Keping Kelima Belas

40 2 0
                                    

"Nis nis, menurut lo Feri itu gimana?" Risa bertanya saat mereka berjalan hendak ke WC.

"Gimana apanya?" Anisa menautkan kedua alisnya.

"Dia ganteng gak?" Risa tersenyum, semburat merah terpancar diantara kedua pipinya.

"Hahaha jadi itu toh  maksudnya, lumayan sih, kenapa? Lo mulai suka?" Anisa menggoda Risa.

"Nggak, masih belum. Cuma ngfans aja gitu." Risa tersenyum.

"Kalau menurut gue sih sebenarnya yang namanya ngfans itu udah hampir masuk kedalam fase dimana lo suka sama dia, cuma mungkin lo nyangkal perasaan itu. Pertanyaannya kalau dia tiba-tiba punya seseorang yang dia kagumi lo bisa nerima nggak?"  apa yang Anisa bicarakan itu sepertinya bisa di katakan benar, seperti apa yang sedang ia rasakan. Ia hanya menyangkal perasaannya saja, tapi sebenarnya ia merasa sangat keberatan jika mengetahui Alfa memiliki teman dekat selain dia.

"kayaknya ada benernya juga deh, tapi tetep gue sukanya sama oppa-oppa korea kesayangan gue. "

"Yaudah kalau besok lo udah nikah pajang tuh poster oppa oppa lo yang besar, foto suami lo kecil aja. Kalau perlu fotonya oppa sekalin lo buat sprei deh  biar lo berasa di peluk si oppa oppa lo itu." menurut Anisa kalau sudah menyangkut dengan para oppa oppa mereka, mereka sudah hampir di buat gila oleh dunia per kpop-an, mereka bahkan rela menghabiskan separuh memori ponselnya hanya untuk mengoleksi foto para idolanya. Bahkan kalau bisa di hitung mungkin lebih banyak koleksi foto artis korea tersebut di bandingkan dengan foto mereka sendiri.

"Bolelah kapan-kapan gue coba." Risa tertawa menerima usulan Anisa yang jelas itu hanya sebuah bercandaan bagi Anisa.

                         ****
- Anisa POV -

"Gue kayak ngerasa ada yang aneh sama Feri, maksud gue gini dia akhir - akhir ini kayak deket gitu ke gue. Ya gue tahu sih yang sering ngajak gue ngobrol di bangku gue gak cuma si Feri, ada putra, Rio sama yang lain tapi kok gue ngerasanya justru ada yang beda gitu ya sama Feri." Pagi ini di sekolah, aku dan teman - temanku yang lain memulai gosip pagi ini dengan curhatan si Dara, tentang kedekatannya dengan Feri beberapa hari belakangan ini.

Aku langsung mengarah di tempat dimana Risa berada yang pagi ini juga secara gak sengaja kami berempat mendengarkan curhatan Dara. Bukan cuma aku, mungkin teman - teman yang lain juga sudah tahu kalau Risa suka sama Feri. Hanya saja yang membuat tatapanku sepenuhnya menatap kearah Risa,  ku amati lekat-lekat bagaimana raut wajahnya saat mendengarkan curhatan Dara yang menurutku emang gak tahu tempat itu.

“ Ah doi gue lo embat semua Ra.“ Risa tersenyum bercanda. 
Iya aku tahu mungkin sekarang ada perasaan sedikit kecewa di hati Risa. Hanya saja yang gue kagumi dari Risa dia tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Mungkin ia hanya sedikit kecewa, tapi raut muka ataupun tingkah lakunya terlihat lebih tenang. Memang di antara kita Risa yang lebih dewasa dari segi pemikirannya.

“maaf ya sa, gue gak tahu. “ Dara sedikit tidak enak mungkin dengan Risa.

Aku ingat sekali bagaimana bahagianya Risa saat ia tahu bahwa jadwal piketnya sama dengan Feri. Dia membayangkan kalau sepulang sekolah dia dan feri mungkin saja bisa membereskan kelas berdua, tidak sepenuhnya berdua tentu masih ada teman - temannya yang lain yang juga satu piket dengan mereka.
Risa juga pernah cerita kalau awalnya ia menyukai Feri karena dulu dia sudah mengenal Feri waktu ia masih SMP hanya saja sebatas mengagumi, saat ia tahu kalau Feri satu kelas dengannya di SMK, dia jadi ingin dekat dengan Feri.

"Oke santai." Risa tersenyum mengikhlaskan.

                          ***

Beberapa waktu berlalu hubungan Feri dan juga Dara semakin dekat mungkin beberapa hari lagi mereka sudah resmi berpacaran entah juga, aku hanya memantau mereka tanpa perlu bertanya terlalu banyak tentang itu.

Tapi menurut mereka Dara dan juga Feri belum juga berpacaran, lebih tepatnya hubunganya masih sama-sama di gantung. Sempat juga Dara bercerita kepada kami bahwa ia sudah menceritakan kedekatannya dengan Feri kepada ibunya.
Sebenarnya ada baiknya Dara mulai membuka hati dengan Feri karena yang ku ketahui, Dara masih belum bisa membuka hati dari mantan pacarnya yang bernama gilang, yang putusnya pun juga karena hal hal klasik atau alasan alasan basi yang di buat buat oleh Gilang, katanya ia ingin lebih fokus dulu belajar. Ah... Aku lumayan muak dengan orang orang seperti itu.

“masa kalian gapengen foto bareng gitu, ayoo foto bareng gue yang motoin nih gue rela kok.“ Talita sang ratu selfie sedang membujuk Dara dan juga Feri saat jam pulang sekolah. Kali ini kita memang sengaja pulang lebih telat dari pada jam yang seharusnya di tentukan. Untuk apa? mungkin untuk sekedar foto - foto bersama, seperti yang biasa kita lakukan. Aku tidak begitu suka dengan hal-hal seperti itu, hanya jika ada mood saja aku terkadang ikut bergabung bersama mereka juga.

“ayoo Ra gausah malu Ra, biasanya juga malu maluin lo.” Rara medorong-dorong Dara yang sedari tadi hanya senyam- senyum saja di tempat sedangkan Feri sudah bersiap - siap di depan papan dan Talita yang sudah siap dengan kamera ponselnya.

“Anjay jahat lo ya.” Dara menutupi pipinya yang saat ini mungkin sudah bersemu merah.

Dengan perlahan lahan juga karena paksaan dari kami, Dara juga sudah mulai mau maju untuk berpose.

“satuu...duaa... oke.” layaknya fotografer profesional Talita membidik foto mereka berdua. Dara tersenyum sambil masih menutupi pipinya dan Feri yang bergaya sambil menyedekapkan tangannya.

Ah... kadang hal - hal seperti ini yang ngebuat gue bahagia pernah melihat senyum mereka, bahagia saat diri gue masihh bisa sama sama tertawa dengan mereka sambil menertawkan kelucuan-kelucuan yang semakin memperindah masa SMK gue.

Banyak orang bilang masa-masa yang indah itu masa-masa saat SMA. Dan aku membenarkannya

Saran dong ya? 😂
N

gerasa feelnya kurang banget kritiknya di coment ya kali aja ada yang bisa aku tambahin

Salam sayang aku pacarnya Alfa😘😂

Alfa & AnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang