Kilo

415 74 5
                                    

Warn!!: Harsh words

Yoongi merasa capek hidup seperti ini; Ibu yang pulang malam, mabuk dan bau rokok, dengan emosi yang tidak pernah bisa Ia tebak.

Ibunya pecandu

Ibunya dulunya pelacur. Tapi sejak Yoongi memutuskan untuk tidak kuliah dan kerja di pasific oceans, Ibunya tidak kerja dan sangat menggantungkan uang dari Yoongi.

"Kerja sampai malam. Menghasilkan apa kau ini?!" Bentak ibunya dengan suara yang melengking. Memekakan telinga yang mendengarnya.

Yoongi tersenyum miris. Uang gajinya setiap bulan diambil ibunya hanya untuk membeli obat obatan terlarang dan terkadang minumal beralkohol atau rokok. Serta yang lebih parah lagi berpergian ke bar terdekat.

"Minggu kemarin kan Ibu sudah kuberi uang" Kata Yoongi kemudian dengan nada rendah.

"Itu tidak cukup! Atau ku jual tubuhmu saja pada orang orang yang ada di bar sebelah Utara?!" Ibu Yoongi mendekat kearah Yoongi. Mencengkeram tangan kanan Yoongi sangat kuat. Dirinya tak bisa melawan. Ibu adalah orang tua satu satunya.

Kadang jika ibunya pulang dari Bar, dan emosinya sedang kalut. Ia akan menangis sesenggukan meminta maaf pada Yoongi. Dan terkadang malah sebaliknya; Mengamuk bahkan sampai menyiksa Yoongi. Setidaknya Yoongi masih meliliki rasa kasihan.

Yoongi menatap Ibunya dengan tatapan memohon.

BAR sebelah Utara katanya..

Bar sebelah Utara adalah Bar khusus orang orang gay dan rumornya terdapat jual beli anak secara illegal.

"Terkadang aku memiliki firasat untuk membunuhmu, dan menjual organ tubuhmu. Tapi aku tak sekeji itu untuk mendapatkan uang hanya dengan sekali kedip dan lenyap tak ada lagi. Tak memberikan sisa yang bermanfaat" Cerocos ibunya masih mencengkeram lengan Yoongi dengan kuat. Ia menahan nafasnya untuk tidak menghirup aroma wiski dan rokok yang menyeruak dari mulut Ibunya.

"Bagaimana? Kau tertarik? Setiap hari mendapatkan uang yang lebih banyak dari gajimu?!" Ujar Ibunya dengan nada berbisik ke telinga Yoongi.

Yoongi terdiam. Takut? Tidak. Dirinya hanya tak ingin melawan. Sudah itu saja.

*PLAK

Satu tamparan mengenai pipi Yoongi.

Yoongi sudah biasa seperti ini.

Bahkan punggung bekas cambuk rotan dua hari yang lalu belum sepenuhnya sembuh, dirinya sudah disiksa kembali.

Ada perasaan ingin melawan. Tapi Yoongi takut durhaka. Ibunya telah mengasuhnya dan menyekolahkannya hingga SMA. Seharusnya ia cukup bersyukur. Walaupun cara ibunya merawat dan mendidik Yoongi sangat aneh. Namun Yoongi tau keadaan, setidaknya Ia harus merawat Ibunya hingga musim dingin datang dan dirinya bisa lepas dengan membalas budi dari kebaikan ibunya.

Tak ada untungnya juga membangkang dan berbuat seenaknya. Berbuat kenakalan saat remaja contohnya. Tak ada guna, yang ada dia akan di buat babak belur oleh ibunya sendiri. Bukan musuh atau temannya.

"Berikan semua uangmu itu! aku tau kau memiliki tabungan dan menyimpannya!" Pekik Ibunya tepat di depan wajah Yoongi dan meludahi anak itu.

Yoongi hanya terdiam. Memang benar uang gajinya Ia simpan sebagian. Kalau tidak seperti itu, mau makan apa nanti dirinya?

Ibu melepas cengkraman tangannya pada Yoongi. Kemudian menempeleng kepala Yoongi hingga dirinya terjatuh terantuk lantai dengan sangat keras. Kepala Yoongi sakit bukan main. Rasanya panas dan berdenyut nyeri.

"Kau itu punya mulut tidak?!" Bentak Ibunya.

Yoongi mengangguk.

"Kenapa kau masih diam?! Apa kau Tuli dan Bisu, Huh?! JAWAB AKU!" Tendangan Ibu tepat mengenai punggung anaknya itu dengan kasar. Tak ada rasa belas kasihan atau kasih sayang sekikitpun.

Yoongi hanya meringis saja. Menahan rasa sakit.

"APA?! SAKIT?! MAU KUBUAT TULI DAN BISU SEKALIGUS?!" 

"Am-ampun bu.. maaf Yoongi Nakal. Yoongi tak bisa membahagiakan Ibu. Uang Yoongi habis bu" Yoongi nyaris tak bisa berkata apa apa lagi. Ucapannya terdengar persis seperti anak yang sedang dihajar oleh orang tuanya.

"Alasan! Aku tau kau berbohong dasar anak Tak berguna! Bajingan!" Hardik Ibunya kemudian meludah untuk yang kedua kalinya sebelum keluar meninggalkan rumah.

Ia kembali lagi kerumah seolah ada yang tertinggal, namun tidak rupanya. Ibu kembali lagi untuk menendang kepala Yoongi lalu pergi begitu saja keluar rumah.

*BRAKK

pintu ditutup dengan kasar.

Kemudian Yoongi bangkit, dirinya duduk menekuk lutut dan menyandarkan punggungnya dengan hati hati pada tembok. Sesekali Ia memegang kepalanya yang terasa sakit itu. Yoongi terisak pada heningnya malam.

Kapan ini akan segera berakhir...

***

25 Desember 2018

selamat liburan dan makasih sudah setia dengan cerita ini. Berkat Vote kalian aku jadi semangat untuk berpikir dan mencari ide ide. hehehew.

Pasific Oceans •| YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang