Malam Mencekam

40 15 4
                                    

🐾🐾🐾

"Jika bukan seperti itu kenyataanya. Lantas mengapa seolah-olah kau bertindak seperti pada kenyataanya?? Realita jauh dari ekspetasi ternyata"

Tepat pada pukul 02:00 pagi, siswa-siswi Sma Gendana dibangunkan. Entah, sepagi ini panitia akan mengadakan acara apa yang jelas terdengar gerutuan dari sejumlah murid yang tak rela karena waktu tidurnya terganggu. Disisi lain, seorang Grazella tengah berjalan dengan santainya. Wajahnya terlihat pucat walau keadaan masih gelap. Bulir keringat dingin menghiasi wajah cantiknya. Perutnya masih terasa sakit hingga saat ini. Akibatnya, banyak senior atau panitia yang geram karena sikapnya yang tidak disiplin ini. Bukan apa-apa, mereka tidak tahu saja Zella sedang tidak enak badan sekarang ini.

Semua siswa dipanggil satu persatu dan pergi entah kemana. Zella hanya memegang perutnya cemas. Katakan ia lebay, namun ia tak tahu harus bagaimana lagi.

''Zella!!''panggil salah seorang panitia.

Zella berdiri, namun ia sempat lunglai karena lemas dan cemas. Ia maju kedepan, mendekati senior yang memanggilnya, lalu memperhatikan sekelilingnya yang hanya tersisa 4 orang terakhir.

'Kampret sekali tuh senior. Masa gue terakhiran begini, duh mana dingin lagi, gue gabawa jaket, sial'gerutunya dalam hati.

"Kamu jalan aja kesana. Nanti juga ada yang jaga pos. Jangan takut,"ucap seniornya.

"Iya kak"

Zella berjalan menuju arah yang ditunjuk oleh seniornya. Ia menggeram kesal, berjalan dengan keadaan gelap, hanya dibekali satu lilin mungil yang biasa dimainkan adiknya serta satu korek api kayu lengkap dengan gesekanya. Menyebalkan sekali, awas saja jika ia kenapa-kenapa ia akan menghukum Zayn kali ini. Ya. Sasarannya siapa lagi jika bukan Zayn. Karena hanya dia yang menggagalkan rencananya.

Setelah beberapa meter berjalan. Zella berhenti, karena ada dua sosok dihadapannya. Yap, panitia yang menatapnya dengan tatapan menusuk. Selama ini tak ada senior yang suka padanya sebab ia dikabarkan dekat dengan Ezra. Namun, Zella tidak peduli dengan hal itu. Di pos pertama ini, Zella mendapat bentakan, sindiran, cemoohan yang tak pantas ditujukan untuk orang. Bagi Zella, ini merupakan awalan baik. Ia anggap ini hiburan. Tak apa, sekali-kali ia mendapat kata-kata yang menurutnya bisa membangun semangatnya.

Tak terasa, Zella sudah berjalan berkilo-kilo dengan angin malam yang semakin menusuk perutnya. Beberapa pos sudah ia lewati. Terkadang dari satu pos ke pos selanjutnya ia harus melewati hutan yang sedikit mencekam baginya. Tiba di pos kedua terakhir, Zella dibuat geram dengan tingkah seorang Jihan. Rupanya kali ini Jihan akan habis-habisan menindas Zella. Sedangkan, Zella ia hanya bisa menatap kearah depan dengan tangannya yang mengepal. Jika melawan, ia hanya akan membuang waktunya saja untuk hal ini. Sekali-kali ia balas ucapan nenek sihir itu yang tak kalah pedasnya dari cabe rawit.

''Wow. Grazella, kita akhirnya bisa ketemu lagi. Oh ya, mana cowo kesayangan yang lo rebut dari gue?? Ga ngikut yaa?? Kasian banget."sarkasnya.

"Mangkanya, jadi cewe tuh jual mahal dikit. Kalo gue beli berapa?? Seribu??  Duaribu?? Dasar manja"sindir Sarah, cewe disamping Jihan.

"Oh yaa?? Masa?? Bukannya yang murahan itu cewe di samping lo ya. Dia ngintilin terus cowo gue tuh. Lebih murahan mana, cewe yang godain cowonya atau cewe yang rebut cowo adek kelasnya??'', serangkai kata yang keluar begitu saja dari mulut seorang Putri Grazella Azzahra. Seringai di bibir gadis itu mampu membuat Jihan geram.

"Berani ya lo. Push up 20 kali sekarang juga!!"bentak Jihan.

"Ogah"

Jihan maju dan mendorong Zella hingga tengkurap. Untunglah, alasnya rumput bukan aspal yang bisa membuat lutut dan tanggannya sakit akibat benturan.

R A Z E L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang