Semesta.
Lagi-lagi kau berkelakar.Meninggalkanku berdua bersama asa yang katung, bersama dia yang mengukir luka dalam setiap ceruk hati. Merajut sengsara dalam detak nadi.
Melucuti seluruh tameng yang susah payah ku buat, menyisakan diriku yang ringkih, tak berdaya. Tanpa pertahanan.
Aku, untuk kesekian kali, kalah dengan semesta.
—Si September