Seumul shet [23]

14 2 0
                                    


🎵Moments - Christopher🎵

Anggia sampai dirumah dengan wajah lesu dan mata sembab. Cewek itu diantar pulang oleh Galang yg saat itu bersama Ilham, mereka berdua kebetulan mengetahui mobil Anggia yg ada di tepi trotoar dekat lampu merah. Galang dan Ilham saat itu ingin kerumah Brian untuk menjemput Audia yg ada disana sebab Minjae akan berangkat ke Singapura untuk menyusul Brian dipenerbangan berikutnya.

Galang beralih membawa mobil Anggia sementara Ilham membawa mobil Galang. Kebetulan juga, dirumah ada Shela dan Pevita, mereka kembali kerumah Anggia kala Galang memberitahukan bahwa Brian sedang di Singapura untuk menjalani operasi. Shela dan Pevita segera kerumah Anggia karena tahu bahwa cewek itu pasti belum tahu kabar ini, tapi melihat Anggia dengan keadaan seperti ini mereka yakin Anggia sudah tahu sendiri.

Sebetulnya Shela enggan kesini kalau saja tidak dipaksa Pevita. Ia masi kesal pada Anggia karena kejadian tadi sore, namun disatu sisi ia juga merasa kasihan dan sedih melihat sahabatnya seperti ini. Sebagai seorang sahabat yg mengakui bahwa dirinya sahabat sejati, maka ia harus mengesampingkan emosinya terlebih dahulu untuk memperbaiki ikatan persahabatan mereka agar tetap utuh.

"Kenapa ga ada dari kalian yg bilang kalau Brian mau jalanin operasi?" tanya Anggia sambil sesekali menyeka air matanya yg terus mengalir.

"Sorry Nggi kita juga baru tau tadi pas Brian bilang dia udah di bandara buat jalanin Operasi mata" bohong Galang, sekarang ia jadi merasa bersalah karena perkataannya sendiri. "Lo tau sendiri kan, Brian itu gimana, dia selalu nyimpen semuanya sendiri"

Sebetulnya Galang sudah tau ini dari beberapa hari yang lalu, tapi Brian bilang untuk tetap merahasiakan ini dan biarkan ia sendiri yang memberitahukan hal ini pada Anggia. Dan Galang setuju dengan hal itu karena itu memang hak Brian, tapi nyatanya temannya itu tidak memberitahukan Anggia kabar ini. Dan pada akhirnya Anggia tahu sendiri.

Disatu sisi ia ingin marah pada Brian, tapi bisa apa? Tidak mungkin kan, kalo tiba-tiba galang ikut campur urusan mereka berdua?

***

Brian sedang menatap langit malam dari dalam pesawat, ada banyak bintang yang menyinari langit ini. Hanya satu yg terlintas dibenaknya, bagaimana kabar Anggia? apa cewek itu tahu mengenai kabar ini?. Tentu saja, pasti Anggia tau dari salah satu orang rumahnya atau mungkin dari teman-temannya.

Satu setengah jam berada dipesawat, baginya itu sangat lama. Brian menatap arah jarum jam yg bergerak, masi ada satu jam lagi untuk sampai di Singapura memijat sedikit pelipisnya ada sedikit rasa takut jika Operasi nanti gagal. Katakanlah Brian terlalu berpikir jauh tentang seluruhnya, terlebih memikirkan hal yg buruk saja. Tapi memang itu yg sedang ia rasakan. Takut.

Seorang Pramugari menghampiri Brian membuat aktivitas memijat pangkal hidungnya terhenti sejenak karena sang Pramugari mengatakan pada Brian ia harus membuka tirai jendela karena sebentar lagi pesawat akan mendarat.

Bleazer yg tadi ia lepaskan selama berada dipesawat kini Brian pakai kembali, melihat kearah jam yg sudah menunjukan pukul setengah sepuluh lewat beberapa menit. Ketika turun dari pesawat dan keluar dari bandara. Udara di Negara Seribu larangan ini cukup dingin. Sambil menarik koper putihnya, matanya mencari-cari seorang suruhan Kakeknya untuk menjemputnya dibandara. Lalu langkahnya menghampiri seorang Pria bertubuh tinggi yg memakai jas hitam, kacamata hitam dan juga sedang memegang sebuah kertas bertuliskan. "PENJEMPUT KIM BRIANO" dengan huruf Hangul.

Pria itu langsung mengambil alih koper Brian, dan memasukannya kedalam bagasi mobil. Brian duduk dikursi belakang sedangkan Pria yg tadi duduk didepan bersama seseorang lainnya yg mengendarai mobil.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang