Anisa hanya menatap lurus ke arah jalanan yang di pijaknya, sinar mentari yang menyengatnya pun tidak begitu terasa karena pikirannya sedang tidak berada ke jalanan yang di laluinya. yang ia pikirkan adalah ucapan Alfa sejak tadi. Apa maksudnya tadi? pasalnya apa yang Alfa ucapkan sangat menusuk ke dalam ulu hatinya. Anisa berfikir bahwa ini adalah suatu hal yang buruk. Pasti, kalau tidak, Alfa tidak mungkin bersikap sedingin itu.
Sesampainya di rumah, Anisa segera mengunci diri kedalam kamarnya. Lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Ia memejamkan matanya, kepalanya terasa pening akan apa yang ia pikirkan dari tadi.
Di raihnya ponsel yang berada di samping tubuhnya, ia mengetikkan sesuatu yang ia tujukan untuk Alfa.
anisa menghembuskan nafas kasar, rasa-rasanya kepalanya akan pecah jika ia terus memikirkannya.
"Anisaaa... keluar nak, makan dulu kebetulan ada nasi kuning kesukaanmu. keburu di habisin adikmu." sura teriakan ibunya menggema masuk ke dalam telinga anisa.
Anisa segera mengganti seragamnya dan membuka pintu kamarnya untuk segera keluar dari dalam kamarnya yang dari tadi tertutup rapat.
****
Alfa: send a picture
ini siapa?
Anisa kembali duduk di kamarnya setelah selesai menghabiskan sepiring telur mata sapi kesukaanya. Ia mengambil ponselnya sambil mengernyitkan keningnya bingung setelah mendapat kiriman foto dari Alfa.
ia berjalan kesana kemari memutari kamarnya sambil menggigiti kuku-kukunya dengan perasaan bingung.
Disaat layar ponselnya menyala ia langsung berhambur mengambil ponselnya dan mengetikkan balasan di sana
***
Besoknya sesuai jam yang di tentukan Alfa yaitu jam istirahat sudah di mulai. Anisa segera menemui Alfa yang sedari tadi nampak sibuk bersama teman-temannya.
Anisa segera menarik tangan Alfa dan membawanya di bangku anisa yang kini nampak kosong.
" Lo mau nunjukin apaan? " ungkap anisa langsung pada intinya.
Alfa segera memberikan ponselnya ke tangan Anisa.
" nih." ia lalu menaruh tangannya di saku kantong celananya.
" maksudnya?" kedua alis anisa bertautan menandakan ada kebingungan padanya.
" lo mau tau gak gue sama mantan lo ngomongin apa aja? Ya itu liat sendiri di hp gue."
Anisa menatap ponsel alfa lama.
Semudah itukah? Padahal gue juga bukan siapa siapa lo. Langsung lo kasih aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfa & Anisa
Teen FictionKatanya syarat mencintai Alfa harus cantik dan harus fashionable banget. Lalu bagaimana jika Anisa mencalonkan diri buat jadi pacar Alfa? Dia gak cantik, gak kaya, gak pinter dan pakaian juga seadanya intinya gak ada yang seujung kukupun sama...