Bertemu

195 27 0
                                    

"Jadi.."

"Jadi apa sih, Ben??"tanya Stella dengan penasarannya.

Beno memberenggut, "mangkanya diem dulu!! Gue mau ngomong kepotong mulu"

"Bu Susi lagi keluar kota--"

"Whohoho"

Sedetik kemudian, suasana XI IPS 3 berubah menjadi rusuh tak karuan. Suara gebrakan meja terdengar begitu memekakkan telinga. Tak lupa dengan teriakan dan jeritan yang menyertai. Kelas ini memang, sulit sekali untuk didefinisikan.

Beno menggeleng pasrah, berjalan menuju bangkunya dan duduk diam tanpa banyak bicara.

Sejenak ia melihat sekitar, sampah kertas bertebaran dimana-mana, buku yang berserakan tak beraturan, dan sejumlah murid yang sedang tertawa karena puas dengan permainan Truth Or Dare.

"Perut Stella udah keroncongan. Ngga ada yang mau ke kantin gitu?!"

Pasalnya gadis itu tidak sarapan pagi ini. Ia harus berangkat pagi dan menyalin tugas Sosiologi milik Tari teman kelasnya.

Tak ada yang menyahut.

"Lo nanya siapa?"tanya Sasha.

"Aduh, punya temen begini banget, ya? Ngga ada yang peka gitu? Tiba-tiba bawain makanan gratis"tuturnya dengan penuh penghayatan.

"Uang gue lagi menipis, Stell. Nanti kita ngamen dulu di perempatan lampu merah depan ya?"

"Siapa tau kita dapetnya ngga recehan lagi. Yang merah tuh boleh juga"cerocos Zella.

Jessy hanya memutar bola matanya malas. Seakan sudah paham betul akan tabiat mereka yang penuh drama. Terlalu banyak menonton drakor ngga bagus juga buat kesehatan jiwa, menurutnya.

Zella, Stella, Sasha, serta Jessy. Keempatnya beranjak dan melengos begitu saja. Mereka pergi ke kantin untuk mencari makanan yang setidaknya bisa mengisi perut mereka.

"Eh. Tau ka Edgar yang anak basket itu?"
Sasha bertanya ketika mereka duduk di kursi kantin.

"Tau. Temennya ka Zayn-kan??"

"Iyaa. Dia ngajak gue nonton masa"ucap Sasha dengan lesu.

"Terus kenapa?? Biasanya lo langsung semangat gitu, diajak ngedate sama cowo"tanya Zella.

"Wiihh. Sasha udah gede, diajak nonton sama cowo. Gemes deh"

"Apaan banget"

"Tapi ini beda Zel, cogannya Gendana. Gila aja, kurang histeris gimana gue"tutur Sasha begitu dramatis.

"Lebay banget lo. Gue naksir ketos, biasa aja tuh"celetuk Zella. Namun, tak lama. Kedua matanya melotot kaget. Sadar akan apa yang diucapkannya barusan.

"Oh jadi gitu. Pilihnya yang bening-bening. Ketos aja lo jadiin target ya, Zell?!"

Seisi kantin yang notabennya Kakak kelas itu langsung memusatkan perhatiannya kepada Sasha yang berteriak.

"Berisik anjir"umpat Zella.

---

Atmosfer di kelas 11 Ips 3 menjadi sesak dan panas, setelah seorang guru duduk di tempatnya. Seluruh murid menahan napas, menunggu kiranya kata apa yang akan diucapkan oleh guru itu.

"Sekarang kumpulkan tugas kalian ke depan,"tutur Bu Yeni a.k.a Guru Sosiologi.

Seolah terkontrol oleh kondisi. Seluruh murid melaksanakan perintah dari guru itu. Mereka satu-persatu mengumpulkan tugas yang telah mereka kerjakan.

Berbeda dengan Zella, wajahnya memucat. Ia tak mengerjakan tugas, karena dirinya selalu lupa akan hal-hal kecil itu.

Ia gelisah, mencari buku dengan sampul berwarna merah di dalam tas. Berharap, semoga Zayn atau dirinya telah mengerjakan tugas itu. Ah, ia menepuk jidat pelan. Bukunya tertinggal di atas meja belajar.

R A Z E L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang