Golf

521 86 2
                                    

Shift kerja Yoongi sudah usai, Pasific Oceans akan tutup tiga setengah jam lagi. Yaitu jam lima sore.

Jimin duduk di bangku panjang yang berada di depan toko souvenir sembari menggerak gerakkan kakinya. Ia sedang menunggu Yoongi.

Yoongi datang dengan ripped jeans biru tua dan hoodie hitam, menghampiri Jimin yang terlihat seperti anak hilang.

Orang lain yang memperhatikan Yoongi seketika menggandeng anaknya dengan erat. Mungkin dimata mereka seperti ini ; Jimin adalah Anak hilang yang manis yang akan diculik om om seperti Yoongi.

Yoongi tak perduli dengan pandangan orang orang tentang dirinya.

"Kamu setelah ini mau kemana?" Tanya Yoongi pada Jimin yang sudah menunggunya tiga puluh menit yang lalu di depan toko souvenir.

Jimin mendongakan kepalanya menatap Yoongi yang terlihat sangat tampan. Dia hanya mengulum senyumnya melihat Yoongi seperti itu.

"Kemana saja yang penting bagus, indah, dan tidak membosankan" Tukas Jimin. Ia terus saja memandang Yoongi. "Dan.. Yang paling penting bersamamu" Lanjut Jimin. Dirinya tersenyum sangat sangat lebar.

Yoongi membalas senyumnya. "Baiklah kalau begitu, kita ke taman yang jaraknya dekat dari sini saja" Ajaknya kemudian. Ia menggenggam tangan Jimin dengan lembut. Mengajak Jimin berdiri dari duduknya dan berjalan bersamanya.

"ayo!" Jawab Jimin dengan semangat.

Mereka berdua jalan beriringan. Sesekali Jimin menendang kerikil kerikil yang tak bersalah. Demi menghilangkan kegugupannya berjalan bersama Yoongi.

"Umurmu berapa?" Tanya Yoongi tiba tiba membuat Jimin menghentikan kegiatannya menendang kerikil di jalanan.

"Um.. 17 tahun. Kalo hyung?" Balas Jimin.

"21 Abad" Jawabnya asal dengan nada datar. Membuat Jimin terkekeh geli dan memukul mukul pundak Yoongi.

"Hahahaha... Hahahaha.. Masak Hyung umurnya 21 Abad! Tua sekali!" Jimin tertawa terbahak-bahak.

Padahal menurut Yoongi itu biasa saja. Tidak ada unsur humornya sama sekali saat dia mengatakannya. Tidak juga berniat untuk bercanda. Hanya berbohong saja.

"Hm.. Sudah lah. Umur hanyalah angka. Tidak terlalu penting untuk kehidupan" Ujar Yoongi menepuk pundak Jimin pelan. "Yang terpenting kita bisa melakukan yang kita inginkan selagi hidup!" Lanjutnya.

Jimin berhenti tertawa dan menatap Yoongi dalam dalam. "Ya, benar itu. Hyung benar sekali. You Only Live Once" Celetuk Jimin. Lalu menyibak rambutnya kebelakang.

Giliran Yoongi yang terkekeh geli.

"Kenapa?" Tanya Jimin. Heran melihat Yoongi tertawa tawa sendiri tanpa sebab.

"Hahahah.. Jidatmu lebar" Kata Yoongi.

Setelah mendengar ucapan tersebut Jimin berjalan lebih cepat mendahului Yoongi.

"Hei.. Jangan marah! Aku hanya bercanda.. Sesungguhnya jidatmu yang lebar itu indah juga" Tukas Yoongi sambil berlari menyusul Jimin.

'Dan kamu menjadi lebih manis saat menyibakkan rambutmu' kata Yoongi dalam hati.

Yoongi mengejar Jimin yang tidak mau berhenti dan malah berlari semakin kencang. Untung trotoar sepanjang jalan sedang sepi. Jadi mereka bebas berlari larian tanpa menabrak seseorang atau berkata permisi.

***

Ahahaha, I know, Ini cerita Flat banget.

Oke, sekian. Dan terimakasih banyak 💜💜💜

19 November 2018

Pasific Oceans •| YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang