Uniform

347 58 2
                                    

Acara ini memang dirancang seperti acara pesta pada umumnya. Beberapa susunan acara sudah dilaksanakan. Dan acara puncaknya kali ini adalah berdansa.

Ayah mengajak Jimin untuk berdansa bersama. Mereka berhadapan dan saling mengaitkan kedua tangan satu sama lain. Entah dansa jenis apa yang sedang mereka lakukan, Jimin dan Ayah tidak peduli dan terus saja menggerakkan tubuh selama lagunya mengalun.

Jimin tersenyum senang saat berdansa bersama Ayahnya. Begitupun Ayah yang juga terus menerus tersenyum sembari memandang putera satu satunya itu. Hingga senyuman Ayahnya memudar dan tiba tiba dengan reflek memeluk Jimin.

"Jim Maafkan Ayah" Tutur Ayahnya dengan tiba tiba.

Jimin terkejut dan membalas pelukan Ayahnya, mengelus pelan punggung Ayahnya tersebut.

"Ayah hanya tidak ingin anak ayah terluka lagi. Jim, Ayah mohon, jangan benci Ayah" Lanjut Ayah sembari mengeratkan pelukannya.

"Ayah tak perlu meminta maaf untuk kebaikanku" Ucap Jimin dengan lembut. Ayah melepaskan pelukannya. Menatap wajah puteranya. Menatap dalam matanya. 

"Kamu persis Ibumu"

Jimin Tesenyum sangat lebar.

"Sepertinya kamu sangat menyukai temanmu itu" Ujar Ayahnya dengan tatapan tulus dan kalem. "Kalau kamu mencintainya, tak apa. Ayah mengizinkannya"

Jimin merasakan kegembiraan yang sangat memuncak. Ia merasa banyak kupu kupu terbang di perutnya setelah mendengar perkataan Ayah. Pasti ada sesuatu yang membuat Ayahnya jadi seperti ini. Karena Ia tak mungkin merubah keputusan hanya dengan sekejap saja.

Interaksi Ayah dan anak itu terintrupsi dengan datangnya Namjoon yang menepuk bahu Jimin dengan pelan.

"Jim, kemana Jin hyung pergi?" Tanyanya kemudian. Karena sebelum acara berdansa tadi Seokjin selalu bersama dengan Jimin.

"Eh, kukira tadi dia mengabarimu, Hyung. Jin Hyung berkata padaku Ia harus pergi ke suatu tempat" Jelas Jimin pada Namjoon yang raut wajahnya mengatakan bahwa Ia cemas akan hilangnya Seokjin. Mendengar penjelasan Jimin, Namjoon segera melacak ponsel Seokjin.

Ponselnya menunjukkan sebuah arah ke tempat pemukiman kumuh yang jaraknya cukup jauh dari lingkungan sekitar hotel ini.

***

"Kau harus ikut bersamaku!" Perintah Ibu dengan kasar dan ketus. Ia mencengkram pergelangan tangan kiri Yoongi untuk kemudian ditarik keluar rumah.

Yoongi sudah tau Ia akan dibawa kemana. Dirinya tak mau kesana. Kakaknya Hilang ditempat itu tiga tahun yang lalu setelah Ibu mengirimnya kesana. 

Ia dengan sekuat tenaga mempertahankan dirinya sendiri. 

"Kumohon bu, jangan kesana. Aku tak mau kesana." Pintanya dengan lirih. Ibunya mendorong Yoongi hingga tersungkur ke lantai ubin yang sangat dingin malam ini. Ia berlalu keluar rumah dan kembali lagi dengan membawa ranting pohon yang cukup besar.

Wanita itu mengcengkram baju Yoongi dan ditariknya kuat kuat hingga Yoongi berdiri dengan sedikit terhuyung.

*Plak

Ibu menampar pipi kiri Yoongi. Kemudian menendang Yoongi hingga tersungkur untuk kedua kalinya. Yoongi jatuh tengkurap. 

*BUGH

Dengan sangat kencang Ia memukul kaki Yoongi yang terbalut celana selutut itu hingga memar.

"IKUT DENGANKU ATAU KUBUAT KAU TAK BISA BERJALAN" Bentaknya dengan kasar disusul pukulan pukulan lain yang lebih menyakitkan dari sebelumnya. Hingga bekas memar itu menjadi luka lecet yang mengeluarkan darah.

Pasific Oceans •| YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang