Selalu

22 1 0
                                    

Jaman sekarang, mereka sibuk membicarakan orang lain. Menjelekan, merendahkan, merasa dirinya paling tinggi dan berguna. Terlalu fokus pada kekurangan orang lain, sampai mereka lupa, bahwa diri mereka juga sama kurangnya.

Sungguh, manusia memang semenyedihkan itu. Orang yang pertama dilihat untuk dikomentari, diejek bahkan untuk diintropeksi bukanlah dirinya, melainkan orang lain. Orang yang menurutnya rendah serta tak pantas berada disekitar mereka.

Jangankan bercengkrama dengan orang 'rendah' itu, berada dalam satu lingkungan yang sama saja sudah bagai berada didalam satu kolam limbah. Menjijikan. Padahal tanpa mereka sadari, dirinya mungkin lebih rendah dibanding orang yang direndahkan. Sama menjijikannya. Sama tak pantasnya.

Selalu seperti itu—manusia memang selalu melupakan dirinya dalam keadaan apapun. Merasa tinggi, berhasil menggapai langit. Walau nyatanya? Itu semua hanya sebatas ilusi mereka. Tak nyata, juga tak berfakta.

—Selalu seperti itu, 2019
Chrissie Elizabeth

Sekala JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang