(-) L I M A

32 3 0
                                    


Bruk!

Vi memegangi kepalanya yang sakit setelah menabrak seseorang ditengah ia berlari menuju kamar Ray.

"Kau tak apa?" tanya seseorang yang baru ditabraknya, Illevi hanya terdiam sembari membuka matanya perlahan.

"Kau tak apa, nona?" tanya pria itu sekali lagi. Vi menyernyitkan kening begitu melihat wajah seorang pria yang tengah membungkukkan diri menyesuaikan tingginya dengan tinggi Illevi. Merasa ditatap lekat oleh pria itu, Illevi langsung tersipu dan menggelengkan kepalanya pelan.

"El, kapan kau datang!!?" seru Ray yang baru tiba di rumahnya. Membuat kedua orang yang baru bertabrakan ini menoleh ke arahnya.

"Hei, Ray~ kau baru datang ya? Jarang jarang kau betah lama di sekolah." Ejeknya sembari tersenyum memandang Ray yang tengah berjalan cepat, menghampiri.

"Aku tidak sepemalas yang kau kira tauk" celetuk Ray tak terima yang di susul oleh tawa tanpa dosa milik El.

"Oh Vi, kan aku sudah bilang padamu jika aku akan pulang terlambat. Apa kau lupa?" Ucap Ray yang dibalas tatapan tak mengerti situasi oleh Vi. Ia masih tak tahu siapa pria tampan yang ditabraknya. "ooh~ Vi perkenalkan ini Adeldolf, kakakku yang kuceritakan padamu beberapa hari lalu." Lanjut Ray yang paham dengan kebingungan Vi. Mendengar penjelasan Ray, Vi langsung memerjabkan matanya.

"Ma, maafkan aku te-telah menabrakmu." ceracau Vi yang membuat El refleks tertawa. "Ha,ha tak apa.. ini bukan kesalahanmu kok." balasnya seraya menatap Vi lembut. Vi yang ditatap hanya bisa tersipu bisu.

"Hei, El. Kau belum menjawab pertanyaanku tadi! Sejak kapan kau datang?" tanya Ray, mengancurkan drama singkat Vi dan El. "Hmm, kurasa setengah jam yang lalu." Gumamnya.

"Kau tidak akan menggunakan kamarku untuk kau jadikan penitipan barang 'kan?"

"Tenang saja, kamarmu terlalu kekanakan untuk ku jadikan tempat penitipan barang." Ejek El lagi.

"Hei, Kaauu!!"

"Hmm, namamu Illevi 'kan? Kau suka matcha?" tanya El pada Vi yang tak menghiraukan omongan Ray, yang tak dihiraukan pun langsung naik darah dan disisi lain Vi hanya bisa mengangguk. 

"Datanglah kemari nanti sore, aku akan mengadakan pesta kecil untuk kedatanganku. Sampai jumpa Vi.." ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Vi dan Ray.

. . .

"Kakakmu tampan ya?" Ucap Illevi yang tetap pada posisinya.

"Hah!? Darimana kau bisa bilang dia tampan? Lihatlah kelakuannya padaku!" balas Ray tak terima. "Bukankah seorang kakak memang biasanya begitu ya pada adiknya?"

"Haah~ apapun itu aku berharap kau tidak menyukainya!"

"Kau cemburu, ya?!" umpat Vi tiba-tiba seraya tertawa geli.

"Untuk apa dan bagaimana bisa!? Tunggu aku dibawah, lalu ayo kita ke rumah kaca!"

• • •

H I L A N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang