Dikala siang menuju petang hari ini, warna abu gelap melingkupi kota Jakarta. Menutupi cahaya matahari, digantinya dengan kilat petir. Kala itu juga, aku bersama ketiga temanku sedang pergi. Mengitari kota jakarta, menuju tempat tujuan—yang mungkin akan menjadi tongkrongan kopi kami setelah ini. Dibawah gelapnya awan yang kian berubah menjadi rintik air, kami berjalan, melihat kehidupan padat kota Jakarta. Dibawah gelapnya awan juga, kami bergurau penuh tawa, saling mengejek satu sama lain. Dan dibawah gelapnya awan pula, memori baru telah kami ciptakan dalam benak masing-masing insan untuk kemudian menjadi bagian kecil cerita perjalanan hidup kami.
—Memori Awan Gelap; Chrissie Elizabeth, 2018