Pementasan selesai dan saya tak bertemu lagi dengannya, saat itu saya merasa resah, bagaimana tidak ,malam itu dia sekaan memberikan harap.
saya mencoba menghubunginya dengan alasan bukber bersama teman teman teater,memang pada saat sesudah pementasan kita semua ingin mengadakan bukber, kebetulan itu menjadi alasanku untuk berkomunikasi dengannya.
' mau ikut bukber ? ' , itu pertama kali pertanyaaan yang saya ajukan padanya lewat dm, dia tidak memiliki telephone, dia anti sosial, dia hanya memiliki akun instagram yang itupun jarang aktif, dia menjawab pesan singkatku beberapa hari kemudian, tapi saya lupa dia menjawab apa, yang saya ingat waktu itu dia memintaku memasukannya ke group line, saya sangat senang ternyata dia ada media sosial untuk dihubungi,tentu itu menimbulkan harap lagi bagi saya.
Saya pun berkomunikasi lewat line dengannya,dengan percakapan yang sangat sangat sederhana,tapi meruntuhkan pertahanan hati saya, rasa ingin memiliki kembali menghampiri.
pada suatu malam, tepatnya sesudah magrib, saya melihat ava line nya menggambarkan seorang wanita, wanita berjilbab, dengan warna gambar hitam putih, wanita itu terlihat manis, tentu itu membuat saya hancur,saya menangis kala itu, mungkin dia kekasihnya waktu itu, tapi yang menjadi masalah kenapa dia memperlakukan saya seperti ini, perlakuan yang membuat saya menimbulkan harap padanya.
Saya tak lagi berharap padanya, saya memilih seorang lelaki yang menurut saya dia yang terbaik, tapi nyatanya perasaan ini masih sama padanya, tak berubah,malah semakin kuat.
Beberapa hari setelah itu, saya melihat di instagram tuan sore , dia menggunggah foto seorang wanita beserta puisi yang dibuatnya.
- tersenyum, tersipu malu,
Seketika dia memeluk tubuhku
Walau angan angan -Gambar itu berwarna pink dan putih, orang yang ada di gambar itu adalah,
Aku, iya aku.Sungguh pada saat itu saya kaget, saya merasa senang, ah, perasaan yang tak tentu kala itu,tapi saya hanya diam, pada saat itu posisinya saya sudah mempunyai kekasih, walau perasaanku menetap padanya,tapi saya ingin mencoba melupakannya.
Biarlah aku menjadi perindu yang tabah,
menanti dalam linang dan gelapnya ruang,
dan sesekali aku adalah ucap,
yang tak lagi memiliki harap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalalara
Short StoryKebebasan, kepercayaan, dan terbang,terbang,terbanglah bulanku.