"Vi, sudah kau habiskan sarapanmu?" Tanya Ibu di tengah diamku memangdang cerahnya langit pagi ini. Mendengarnya bertanya, aku menoleh dan mengangguk padanya. "Baiklah Vi, maaf Ibu harus pergi dulu. Ada urusan penting Yang harus Ibu selesaikan. Jika ada apa-apa kau bisa hubungi Ibu, ok?" kubalas pesan Ibu dengan anggukan, ia pun berjalan menuju pintu sembari melambaikan tangan padaku. Namun, kulihat ia berhenti melangkahkan kakinya setelah membuka pintu.
"Oh, Ray. Kau mau mengganti bunga lavender? Masuklah, Vi ada di dalam. Maaf aku harus pergi."
Aku langsung menelisik kearah pintu mendengar Ibu menyebutkan nama Ray. Benar, itu Ray. Mengapa ia datang sepagi ini?
Melihatku mengetahui kehadirannya, ia langsung masuk dengan sebuket lavender di genggamannya. "Selamat pagi, Vi.." sapanya ramah sembari mengganti lavender di dalam vas ruang keluarga dengan lavender segar yang ia bawa.
"Kau sudah sarapan?" Tanyanya yang hanya ku jawab dengan anggukan singkat.
"Makanlah yang banyak. Aku rasa kau akan lebih enak dipandang dalam keadaan gendut," ucapnya mencoba mencairkan suasana, namun ia hanya kubalas dengan ekspresi datar.
Melihat responku, ia langsung membersihkan lavender yang lama dari meja.
"Kau suka lavender?"
Ray menghentikan langkahnya begitu aku bertanya. Ia menoleh padaku, "Ya.. begitulah," jawabnya sembari tersenyum. "Apa kau yang menggantinya setiap hari?" tanyaku lagi. Ray hanya mengangguk. "Mengapa kau melakukannya?"
Ray terdiam. Kulihat ia menelan ludah, kemudian kembali menatapku.
"Kudengar dari bibi kau suka lavender. Iya kan?" ia berbalik tanya.
Benar juga. Tanpa sadar setiap aku melihat bunga lavender, aku selalu ingin menatapnya terus.
Tapi, lavender..
Ada apa dengan bunga lavender?
"Baiklah, aku harus pergi. Sampai jum.."
"kau mau kemana?" ucapku memutus kalimatnya.
"Hmm.. aku harus mengambil barangku di rumah kaca ladang lavender, kenapa?" jawab Ray hati-hati.Rumah kaca ladang lavender?
Kutoleh kearah vas berisi lavender dan sebuah siluet semburat muncul di kepalaku.
Mengapa tiba tiba aku merasa terbawa?"Bolehkah aku ikut?" ucapku tiba-tiba. Aku terkejut telah mengatakannya. Kulihat Ray terdiam. Sepertinya ia berfikir, namun beberapa detik kemudian ia mengangguk dengan senyuman hangatnya.
Sungguh! Aku tak tahu dengan apa yang baru aku katakan.
Setelah bersiap, kuikuti Ray yang berjalan ke mobilnya. Tanpa menunggu dia menyuruh, aku langsung masuk ke dalam mobilnya.
Entah apa yang terjadi, Ray terdiam cukup lama begitu duduk di kursinya. Ia seperti melamunkan sesuatu."Ray.." panggilku. Lamunannya langsung terbuyar, ia langsung menoleh ke arahku.
Sekilas ia memegangi kepalanya. "Oh, iya.. Ayo kita pergi.."•••
Angin bertiup pelan, dapat kucium aroma lavender memenuhi rongga hidungku begitu ku buka pintu. Aku terdiam di sela satu dari beberapa helai kelopak lavender yang terbang melewati rambut uraiku. Dan begitu selanjutnya ketika sebuah siluet tiba tiba muncul di kepalaku.
Seorang anak perempuan berlari menyusuri ladang lavender yang terbelah membentuk jalan menuju rumah kaca.Aku terdiam. Siluet anak perempuan itu seakan-akan memberitahu jika dia adalah diriku.
"Hih, aku kesal padamu!! Mengapa kau tidak mengajakku kemari dan malah meninggalkanku sendirian di rumah!?" anak itu memeronta kesal sembari memukul punggung bocah laki-laki yang di kejarnya. Membuatnya menyadari anak perempuan itu telah menemukan keberadaannya. Lantas, ia menoleh ke arah anak perempuan itu.
Deg. Bocah itu adalah..
Ray?
"Haha, maaf. Tapi aku sengaja melakukannya. Tempat ini sebetulnya kejutan untukmu. Tapi lihatlah kau mengikutiku diam-diam. Yah.. aku gagal untuk memberitahumu lebih dahulu.." ucapnya sembari memeluk anak perempuan itu erat erat.
. . ."Vi? Apa yang kau lakukan? Kau bilang mau ikut, ayo!" seru Ray yang sudah bejalan jauh. Membubarkan siluet yang datang secara tiba-tiba itu. Tanpa berfikir panjang, Ray kembali menghampiriku. Menarik tanganku dan langsung mengajakku berlari menuju rumah kaca.
Sebenarnya kau siapa Ray?
KAMU SEDANG MEMBACA
H I L A N G
RomansaMenurutmu bagaimana 'Hilang' atau 'Kehilangan' itu? Apakah itu suatu kejadian ketika kau melakukan kesalahan kemudian ditinggalkan? Apakah itu tentang merelakan sesuatu dan kau kini tak bisa memilikinya lagi? Apakah itu tentang seseorang yang terluk...