Game ( 1 )

36 14 0
                                    

Takdir ternyata sedang tidak berpihak pada Zella. Semesta pun menolak untuk diajak bekerja sama. Nyatanya gadis itu sangat menyesal. Dugaanya tentang camp ini telah terbukti, seperti saat ini, ia hanya duduk di atas rumput hijau dengan rasa bosan yang menyelimutinya. Menunggu gadis yang entah sedang mencari apa di dalam sana.

''Stellll lo lama banget sih!!!! Ngapain cobaa!?!?''kesal Zella.

''Ihh. Bentar, lagi nyari sesuatu"teriak Stella dari dalam tenda.

"Diberitahukan kepada seluruh siswa dan siswi kelas X dan XI untuk segera menuju kelapangan bawah. Sekali lagi, untuk seluruh siswa kelas X dan XI untuk segera menuju ke lapangan bawah!!"

Terdengar intrupsi dari lapangan bawah.
Suara itu merupakan peringatan ketiga yang telah Zella dengar.

''Stella !!!'', Zella merengek.

Jujur saja Zella sangat malas dengan yang namanya dihukum. Ia tidak ingin berurusan dengan kaka kelasnya. Setelah beberapa saat Stella keluar dengan santainya, gadis itu cengengesan dan tak merasa bersalah karena telah membuat sahabatnya menunggu. Zella geram dan menarik Stella yang masih memakai sandal, kali ini ia tidak peduli akan Stella yang mungkin akan diberi hukuman dauble. Karena telat dan karena memakai sandal.

Dalam perjalanan dengan setengah berlari Zella bertanya pada Stella.

''Lo abis ngapain sih ih!?''

''Hhehehe..nih coba cium''ucap Stella sambil menyodorkan tangannya kehidung Zella.

''Anjir. Lo cuma nyari body lotion doang?! Gue kira lo tidur tadi. Lo pake gituan buat apa sih Stelll ?!?!?" Geram Zella.

''Heheh. Tadikan abis panas-panasan dan kulitnya tuh kebakar jadi kusam deh. Biar Zayn juga makin suka hhe''jawab Stella spontan yang membuat Zella menepuk dahinya.

Tiba-tiba tidak ada angin tidak ada hujan hanya ada batu yang ukurannya lumayan besar. Membuat Zella yang tidak memperhatikan jalan dan tidak melihat keberadaan batu itu. Gadis itu tersungkur. Sebenarnya dia tersungkur bukan karena batu saja tapi karena tali sepatunya yang lepas dan terinjak oleh Stella.

"Awww"

'' Hahahah karma. Stella duluan yaa dadaah" ucap Stella dengan lambaian tangan dan berlari meninggalkan Zella menuju lapang utama yang berada dibawah.

''Ihh Stella tungguin!!! ''Teriak Zella sembari membenarkan tali sepatunya.

Dia merasa ada yang memperhatikannya dari belakang namun dia tidak perdulikan itu.

''Lo telat!''ucapnya dengan tegas.

Zella mendongak.

''Jihan. Eh maksudnya ka Jihan''katanya dengan polos namun disengaja.

''Ihh lo tuh ya udah telat ga sopan lagi''. ''Ih tapi gue telat sama Stella juga kok''Zella membela dirinya. "Kemana temen lo?!"tanya Jihan namun masih dengan tatapan sinis. "Dia tadi lari"jujur Zella. ''Udah kalau telat-telat aja, gausah ngibul gitu''Intrupsi seorang laki-laki yang baru saja bergabung. Ezra.

''Hmm. Oke lah lagian siapa juga yang ngibul, situnya aja gapercayaan''pasrah Zella. Lantas gadis itu berdiri dan berjalan menuju lapangan bawah diikuti Ezra serta Jihan dibelakangnya. Semua orang melihat Zella dengan tatapan yang paling Zella tak suka yakni tatapan seolah-olah Zella itu mangsanya, mereka mengada-ngada kira-kira hal negatif apa yang telah Zella lakukan hingga kedua senior ini ada dibelakangnya. Sedangkan Zella masih mencari sosok Stella. Ternyata Stella sedang bersama teman-temanya. Stella hanya memberikan cengiran khas gadis itu yang membuat Zella ingin menerkamnya sekarang juga. Semua siswa melihatnya. Zella sekarang berada diposisi paling depan menghadap kearah anak-anak yang sedang duduk santai.

R A Z E L ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang