Aku memang menyukai senja. Bahkan, aku jatuh cinta pada senja. Namun, senja juga tak sempurna. Dari ketidaksempurnaannya itulah aku belajar untuk tetap tegar.
Senja hadir menemaniku. Menyapaku dengan lembut, juga memberikan kehangatan. Aku menikmati segala kehadiran senja. Bersama senja, aku merasa tenang.
Kemudian, setelah aku merasa sangat nyaman bersamanya, senja berangsur pergi. Senja pergi meninggalkanku sendiri, menyisakan aku dan kegelapan. Tak ada lagi kehangatan dari senja. Yang tersisa hanya rasa dingin dari kegelapan.
Kamu tahu? Senja yang ku maksud adalah kamu.
Djakarta, 06.25pm