S A P A R U A

103 5 2
                                    

Tempat yang terletak di tengah ibu kota, tempat yang cukup ramai,
jika sore tempatnya bagus,sangat bagus.

Sebenarnya saya sering ke saparua, tapi tidak untuk duduk dan berdiam di tangga, melainkan untuk lari dan berolahraga, terakhir saya mengunjungi saparua kelas 9, tapi jika melewat sering.

Sehabis dari tukang bakso dekat saparua, sore mengajakku pergi,tapi entah mau kemana sebelum itu kita membeli 2 ice cream durian pinggir jalan, kitapun pergi dan ternyata dia mengajakku ke saparua, awalan saya merasa aneh, karna saya kesaparua itu untuk berolahraga, bukan untuk berdiam, tapi sudahlah saat itu aku tidak perduli dengan hal apapun, yang jelas saat itu aku sedang bersamanya dan saya senang.

Kita pun duduk di tangga,yang kalau bisa diarahkan terletak di depan arena, sebelah kiri itu wc, kita duduk disitu dan memakan ice cream yang dan ternyata tidak enak wkwk, saya pun menggerutu perihal hal itu padanya, dan dia hanya mampu tersenyum dan sedikit tawa kecil wkwk

Satu minggu sekali mungkin kita ke saparua, kita memanggil saparua dengan sebutan 'pluto' entah dia yang memberi nama,tempat ini menjadi tempat yang sangat saya sukai sedari saya dibawanya,saya mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan saparua,mungkin karna saya kesaparua dengannya, di saparua kita tidak hanya beridam, tapi kita sering membuat puisi bersama, membuat cerpen, atau menghayal, ya,kita sering menghayal bersama, perbincangan mengenai masa depan, obrolan mengenai perubahan diri, atau semua hal kita perbincangkan.

Kita tidak ingin memiliki hubungan yang isinya hanya mengenai 'cinta',kita ingin mempunyai hubungan yang menghasilkan karya, dan cita cita kita adalah mempunyai galeri seni sendiri, sangat menarik..

Intinya saparua adalah tempat paling indah yang ada di semesta,tempat yang selalu menagih, karna dirinya,
Karna sore.

Dan bandung bagiku,
Hanya sepetak tanah yang cukup
Untuk kita berdua miliki,
Dimana kita bisa bebas memilih
Lahan untuk kita pijaki,
Perihal tamu yang ingin menepi,
Aku tak hendaki,
Ini terlalu indah untuk dibagi.

- Purnama alenia 1

KalalaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang