Chapter 10

560 76 8
                                    

Taeyong sibuk dengan pikirannya setelah sampai di ruangan kantornya. Ada sebuah meeting dadakan yang di adakan di perusahaannya

Dan sekarang Taeyong harus menyiapkan beberapa materi yang harus di meeting kan nanti.

Namun perasaan nya ada yang ganjal saat ini. Sepertinya ada sesuatu berkas penting yang tertinggal di rumahnya. Pikir Taeyong.

Ia baru saja tiba di perusahaannya dan sekarang harus kembali kerumah untuk mengambil berkasnya. Namun jarak rumah dan perusahaan nya cukup jauh di tempuh.

Ahh bagaimana jika meeting hari ini di batalkan. Tetapi itu sangat berpengaruh dengan perusahaan nya. Ia harus menyelesaikan semuanya dengan cepat.

Taeyong berfikir bagaimana ia bisa mengambil berkasnya dalam waktu singkat. Dan juga di luar sana sedang hujan.

Tiba tiba pintu ruangan Taeyong terbuka. Menampakkan pria tampan yang dengan santai nya menghampiri Taeyong.

"Yak! Mengapa kau belum bersiap siap" ucap Yuta yang ternyata sekretaris nya.

"Yuta, apa kau mau menggantikan ku"

"Huh?"

Yuta terkejut dengan perkataan Taeyong. Menggantikan apa? Apa mungkin menggantikan posisinya di meeting nanti?

Ahh tidak tidak. Yuta tidak ingin menggantikan posisi Taeyong. Ia harus berbicara seperti apa saat meeting nanti tanpa seorang Taeyong. Dan bahkan dia menggantikannya.

Jangan sampai itu terjadi. Pikir Yuta.

"Okee baiklah. Tolong gantikan posisi ku dan aku mengambil berkasnya di rumah" ucap Taeyong sembari beranjak dari tempat duduknya.

"Yakk! Mengapa harus aku"

Pekikan Yuta tidak di gubris sama sekali dengan Taeyong. Taeyong hanya berjalan keluar ruangannya dengan langkah cepat.

"Aiss Pabo!" umpat Yuta.

Dengan terpaksa Taeyong memberikan posisi sementaranya pada Yuta. Hingga ia datang kembali dengan berkasnya.

Taeyong berlari kecil menghampiri mobilnya yang berada di parkiran. Lalu ia memasuki mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Ia harus cepat sampai kembali dengan tepat waktu. Ia tak mau client nya berpikir jika dirinya telat untuk mengikuti meeting.

Akhirnya Taeyong telah sampai di perkarangan rumahnya. Ia langsung saja berlari memasuki rumahnya dan mengambil berkasnya yang berada di kamarnya.

Setelah ia mengambil berkasnya. Ia langsung kembali ke mobilnya dan menjalankan kecepatannya seperti menuju rumahnya.

Hujan di siang hari semakin deras. Jalanan kota Seoul tertutup dengan buliran buliran air yang turun.

Mobil Taeyong berhenti saat lampu merah menyala. Dan ini cukup membuat waktu nya terbuang. Ia harus cepat sampai ke perusahaannya.

Taeyong melihat ke sekeliling jalanan tersebut. Melihat betapa sepinya jalanan karna hujan yang cukup deras.

Namun pandangannya terhenti saat ia melihat ke arah sisi kirinya. Lebih tepatnya ia melihat ke arah halte di sebrang sana.

Di halte tersebut menampakkan sosok wanita yang ia kenal. Tapi pikirannya itu tidak mungkin. Dan hatinya memilih untuk melihat lebih dekat ke arah halte tersebut.

Lampu hijau menyala. Taeyong langsung menjalankan mobilnya dengan lambat. Ia penasaran siapa yang berada di halte tersebut.

Saat mobilnya mendekat. Wajah Taeyong terkejut dengan apa yang ia lihat. Apa ia tak salah liat? Jika gadisnya berada di sana.

"Jisoo"

♠♠

Jisoo melangkahkan kakinya mengikuti direktur perusahaan tersebut. Ia bingung mengapa pagi pagi ia sudah di panggil.

Dan juga kondisi perusahaan saat ini telah ramai dengan karyawan karyawan yang memulai pekerjaannya.

Jisoo memasuki ruangan direktur yang mana ruangannya sangat tersendiri dari pada ruangan lainnya.

"Silahkan duduk"

Direkturnya mempersilahkan Jisoo untuk duduk di hadapannya. Ia semakin khawatir. Mengapa ia di panggil kedalam ruangan ini.

Yang Jisoo tau adalah orang yang di panggil ke dalam ruangan ini akan mendapatkan surat kematian. Lebih tepat nya di pecat dari perusahaan ini.

Namun Jisoo berharap jika dia bukan dari bagian itu. Sangat berharap sekali.

Namun tiba tiba Jisoo diberikan surat dari direkturnya tanpa mengatakan satu kata pun.

Lantas Jisoo langsung membukanya dengan wajah panik. Apa harapannya saat ini akan pupus begitu saja.

Jisoo langsung membaca isi surat tersebut. Dan pada akhirnya ia merasa hidup nya tidak punya harapan lagi. Ya Kim Jisoo di pecat dari perusahaan tersebut.

"Apa saya melakukan kesalahan, sehingga membuat saya di pecat"

"Kau sudah tidak masuk beberapa hari. Dan itu membuat pekerjaan kita tersendat karna dirimu" ucap direktur.

"Saya bisa mengatasi semuanya. Saya akan mengerjakan dengan cepat. Saya mohon agar saya tidak di pecat. Beri saya satu kesempatan lagi direktur"

"Dan saya juga telah meminta izin. Ahh bukan maksud saya, saya sudah di izinkan dengan kerabat saya" lanjut Jisoo.

"Maafkan saya Kim Jisoo. Ini adalah peraturan perusahaan disini. Bahwa pengizinan tersebut akan berlaku jika dirimu yang meminta izin"

Jisoo baru tau peraturan ini. Apa ia banyak ketinggalan informasi saat ia tak masuk bekerja.

Lantas Jisoo berjalan keluar dari ruangan tersebut dengan wajah sedihnya.

"Eomma maafkan aku. Aku gagal"

♠♠

Taeyong sedikit berlari menghampiri Jisoo yang berada di halte tersebut. Terlihat sekali wajah Jisoo sangat sedih. Apa ada masalah? Pikir Taeyong.

"Jisoo"

"Taeyong"



To Be Continued

Love Struggle (Lee Taeyong & Kim Jisoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang