( - ) E N A M

20 1 1
                                    


Angin berhembus menerpa. Mengiramakan asa – yang dengan tanpa ada nyali tuk aku utarakan.

Ya, seperti itulah embel embel menyastra bak drama dikala aku keluar dari mobil bersama Ray yang dikemudikan kak El. 3 tahun berlalu dengan cepat, ya. Kini aku telah menepakkan kaki di senior high school semenjak masa orientasi 3 hari lalu.

Entah apa yang terjadi dengan kak El, ia lebih sering berkunjung kemari setelah kepindahannya yang bersifat 'sementara' 3 tahun yang lalu – menurut Ray. Seperti sekarang ini, ia malah dengan senang hati mengantar kami ke sekolah di waktu padat padatnya mengurus perusahaan.

"Kak, kami masuk dulu ya! Terimakasih kau selalu repot repot mengantar kami." Ucapku yang menghampirinya dari luar. Tanpa aba aba dia mencubit pipiku seenaknya "Vi, sudah kubilang kan aku senang melakukan ini. Jadi, berhentilah berterimakasih." Ucapnya menatapku dengan kedua matanya yang selalu membuatku terpesona. Membuatku sejenak lupa akan sakitnya pipiku yang baru diintimidasi olehnya.

Tanpa banyak kata lagi, ia pun segera pergi. Meninggalkanku yang Ray pun sudah jalan terlebih dahulu ke dalam.

Dengan segera kususul dia. Instingku berkata ia melambatkan langkahnya sebagai perlakuan tersirat menunggu perbincangan singkatku bersama kak El.

Tak berubah sedari dulu. Ray itu sangat menjaga image nya dengan kak El, sampai jatuhnya dia sok tak peduli.

Omong omong- untuk embel embel pada paragraph pertama itu tidak bohong—

Entah semenjak kapan aku menyimpulkannya. Aku, jatuh cinta pada Ray.

Sebuah perasaan yang tak pernah kuharapkan kehadirannya untuk persahabatan kami.

Ya, seperti kebanyakan para netijen berkata 'persahabatan lelaki dan perempuan adalah suatu hal yang mustahil. Karena salah satu dari mereka akan kalah karena rasa'

Yyah. Begitulah. akupun sudah muak untuk mengingat perkataan itu. Iya, iya aku yang kalah. Namun, entah bagaimana aku harus mensyukuri egoku. Disaat aku jatuh hati seorang diri, aku masih bisa menyembunyikan perasaan ku dan menjalani hari menuju masa depan dengan persahabatan kami.

Iya, benar. Hanya aku yang jatuh hati.

Karena selama ini aku tak bisa menyimpulkan apapun yang ada pada benak Ray. Dia itu sulit ditebak- menurutku. Seperti saat ini, ia merapikan poniku dengan tiba-tibanya dan mengambil alih beberapa buku paket digenggamanku. Dia selalu bertingkah manis padaku. Selama ini.

a-apa aku yang kepedean ya hehe. Sudahlah lupakan.

Biarkan kami menjalani kisah ini dengan bahagia :')





HUA I'M BACK

sedikit ye? iye.

maapkeun.

masih mengencerkan otak dari ketidak berperi-authoran tugas DKV  :"

semoga sefruit ini menjadi bibit banyaknya update 11 hari kedepan

s e m o g a, semoga :"

annyeongg~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

H I L A N GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang