"Dimana anak saya"
Jisoo tidak mampu menjawab ucapannya dari telepon ini. Ia hanya bisa diam dengan rasa takutnya.
"Mengapa kau diam saja huh?"
"A-ahh dia--"
"Baiklah jika itu mau mu"
Tutt~~
Sambungan telepon terputus dengan sepihak. Jisoo tak mengerti dengan ucapan terakhir seseorang di sebrang sana. Ia takut jika kejadian yang di pikirkan nya terjadi.
Taeyong yang melihat Jisoo hanya bisa memasang wajah khawatirnya. Ia tak tau siapa yang menelpon kekasihnya ini hingga membuat raut wajah Jisoo berubah menjadi ketakutan dan panik.
"Jisoo-ya kau kenapa? Apa yang terjadi? Dan siapa yang menelpon mu tadi?
Jisoo hanya bisa terdiam dan terduduk. Memandang kosong lantai bawah. Perlahan air matanya menetes. Hingga terdengar suara sesegukan dari Jisoo.
Taeyong yang berada di hadapannya, langsung memeluk kekasihnya. Menenangkannya sembari mengusap lembut helaian rambut Jisoo.
"Walaupun aku tidak tau yang ada di pikiranmu sekarang itu apa. Tapi aku mohon padamu untuk tenanglah. Aku tak kuat jika kau menangis kembali seperti ini Jisoo-ya" bisik Taeyong tepat di telinga Jisoo
Perlahan Jisoo mengangkat kepalanya dari rengkuhan Taeyong. Menatap mata Taeyong dengan arti memohon padanya. Air matanya tak lagi banyak menetes seperti tadi. Ia sekarang sudah cukup tenang. Walaupun masih dalam keadaan was was.
"Taeyong jangan pernah tinggalin aku. Aku tak ingin kehilangan mu lagi. Ak--aku ingin bersama mu terus menerus. Ku mohon padamu"
"Sstt.. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu Jisoo-ya. Aku berjanji akan selalu ada di samping mu apapun yang terjadi"
Taeyong kembali membawa Jisoo kedalam pelukannya. Dan pelukan mereka semakin erat seperti tak mau terpisahkan.
Hingga suara ketukan pintu yang cukup keras terdengar dengan jelas di telinga mereka.Bahkan apartemen Jisoo memiliki bel beserta monitornya. Tetapi seseorang ini dengan lancang nya langsung mengedor pintu apartemen Jisoo dengan keras.
Taeyong melepaskan pelukannya dan langsung berjalan menghampiri pintu apartemen tersebut. Namun dengan cepat Jisoo menarik lengan Taeyong agar tidak membuka pintu tersebut.
"Biar aku saja yang membuka"
"Tidak biar ak--"
Ucapan Taeyong terpotong sesaat Jisoo langsung membuka pintu tersebut. Yang menampakkan seorang wanita paruh baya dengan style an seperti ibu negara di kalangan para konglomerat.
Plakk
Jisoo merasakan pipi sebelah kirinya terasa panas. Bahkan air matanya keluar kembali karna tidak bisa menahan rasa sakit yang ia rasakan.
Ya. ibunya Taeyonglah yang mengedor pintu apartemen Jisoo dengan keras. Dan langsung masuk setelah Jisoo membukanya lalu menampar pipi Jisoo dengan cukup keras.
Taeyong yang melihat itu menahan amarahnya. Tangan nya sudah menggepal dengan kuat. Tetapi ia tahan karna tak mungkin ia menghajar ibunya sendiri.
Taeyong menghampiri Jisoo yang masih memegang pipinya karna tamparan itu. Tanpa aba aba Taeyong menarik Jisoo ke dalam pelukannya dan berjalan keluar dari apartemen itu.
Namun ternyata di luar pintu apartemen terdapat beberapa bodyguard yang siap siaga. Dengan cekatan para bodyguard itu melepaskan pelukan Taeyong dan Jisoo. Setelah itu membawa Taeyong pergi dari tempat itu.
Percuma Taeyong melawan. Tenaganya tidak sanggup melawan lima orang bodyguard ini. Sesekali Taeyong memberontak tak mau di bawa pergi.
"Taeyong!! Taeyong!!!"
Jisoo hanya mampu berteriak memanggil nama kekasihnya itu. Ia terduduk lemas di depan pintu apartemen. Ia menundukkan kepalanya menahan rasa sakit. Ia sudah tak tau lagi harus berbuat apa.
Hingga sebuah sepatu berhak tinggi berhenti di depan Jisoo. Lantas Jisoo mendongak. Menatap wanita paruh baya ini dengan tatapan sendunya.
"Sudah saya peringatkan. Jangan pernah bertemu kembali dengan Taeyong. Lihat sendiri bukan akibatnya"
"Kau itu tidak pantas bersanding dengan anak saya. Derajat mu dengan derajat kami sangatlah jauh berbeda" lanjut ibunya Taeyong
Jisoo hanya bisa menangis dengan perkataan yang di lontarkan wanita ini. Ia memang tak pantas dengan Taeyong. Ia memang dari kalangan keluarga yang bisa di bilang sangat sederhana. Tetapi Jisoo tidak terima jika harga dirinya di injak injak seperti ini.
Walaupun ia miskin tetapi harga dirinya tidak miskin. Percayalah itu. Jisoo muak dengan perkataan yang telah menyakitinya bahkan membawa status keluarganya.
Jisoo tak membalas ucapan ibunya Taeyong. Ia langsung berlari meninggalkan wanita ini. Ia mengejar Taeyong yang di bawa dengan bodyguard itu. Jisoo harus bisa bersama kembali dengan Taeyong.
Ia akan berusaha keras untuk mendapatkan Taeyong bagaimana pun caranya. Ia tak peduli lagi sekarang jika ia di hina atau di tampar berapa kali. Yang sekarang ia inginkan adalah Taeyong hanya Taeyong. Kekasihnya.
Jisoo berlari dengan kencang menuruni anak tangga. Ia tak mau menaiki lift karna itu membutuhkan waktu lagi untuk menunggu.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (Lee Taeyong & Kim Jisoo)
Roman d'amourLee Taeyong~ walaupun orang yang sangat aku cintai namun tidak di cintai oleh orang yang ku sayang, itu lebih sangat menyakitkan Kim Jisoo~ apapun itu alasan nya aku akan menerimanya walaupun dengan hati yang sedikit terluka