Chapter 23

434 47 2
                                    

Yuta menekan tombol apartemen berulang kali. Tapi bukan Yuta namanya jika ia menekan bel sebanyak mungkin agar seseorang di dalam mau membukakan pintu apartemen ini. Pasalnya ia sudah lelah berdiri sedari tadi.

Berapa lama kemudian akhirnya pintu terbuka, menampakkan seorang gadis yang sangat keliatan baru saja membersihkan wajahnya.

Mungkin saja saat Yuta menekan bel dari tadi, Jisoo sedang berada di kamar mandi dengan terburu Buru membersihkan wajahnya. Maka dari itu wajahnya masih sedikit basah. Dan rambut nya di ikat begitu saja.

Jisoo terkejut karna Yuta yang berada di ambang pintu apartemennya. Ada apa dia kemari? Pikir Jisoo

"Jisoo boleh aku masuk dulu" ucap Yuta ragu karna sedari tadi Jisoo melihat ke arah Yuta tanpa berkedip.

"Ahh iya silahkan masuk"

Yuta berjalan di belakang Jisoo. Mengikutinya hingga Yuta menduduki sofa yang berada di apartemen Jisoo. Begitu juga dengan Jisoo yang Buru Buru mengambil minuman dan meletakkan di atas meja sembari duduk yang berhadapan langsung pada Yuta.

Baru saja Yuta hendak berbicara pada Jisoo, deringan teleponnya dengan nyaring berbunyi yang menandakan ada sebuah panggilan masuk. Siapa lagi kalau bukan Taeyong yang menelponnya.

"Dasar budak percintaan" batin Yuta saat melihat nama pemanggil tersebut dan mengangkatnya.

Setelah Yuta menggeser tombol hijau, ia langsung memberikan handphonenya kepada Jisoo. Jisoo yang menerimanya hanya mengernyit heran.

Tetapi Yuta mengisyaratkan untuk mengucapkan halo pada pemanggil tersebut. Jisoo yang peka dengan isyarat Yuta, ia mengucapkan 'hallo' tanpa melihat nama pemanggil dari handphone tersebut.

"Hallo"

"Jisoo-ya"

Deg

Jantung Jisoo kembali berdegup dengan kencangnya. Suara ini. Suara yang membuatnya rindu dan menangis semalaman. Jisoo yang mendengar itu secara tiba tiba meneteskan kembali air matanya.

Jisoo mengakui bahwa saat ini, ia menjadi perempuan yang sangat lemah dan rapuh. Ia tak bisa menahannya.

Yuta yang melihat Jisoo menangis, mengernyitkan dahinya bingung. Mengapa Jisoo menangis saat Taeyong menelponnya? Apa segitunya mereka tidak bertemu dua hari?
Hingga membuat suasana menjadi mellow seperti ini.

"Tae- Taeyong"

"Iya ini aku Jisoo-ya. Maafkan aku sudah tidak menghubungi mu. Tiba tiba saja aku tidak bisa menelpon mu dan nomor mu juga tidak ada di handphone ku"

Jisoo terdiam sejenak. Apa ini awal untuk menghindari Taeyong. Sepertinya ibunya Taeyong yang memblokir nomor nya di handphone Taeyong agar Taeyong tidak bisa menghubungi Jisoo. Ya pikiran Jisoo saat ini seperti itu. Ia sangat yakin jika ibunya Taeyong yang membuat Taeyong tidak bisa menghubunginya.

"Aku yakin ini bukan kehendak Taeyong" batin Jisoo

"Jisoo apa kau masih mendengarkan ku?"

Jisoo terhenyak mendengar suara Taeyong. Lantas ia menenangkan dirinya sembari mengusap air matanya yang turun.

"Iya Taeyong aku masih mendengarkan mu. Ada apa Tae"

"Aku merindukan mu chagiya"

Panggilan itu. Sudah lama Jisoo tidak mendengar panggilan sayang dari Taeyong.

"Aku juga sama seperti mu Tae"

"Boleh kah aku meminta tolong padamu?"



♠♠



Yuta dan Jisoo saat ini sedang berada di dalam mobil yang tak jauh dari rumahnya Taeyong. Ya mereka sedang mengamati depan rumah Taeyong yang dijaga oleh beberapa bodyguard.

Mereka berniat untuk mendatangi Taeyong dan menolongnya agar Taeyong bisa keluar dari rumahnya. Awalnya Jisoo sempat menolak di karenakan ia teringat dengan peringatan ibunya Taeyong. Tetapi tekad nya yang kuat melawan itu semua demi bertemu dengan kekasihnya bagaimana pun caranya.

"Jisoo bagaimana jika kita lewat halaman samping rumah Taeyong yang langsung menuju balkon kamarnya"

"Tapi bagaimana caranya agar kita bisa memasuki halaman samping rumah Taeyong?" ucap Jisoo dengan suara khawatirnya.

"Di luar pagar samping halamannya terdapat pohon besar disana. Kita bisa memanjatnya dan meloncat turun dari pagar. Lalu kita melemparkan tali ke arah pagar balkon kamarnya Taeyong. Bagaimana?"

Jisoo sempat berpikir sejenak. Ia memikirkan rencana Yuta yang menurutnya sedikit menakutkan. Tetapi akhirnya Jisoo mengangguk setuju dengan rencana Yuta.

"Aku setuju dengan rencana mu Tuan Nakamoto" ucap Jisoo dengan senyuman lebarnya.

"Eyy kau ini"

Entah kenapa Jisoo merasa hatinya sedikit takut. Takut jika rencana mereka gagal dan tidak bisa bertemu dengan Taeyong. Tapi Jisoo menutupi nya dengan senyuman gugupnya.

Mereka berdua telah sampai  tepat di bawah pohon besar yang berdampingan dengan pagar halaman samping rumah Taeyong.

Yuta mempersilahkan Jisoo untuk memanjat nya terlebih dulu. Sedangkan Yuta, ia memanjat di belakang Jisoo agar perempuan ini tidak jatuh. Karna Yuta yang menjaganya.

Setelah sampai di atas pagar ini. Jisoo sempat takut karna melihat ke bawah yang sangat tinggi dari atas sini. Bagaimana ia bisa loncat jika pagarnya sangat tinggi. Itu sangat menakutkan bagi Jisoo.

"Kau bisa Kim Jisoo"

"Tap-Tapi ini sang--"

"Percaya padaku Jisoo. Kau bisa" ucap Yuta menyakinkan sembari menggerakkan tangannya yang menunjukkan tanda 'fighting'.



To Be Continued

Love Struggle (Lee Taeyong & Kim Jisoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang