Author Pov
Pagi ini alam terlihat begitu cerah, tentunya mentari telah muncul menampakkan indah sinarnya. Seolah-olah memberi semangat kepada manusia untuk menjalankan kembali aktivitasnya yang sempat tertunda karena malam menjelang. Lain halnya dengan seorang gadis yang masih saja meringkuk di atas tempat tidur dengan balutan selimut doraemon-salah satu kartun jepang- yang begitu tebal. Posisi yang sangat nyaman membuatnya tetap ingin berlama-lama disana.
Ceklek...
Pintu kayu bewarna coklat itu terbuka. Seorang wanita cantik terlihat berdiri disana dengan kedua tangannya yang berkacak pinggang. Sedikit menghela napas, berjalan pelan masuk ke dalam dan menekan saklar lampu hingga kamar menjadi gelap.
"Zella, bangun!! Sekolah!! Mama panggilin abang ya, biar nanti disiram air" ucapnya.
Tak ada jawaban di sana. Dengan sedikit rasa kesalnya wanita itu melemparkan bantalan yang semula berada diatas sofa kini meluncur begitu saja menimpa kepala gadis yang masih tertidur itu. Tetapi hal ini tetap saja tidak membuatnya terbangun.
Kemudian, wanita itu berjalan ke arah gorden yang masih tertutup, membukanya secara perlahan hingga sinar matahari dapat masuk melalui celah-celah pentilasi udara di atas sana. Barulah kali ini, sepasang mata yang indah terbuka dan menyipit kala sinar matahari menyapanya dengan hangat.
"Ahh. Masih pagi, Ma" keluh seorang gadis yang bernama Zella itu.
Putri Grazella Azzahra, anak dari seorang pengusaha furniture terbesar di Indonesia. Gadis pemalas dengan hidung mancung, alis tebal, dan bibir mungilnya yang sedikit memerah alami. Gadis yang begitu menyukai senja. Baginya, senja itu menenangkan walaupun kehadiran senja hanya sesaat dan tak pernah selalu ada.
Tak disangka, gadis itu kembali memejamkan matanya, menggerakkan selimut keatas hingga menutupi bagian kepala dan seluruh badannya.
"Pagi kamu bilang, ini udah jam 7! Kamu mau, hari pertama kamu sekolah udah telat? Kamu ini gadis, Zella! Seharusnya, gadis itu bangun pagi bantu mama masak, bersih--"cerocos mamanya.
Barulah kali ini mata indah itu benar-benar terbuka sempurna, Zella beranjak dari tempatnya, berlari dengan tergesa-gesa menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya. Rupanya ia masih menyayangi telinganya agar tidak terus mendengar celotehan ibunya.
"Ish, Zella! Mama lagi ngomong ya sama kamu!" teriak Risa a.k.a mama Zella.
Lalu, Risa keluar dari kamar Zella berniat bergabung di meja makan dengan anak laki-lakinya yang tak kalah tidak waras dengan anak gadisnya.
Sepuluh menit cukup untuk Zella berada di kamar mandi. Baginya, tak perlu berlama-lama untuk mandi jika badannya tak terasa kotor sama sekali. Terlalu malas untuk berendam.
Kali ini gadis itu keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga dengan seragam dan atribut lengkap sekolahnya. Ia tersenyum manis bahkan bisa dikatakan terlalu manis karena Kakaknya saja sampai ingin muntah begitu melihat senyum adiknya itu.
"Pagiii, every body! Zella udah siap berangkat nih!"
"Awas aja kalo sampe gerbang ga dibuka. Gue bunuh tuh si Kety" Zayn menatap horror adiknya lalu berjalan keluar rumah menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
"Ck"
Oh ya. Kety itu nama panggilan untuk seekor kucing berbulu putih yang begitu disayangi Zella. Ralat. Tepatnya, terkadang sayang terkadang tidak. Entahlah, sulit dimengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
R A Z E L ✔
RandomIni bukan cerita biasa tentang kehidupan gadis SMA yang diwarnai dengan cinta oleh sang pujaan. Tetapi cerita gadis yang memiliki sejuta misteri dan tanda tanya besar dalam hidupnya. Jalan hidup yang berbelit bagaikan benang kusut inilah yang membua...