Romeo

361 72 0
                                    

Hari yang dinantikan akhirnya datang juga. Yap, pertandingan Futsal antar sekolah.

Jimin sudah menghubungi Yoongi sebelumnya untuk datang ke pertandingannya, namun yang ditunggu belum juga datang. Padahal pertandingannya akan dimulai sebentar lagi.

Ayah datang dengan pakaian ala anak muda jaman sekarang. Sebenarnya tidak ada yang aneh dari penampilannya, namun ia malah tampak seperti orang yang akan menonton konser band rock ketimbang menonton pertandingan futsal anak SMA. Membuat beberapa orang memandangnya aneh.

"Ayah aku akan bersiap siap dulu. Ayah duduk saja di sebelah sana jangan disitu itu kubu milik lawan" Cerocos Jimin yang memperingatkan Ayahnya untuk tidak duduk di bagian timur tempat penonton. Ayah hanya menurut saja mendengar penrintah puteranya itu. Jimin meneguk air mineralnya sebelum berlalu menghampiri rekannya. 

"Semoga Berhasil" Ujar Ayahnya dengan senyuman semangat. Jimin mengacungkan jempolnya.

***

Aku sudah bilang kepada Jimin untuk datang ke pertandingannya karena memang gedung olahraga yang digunakan jaraknya dekat sini.

Tapi ibu.. 

atau aku tak usah datang saja.

Ibu Yoongi terbangun dari tidurnya. 

"Mau kemana kau bangsat?" Tanyanya yang sedang melihat Yoongi menggenakan jaketnya.

"Kerja" Jawabnya dengan singkat tanpa sekalipun memandang Ibunya yang mungkin akan menerkamnya lagi setelah semalam Ia ditendang habis habisan oleh wanita tersebut.

Ibunya menghela nafas panjang. Ia mengambil sebatang rokok yang terletak di atas meja. Menyalakan rokok tersebut dan menghisapnya. Wanita itu mendekat kearah Yoongi, mengembuskan asap rokok ke depan wajah anaknya. Yoongi diam. Ia menahan nafasnya mati matian untuk tidak menghirup asap rokok tersebut.

"Kamu pikir aku tak tau huh?" Ia menghisap rokoknya kembali. "Kau itu hanya kerja seminggu lima hari. Hari minggu dan senin adalah jatahmu UNTUK LIBUR" Ibunya berteriak diakhir kalimatnya. Membuat Yoongi reflek menutup matanya dengan rapat karena ludah Ibunya memuncrat mengenai wajahnya.

"DASAR PEMBOHONG"

*PLAAAK

Satu tamparan keras mendarat dipipi kanan Yoongi, membuat ujung bibirnya yang tipis itu robek dan mengeluarkan cairan merah. Belum sempat ia menarik nafasnya, Ibunya sudah mencengkram tengkuk Yoongi dengan kuat.

*Buagh

Kali ini ia membenturkan kepala Yoongi ke tembok. Pelipisnya sangat sakit, hidungnya berdarah tergores paku yang ada ditembok tersebut. Pundak Yoongi bergetar.

Sakiiit.. ini sangat sakiit

"Mau berbohong lagi? Pisau ini akan memotong lidahmu" Geram Ibunya yang sudah menggenggam pisau lipat dan melihat kearah Yoongi yang terdiam dengan tatapan kosong. 

Yoongi membuka suaranya "Aku akan pergi ke pertandingan olahraga" Ucapnya kemudian dengan suara bergetar. Menahan sakit dan menahan emosinya menjadi satu. Ibunya menanggapi dengan tatapan tajam dan sesekali menghisap rokoknya.

"Kuizinkan. Tapi dengan satu syarat" Ia menghisap rokoknya kembali lalu menghembuskan asapnya tepat didepan wajah Yoongi. "Besok malam kau harus ikut denganku. Tak ada penolakan atau kau kubuat bisu, tuli dan buta selamanya" Ancam Ibunya yang membuat Yoongi semakin sedih. Ibunya menjambak rambut Yoongi dengan kuat, mendekatkan wajahnya tepat pada wajah Yoongi sehingga Ia bisa merasakan hembusan nafas anaknya tersebut. "DAN JANGAN COBA COBA UNTUK KABUR KARENA AKU AKAN MENCARIMU KEMANAPUN KAU BERADA" Ludahnya lagi lagi muncrat dan mengenai wajah Yoongi. Ia melepas cengkramannya dengan kasar pada rambut putranya. 

Pasific Oceans •| YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang