"RADITYA ALDERALD!! "Teriak wanita paruh baya, dengan kacamata merah yang selalu ia pakai, serta setumpuk buku yang selalu ada di genggaman tangannya.
Cowok yang dipanggil itu menoleh, melihat asal suara yang memanggilnya. Radit menyunggingkan cengirannya lalu berjalan menghampiri wanita paruh baya itu, panggil saja Bu Iyem.
"Eh Ibu.. "
Bu Iyem menggeplak bahu Radit dengan setumpuk buku yang selalu ia pegang itu, "kemaren kamu kemana?! Udah bikin masalah, terus malah gak masuk! Kamu laki bukan?! "Cecarnya.
Radit meringis, mengelus elus bahu yang jadi sasaran empuk Bu Iyem pagi ini.
"Aduh bu. Ini anak muridnya baru masuk, mbok ya disapa gitu. Masa langsung digeplak sih, bu "
Plak!!
Radit meringis lagi, udah deh gue diem aja.dari pada gue ngomong terus tar bahu gue memar memar gara-gara pukulan si bayem (read: Bu Iyem)
"Jangan ngeles terus kamu!"
Kedua tangan radit disatukan didepan dada dengan memasang muka melas, "maapin anak kanjeng dimas ya, bu. "
Bu Iyem menghela nafasnya, berurusan dengan anak satu ini emang gak ada habisnya. Selaluuuu aja, omongannya ngawur gini.
"Yaudah, sana masuk kelas! Tapi jam istirahat, kamu ke kantor ibu dulu. "Ujarnya dengan nada yang sedikit melembut.
Radit sumringah lalu bergaya hormat, "Siap bu! "
Setelah bergaya seperti itu dia pun ngabur sebelum Bu Iyem berubah pikiran dan kembali menyandera dirinya.
Bu Iyem yang melihat kelakuan Radit yang gak pernah berubah itu, cuma bisa gelengin kepalanya sambil berdecak gemas.
"untung spesies macam radit cuma satu. kalo semua murid kaya dia, bisa stress aku!"
• • • •
"ZAA!!" Beriringan dengan teriakan cempreng itu, Tika (selalu) berlari untuk menghampiri Yuza.
sedangkan yang namanya dipanggil cuma bisa ngerutin dahinya sambil mikir, ada berita apaan lagi nih?
"WOI ETDAH. DIPANGGILIN NYAUT KEK!!" Dumel Tika setelah sudah duduk disebelah Yuza. Nafasnya tidak beraturan, dahinya keringatan. Gak tau deh dia udah lari sejauh apa.
Tangan kanan Tika langsung menarik es teh manis yang tersuguh didepannya. dengan sekali teguk, air didalam gelas itu pun habis.
"TIKA IH! ITU MINUMAN GUEE" Cecar Yuza.
Tika mengelap air yang menetes diujung bibirnya, sambil nyengir. "gak boleh pelit sama temen sendiri! nanti kuburannya sempit."
Yuza mencebirkan bibirnya sebal, "kalo sempit ya tinggal diluasin. gak perlu berbaik hati sama orang yang gak pernah modal, kaya lo!"
Tika hanya ketawa mendengar Kalimat konyol yang Yuza lontarkan.
"Gini loh..." Tika berdehem sebelum memasang wajah serius, "Radit udah masuk, za!"
Yuza mengangkat sebelah alisnya. "Dia sekarang dimana?"
bibir kanan Tika tertarik keatas, mengeringai sebentar.
"Tuh, lagi kena guyuran hukuman dari Pak Andri."ujar Tika sambil mengangkat telunjuknya kearah lapangan yang emang dekat dengan kantin.Yuza menoleh kearah yang ditunjuk oleh Tika, dilihatnya cowok itu emang sedang dalam posisi push up dan di sampingnya ada Pak Andri-Guru BK kedua setelah Bu Iyem- yang mengawasi Radit untuk menjalani hukumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whats Wrong With Om-Om?
Teen FictionJika ada yang bilang hidup lumayan membosankan, maka Yuza akan berteriak setuju dengan kencang. Namun ketika ada seorang om-om yang hadir dihidup Yuza, semuanya kian berubah. Siapa sangka kalau hidupnya akan berputar 180° menjadi lebih berwarna se...