Keping Keempat belas

39 1 0
                                    

- Anisa POV-

besoknya sesuai apa yang sudah di minta alfa kemarin aku menjalankan permintaannya. hal bodoh yang pernah aku lakukan.

hari ini seperti biasa, linda dan teman-temannya sudah stay di depan kelas tepat ketika jam istirahat sudah dimulai tapi alfa tidak langsung menemui mereka seperti kemarin, ia hanya bersembunyi di bawah bangku sambil menudingkan jari telunjuknya di depan tangannya memberikanku kode agar jangan memberitahu mereka bahwa dia sedang ada di dalam kelas.

ku tatap sekali lagi di luar pintu kelas, mereka maih saja menunggu alfa sambil celingukan. aku hanya tertawa dan setengah berbisik berkata bahwa mereka masih saja setia menunggu dia di depan kelas, Alfa hanya berkata "biarin."

mungkin mereka sudah jenah menunggu alfa di luar kelas, ku lihat mereka mulai melangkahkan kakinya ke dalam kelas dan bertanya kepada Ariyang sedang duduk di sebelah pintu kelas.

"Mas, Alfanya ada? " tanyanya yang dapat ku dengar dengan jelas karena volume suara mereka lumayan keras.

" Al, lo jangan sembunyi nih ada yang nyariin." Ari menjawab dengan nada usilnya, mungkin ia juga tahu kalau alfa sedang bersembunyi kepada mereka.

"Anjay. Nis bantuin gue ya?" alfa mengumpat kesal, dengan terpaksa ia akhirnya berdiri dan melangkah menemui mereka yang sekarang sedang tersenyum menyambut pangerannya.

aku hanya mengedikkan bahu tak acuh, aku lalu kembali bergabung bersama teman - temanku yang kegiatannya sama saja masih setia bermain bersama ponsel mereka masing - masing, kecuali talita yang memang jarang sekali memebawa ponsel saat sekolah, ia tampak bersandar di bahu Rara yang kini memainkan ponselnya.

" Eh Ris, Alfa minta tolong sama gue nih, dia minta tolong kayak ngebuat Alfa tuh cuma sebentar gitu ketemu sama Linda, gue harus gimana ya? " aku mendekati Risa yang aku percaya mungkin sedikit lebih bijak atu lebih bisa ku ajak berdiskusi serius di antara teman - temanku yang lain.

Risa menaruh ponselnya lalu menghadap ke arahku, "ya lu pura - pura aja jadi pacarnya. terus gandeng deh Alfa keluar. " Fix... untuk yang satu ini aku salah meminta pendapat Risa.

"Ah yang bener aja deh, bisa - bisa gue di gebukin massa anjay."

" Gini aja, sekarang kita ke koperasi dulu, gue laper, nanti kalau perut gue udah ke isi baru ini otak ikut bekerja dengan sempurna. " Risa beranjak dari kursinya lalu mengajak teman - temanku yang lain ke koperasi. dan tanpa ada babibu lagi mereka segera meninggalkan ponselnya lalu menaruhnya ke dalam saku masing - masung dan bergegas pergi ke koperasi.

tempat nongkrong Alfa dan Linda masih sama saja seperti hari hari kemarin, masih berada di dekat pintu kelas kita. alhasil aku masih saja melihat alfa dan linda yang saat ini sedang berbincang - bincang entah membicarakan apa. kalau di lihat dari gesture tubuh alfa sendiri ia seperti tidak keberatan berbicara dengan melinda dan teman - temannya tapi tahu juga kalau ia hanya berbohong karena Alfa tetaplah alfa, akan menjadi orang misterius jika bertemu dengan orang yang baru di kenalnya.

"Hmm gimana kalau gini saja nis, kalau menurut gue, lo pura - pura aja mau pinjem ponsel alfa, atau lo ngajakin alfa aja ke kantin pura - pura ada janji sama dia. " Usul Risa, untuk saat ini Risa bisa di ajak kompromi, sarannya bagi gue juga bagus, gak kayak yang sebelumnya bisa ketebak gimana bodohnya gue kalau semisal gue sampai mengikuti saran Risa yang pertama. mungkin Alfa akan mengira kalau gue ini adalah orang orang dungu yang dengan polosnya minta jadi pacarnya secara gak langsung. Walaupun sebenarnya ini adalah rencana Risa, tapi yang ngejalanin misi ini kan gue, yang bertaruh nyawa kan gue? yang di bully juga nanti gue.

" Ada apa Ris? " tanya Dara yang memegang susu kotak di tangan kananya dan mencomot stik keju di tangan kirinya.

Risa selanjutnya menceritakan apa yang tadi sudah ku cerotakan kepadanya. teman-temanku yang lain langsung mengangguk setuju. Tapi yang jadi masalah kini adalah aku yang masih ragu-ragu buat menjalankan rencana mereka. jujur saja gue takut. gue takut kalau saja tiba-tiba para komplotan cewek tersebut mengincarku di kemudian hari atas apa yang sudah gue lakukan kali ini. tapi kan gue gak bersalah apa - apa gue cuma mengikuti permintaan Alfa saja?lalu kenapa gue gak menolak ? gue gak tahu yang jelas ada rasa tidak rela ketika melihat alfa bersama mereka.

Alfa & AnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang