Jisoo mengela nafasnya dengan pelan. Ia harus sabar menghadapi Taeyong yang sedang dalam mood tidak baik. Bagaimana pun juga Jisoo harus bisa membujuk Taeyong untuk bertunangan.
Sejujurnya Jisoo tidak terima jika kekasihnya itu bertunangan. Tetapi ia tidak berhak untuk melarang Taeyong.
Saat ini mereka tengah di perjalanan pulang. Suasana di dalam mobil hening. Tak ada yang memulai percakapan setelah kejadian di parkiran tadi.
Taeyong fokus dengan jalanan di depannya. Sedangkan Jisoo, ia hanya menatap keluar jendela melihat jalanan sepi di malam hari.Mobil Taeyong berhenti di tempat tinggal Jisoo. Jisoo membuka pintu mobil hendak keluar, namun lengannya di tarik hingga tubuhnya terbentur dengan tubuh kekar Taeyong.
Ya Taeyong menariknya kedalam pelukannya. Menggelamkan kepalanya di ceruk leher Jisoo. Sementara Jisoo, ia terdiam.
Merasakan kehangatan di pelukan Taeyong. Sakit. Sangat sakit jika pelukan Taeyong tidak lagi untuk Jisoo.
Jisoo takut Taeyong meninggalkan dirinya. Jisoo takut jika dirinya tidak bisa merasakan pelukan hangat Taeyong lagi. Jisoo takut akan hal yang membuat dirinya dan Taeyong berpisah.
"Jangan pergi" lirih Taeyong
Jisoo yang mendengarnya langsung membalas pelukan Taeyong seraya mengusap punggung lelaki itu.
"Aku tak akan meninggalkan mu. Aku berjanji"
Taeyong melepaskan pelukan mereka. Menatap mata sendu Jisoo. Melihat ada ketulusan di dalam matanya. Ia sangat tidak tega jika harus menyakiti Jisoo. Ia tidak ingin seperti ini. Taeyong harus bisa membuat rencana orang tua mereka gagal. Agar ia bisa bersama Jisoo bagaimana pun caranya.
"Aku masuk dulu ya. Jangan lupa untuk beristirahat chagiya" ucap Jisoo sembari mengusap pipi tirus Taeyong.
Taeyong hanya mengangguk dan mengecup dahi Jisoo sebelum Jisoo benar benar keluar dari mobil. Setelah itu, Jisoo keluar dan memasuki loby apartemennya. Sedangkan Taeyong, ia hanya menatap punggung kekasihnya itu hingga tak terlihat lagi karna berbelok ke arah kanan.
"Huufftt"
Taeyong menghela nafas dengan kasar. Ia harus bisa berfikir secepat mungkin agar masalah ini tidak semakin rumit.
Drrttt Drrttt
Deringan telepon Taeyong berbunyi. Menandakan sebuah telepon masuk. Saat ia melihat siapa penelpon tersebut. Ia langsung mengusap wajahnya dengan kasar. Dan langsung menancapkan gas, melaju meninggalkan apartemen Jisoo tanpa mengangkat telepon tersebut.
♠♠
Jisoo memasuki apartemen nya dan berjalan gontai menuju kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur.
Rasa lelah yang ia rasakan bercampur aduk dengan rasa sakit hati yang ia pendam.Sejujurnya Jisoo ingin sekali membantah pertunangan Taeyong dengan Nayoung. Ia tak terima jika kekasihnya yang ia cintai di miliki oleh perempuan lain.
Tapi ia harus bisa menerimanya. Ia tidak boleh egois. Bagaimanapun juga, Taeyong harus bertunangan. Taeyong bahagia ia pun juga bahagia.
Jisoo mengambil handphonenya yang berada di tasnya. Ia melihat lihat galeri foto yang menunjukkan banyak fotonya bersama Taeyong. Jisoo tersenyum kala melihat foto mereka. Foto terakhir yang mereka ambil saat mereka berlibur di taman hiburan.
Di foto tersebut mereka berdua sangat menikmati kebahagian hubungan mereka. Hingga suatu notif pesan mengalihkan pandangan Jisoo yang bermula dari galeri foto hingga ia membuka pesan tersebut.
Isi pesan tersebut ialah
Ibu Taeyong
Temui aku besok di cafe xstar jam 10 pagi. Ada yang ingin ku sampaikan padamu.Ahh iya, di saat mereka bertemu tadi ibunya Taeyong sempat meminta nomor telepon Jisoo. Dan dengan senang hati Jisoo memberikan nomor teleponnya.
Maka dari itu ibunya Taeyong mengirimkan pesan. Tapi tunggu? Ibunya Taeyong ingin bertemu dengan ku dan ingin menyampaikan sesuatu? Apa kira kira yang ingin dia sampaikan.
Apa mungkin tentang pertunangan Taeyong dan Nayoung? Tetapi tidak ada hubungan nya sama sekali dengan Jisoo.
Jisoo harus bagaimana. Mengapa tiba tiba hatinya kembali merasakan sakit. Seakan akan matanya ingin mengeluarkan butiran air. Perasaannya juga tak enak saat menerima pesan dari ibunya Taeyong.
Ohh ayolah Kim Jisoo. Kau harus berfikir positif. Kau tidak boleh memikirkan hal hal yang aneh. Tenangkan pikiran mu Kim Jisoo. Batin Jisoo
Jisoo membalas pesan ibunya Taeyong. Ia akan bertemu dengan ibunya Taeyong besok pagi. Ia harus bersikap seperti biasa. Berfikir positif.
Tak terasa jam telah menujukkan waktu tengah malam. Pantas saja mata Jisoo terasa mengantuk. Ia berjalan malas ke arah kamar mandi. Mencuci mukanya dan berganti pakaian tidur. Lalu ia kembali ke tempat tidur dan menutup matanya merasakan ketenangan hingga masuk ke dalam mimpi.
Jisoo berharap masalah beberapa jam yang lalu adalah sebuah mimpi. Semoga saja saat ia terbangun nanti, ia tak merasakan sakit hatinya lagi.
Kehidupan Jisoo bisa di bilang saat ini memasuki masa yang rumit. Yang dimana ia telah di pecat di perusahaan yang sudah lama ia bekerja di situ. Hingga ia bekerja di perusahaan kekasihnya itu, yang mendapatkan bisikan bisikan tak suka kepada dirinya. Dan hingga mendengar perbincangan Taeyong yang hendak bertunangan dengan Nayoung. Yang sewaktu waktu akan meninggalkan Jisoo. Sungguh menyakitkan jika di ingat.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (Lee Taeyong & Kim Jisoo)
RomanceLee Taeyong~ walaupun orang yang sangat aku cintai namun tidak di cintai oleh orang yang ku sayang, itu lebih sangat menyakitkan Kim Jisoo~ apapun itu alasan nya aku akan menerimanya walaupun dengan hati yang sedikit terluka