tapi Alfa sengaja tidak berangkat ke sekolah karena ia tidak mau namanya di tulis sebagai perwakilan di kelas mereka untuk mengikuti lomba hari ini.
Anisa mencari-cari keberadaan Alfa di antara kerumunan siswa-siswi SMK Garuda yang tengah berkumpul di lapangan untuk sekedar melihat kelas mereka masing-masing bertanding. Sudah sejak tadi ia celingukan tapi tak ia dapati sama sekali Alfa di sana. Bahkan ia sempat berpapasan dengan teman-teman Alfa tapi tidak ada juga Alfa di antara teman-temannya.
Anisa : Lo di mana? Kenapa gak sekolah.
Alfa : Cie yang nyariin gue.
Anisa : Gak, gue gak lagi nyariin lo. Gue cuma mau ngasih tahu, kayaknya tadi lo di suruh buat ikut lomba bakyak ngewakilin kelas kita. Lo di mana?
Alfa : Yaudah lo bilangin aja kalau gue gak ikutan lombanya.
Anisa : Emang lo kemana?
Alfa : Gue lagi di lapangan. Gue lagi maen basket.
Anisa : Gue tahu lo bohong. Tadi gue ke lapangan juga gak ada lo.
Alfa : Eh ternyata lo beneran nyariin gue.
Anisa : Enggak, dan gausah GR deh.
Alfa : Kan bener dugaan gue wkwk.
Anisa hanya memutar bola matanya malas. Dasar si Alfa nyebelin deh. Tapi tetap, Anisa senang dengan perlakuannya. Soal kejadian kemarin, Anisa tidak perlu memikirkannya lebih jauh lagi. Karena saat-saat seperti inilah salah satu penawar baginya di saat hatinya sedang sakit.
“Nis, ke koperasi yuk. Sekalian beli minum dari tadi gue haus nih.” Rara mengajak Anisa membeli makanan ringan di koperasi sekolahnya. Tentu ia merasa kehausan, karena memang sudah sedari tadi mereka berlima duduk di sekitar area lomba, dan tidak meminum atau memakan apapun.
“Gue gak ikut ya, gue gak laper soalnya.” Anisa mencoba menolak tawaran mereka. Karena memang ia tidak merasa kehausan ataupun lapar sedari tadi. Mungkin karena ia terlalu asyik bercengkrama dengan Alfa di via chat sehingga menimbulkan suatu energi tersendiri baginya.
“Ayo dong plis lo ikut aja ya.” Talita memelas.
“Yaudah deh ayo.” akhirnya Anisa yang mengalah.
“Lo dari tadi lagi chat sama Alfa ya?” Dara mulai mendekati Anisa yang hendak beranjak dari duduknya.
“Eh iya nih.”
“Gue boleh pinjem ponsel lo gak?”
“Tapi gue mau ke koperasi bareng anak-anak. Lo gak ikut?”
“Gausah gue di sini aja gue sakit perut soalnya.”
“Lo yakin Dar disini sendiri? Gue sama yang lain mau ke koperasi.” Talita kini bertanya.
“Iya gak papa tinggalin gue aja. Gue di sini aja, tapi gue pinjem ponsel lo ya Nis? Habis ponsel gue lowbat.”
Anisa menimbang-nimbang, pasalnya ia sekarang sedang seru-serunya berchating ria dengan Alfa. Jika Dara meminjamnya, mungkin chatnya akan berhenti di situ.
“Yaudah deh, nih.” akhirnya Anisa yang mengalah, ia memberikan ponselnya kepada Dara.
“Kita tinggal dulu ya Ra, nanti kita bakal balik lagi kalau udah dari koperasi.”
Dara mengangguk. Anisa dan teman-temannya segera menuju ke koperasi. Mereka hanya membeli beberapa makanan dan minuman, karena sedari tadi perut mereka sudah minta di isi. Berhubung hari ini para siswa di bebaskan dari tugas yang biasanya menjerat mereka, jadi koperasi di buka sampai pulang sekolah, jika hari-hari biasa koperasi hanya dibuka selama jam istirahat berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Anisa
Teen FictionKatanya syarat mencintai Alfa harus cantik dan harus fashionable banget. Lalu bagaimana jika Anisa mencalonkan diri buat jadi pacar Alfa? Dia gak cantik, gak kaya, gak pinter dan pakaian juga seadanya intinya gak ada yang seujung kukupun sama...