Net [4]

21 7 2
                                    

Minggu pagi, sangat cocok untuk melakukan olahraga lari. Seperti saat ini, Anggia sedang jogging dengan anduk yg terikat di telapak tangannya, rambut yg di kuncir seperti buntut kuda. Hotpants kolor berwarna putih dan juga tengtop hitam yg menutup tubuh mungilnya. Oh, jangan lupa, sepatu sneaker berwarna senada dengan celananya.

Demi menjaga kebugaran tubuh, Anggia selalu melakukan hal ini di minggu pagi. Begini-begini juga, Anggia pintar merawat tubuh. Agar tetap ideal, baginya olahraga adalah hal yg wajib ia lakukan.

Sejenak Anggia berhenti sebentar untuk istirahat, ia duduk di bangku besi yg ada di area kota. Ya, Anggia jogging di dekat area kota. Sangat ramai, ia menyeka keringat yg ada pada pelipisnya. Lalu membuka botol air mineral yg sempat ia beli sebelumnya. Ketika sedang memperhatikan jalanan, tidak sengaja matanya melihat sosok cowok yg semalam mengantarnya pulang. Brian.

Sedang apa cowok itu?

Apalagi, kalau bukan jogging?

"Briaan.." Yg di panggil diam aja, Anggia lari mengejarnya. Cowok itu langkahnya lebar sekali.

Kali ini Anggia berusaha untuk mau berbicara pada Brian, ia akan memberanikan diri. Karena kalian harus tau, tidak ada hasil tanpa usaha.

"Brian.." Panggil Anggia sekali lagi, kali ini. Cowok itu nengok. Mencari sumber suara yg tadi memanggilnya.

Brian sangat tampan. Kaus polos berwarna abu-abu dan celana panjang training berwarna hitam itu sangat kontras dengan kulitnya yg putih. Di tambah sepatu sneaker berwarna senada dengan kausnya. Terlihat makin tampan, saja.

Cowok itu melepas headset yg ia pakai. Oh, pantas saja ia tidak dengar. Ternyata kupingnya di sumpal toh.

"Dipanggilin ga nyaut-nyaut. Ternyata kupingnya di sumpel." Kata Anggia, ia terengah, karena setengah berlari.

Brian hanya diam. Siapa dia?.

"Lo jogging juga ya?"

Brian mengangguk. Lalu melepas headset nya.

"Sendiri?" Tanya Anggia, lagi.

Dan, lagi-lagi. Brian mengangguk.

"Ohh gitu," Ujar Anggia, sambil mengangguk.

Brian hanya tersenyum, tipis. Apa cewek ini mengenalinya? Siapa dia?. Brian berusaha mengingat-ngingat.
Wajahnya oval, kulitnya putih bersih dan matanya sedikit sipit. Senyum yg manis dan rambutnya sedikit kecoklatan.

Sempat terpesona, Anggia langsung kembali pada fokus. Untuk menentralisirkan degup jantung yg semakin menggila. Anggia membuka botol air mineral yang tadi, lalu meminum isinya. Sedangkan Brian, masih memperhatikan cewek di depannya ini.

"Kenapa? Mau?." Tanya Anggia sambil menyerahkan botol air minum yg ia pegang tadi.

Brian hanya tersenyum tipis, lalu menggeleng.

"Jogging lagi yuk?." Ajak Anggia, membuat Brian menoleh pada cewek itu, lalu mengangguk.

"Soal, tadi malam. Gue banyak terimakasih ya sama lo. Kalo ga ada kamu, mungkin gue udah jalan sampe rumah. Gempor." Kata Anggia, berusaha mencairkan suasana. Tapi Brian hanya diam dan memandang lurus kedepan.

Tadi malam? Oh! Apa ini cewek yg tadi malam mengantarnya?. Ia rasa mungkin memang cewek itu. Mengingat ada gelang hitam ditangan kirinya.

Brian sendiri hanya diam. Kemudian, "Sama-sama." jawabnya. Meskipun suaranya pelan sekali

Tapi Anggia mendegarnya, membuat Anggia menoleh pada cowok itu, lalu tersenyum.

"Gimana?" Tanya Brian. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang