Shet [3]

16 7 4
                                    

Hari sabtu adalah hari untuk ber-mager-ria. Sabtu pagi ini, Anggia bukan untuk bermageran seperti biasanya. Tapi ia sedang di buru waktu, karena pagi ini ia akan mengikuti lomba di dekat cafe batavia.

Buru-buru, Anggia segera memasukan barang-barangnya ke dalam tas. Lalu turun ke bawah, untuk seger berangkat.

"Kaka! Sarapan dulu!." teriak Susan.

"Maaf mah, gabisa. Aku bisa telat nanti. Aku berngkat ya, i love you!." balas Anggia sambil terus berlari dan masuk ke dalam mobil. Sementara Susan hanya geleng-geleng kepala melihat anak gadis yg satunya itu.

Di dalam mobil, Anggia segera memakai sealtbet nya. Lalu memakai sepatu yg tadi belum sempat ia pakai.

"Ayo pak, nanti Anggia bisa terlambat ikut lombanya."

Dan mobil avanza hitam pun langsing melesat keluar dari gerbang rumah.

°°°

"Udah semua?" Tanya Brian, pada Galang.

"Udah, semua udah di dalam mobil gue," Jawab Galang, mantap.

Mereka segera berangkat, untuk menghadiri lomba. Yg kebetulan di dekat cafe batavia. Ini bukan lomba resmi antar sekolah, hanya lomba biasa. Brian menyalakan mobil sport miliknya, dan segera meluncur menuju lokasi.

Sementara Galang memakai mobil jeep kesayangannya.

Ketika sampai di lokasi. Tempat itu sangat ramai. Jelas, karena malam nantinya ada pameran foto. Ini sudah ingin menjelang sore. Sekitar jam tiga. Brian dan Galang langsung menurunkan properti yg mereka bawa.

Dan meletakkannya di stand stand yg tepat. Sehingga, juri mampu menilai-nya dengan mudah. Tema yg di adakan adalah, tentang alam.

Brian meletakan foto pemandangan malam. Ada banyak taburan bintang di antara hiruk pikuk kota jakarta. Sangat indah.

"Selesai.." Ucap Galang.

Sesi penilaian sedang di lakukan oleh para juri. Hingga salah satu juri itu menghampiri stand Brian. Sesuai temanya, brian mendekorasi tempatnya bertema alam juga. Sangat kreatif dan indah..

"Kamu kreatif juga ya.. " Puji seorang juri.

Brian menanggapinya dengan senyuman seramah mungkin. Meskipun senyuman itu terlihat lebih kontras seperti tidak tersenyum.

Setelah menunggu sesi penilaian yg cukup memakan banyak waktu, karena tidak hanya sedikit yg mengikuti lomba ini. Tapi puluhan orang, pengumuman pemenang akan segera di infokan. Sambil menunggu, Brian mengecek ponselnya.

Ada notifikasi dari kakeknya yg di luar negeri. Korea. Brian memang masih ada keturunan Korea. Karena sang Ayah dan kakek berasal dari Korea, ibu yg dari indonesia. Rambutnya yg sedikit kecoklatan adalah gen murni dari ayahnya. Sifat dingin dan pendiam itu adalah keturunan dari ibunya.

Pesan yg sama. Kakeknya Selalu menanyakan bagaimana kabar Brian. Dengan senang hati ia pun membalasnya. Brian hanya memiliki kakek, itupun jauh. Kakeknya sering membujuknya untuk pindah, ikut bersamanya ke Korea. Tapi Brian selalu menolaknya, dengan Alasan 'Brian tidak mau membuat rumah penuh kenangan ini kosong.' begitu katanya. Ya, kakeknya tidak bisa apa-apa selain menuruti permintaan cucu kesayangannya itu.

Mereka mendapatkan Juara dua. Lumayan, cukup membanggakan. Brian pun sama senangnya seperti Galang. Yg sekarang sudah meluk-meluk piala itu, saking senengnya. Ya, mereka mendapatkan juara dua. Meskipun begitu, mereka tetap bersyukur.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang