Yol Hana [11]

16 6 0
                                    

"Yg sempurna pun, pasti memiliki kekurangan. Sebab itu, tidak ada manusia yg sempurna di bumi ini."

Butuh waktu lama bagi Brian untuk beradaptasi, baik di lingkungan lama ataupun baru. Semua manusia memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Itu sebabnya mengapa manusia harus bisa saling melengkapi.

Yg orang lain tau, dirinya adalah yg paling sempurna. Pintar, tampan, hidup berkecukupan. Tapi semua itu tak ada artinya bagi dirinya, sebab yg ia butuhkan bukan tahta dan harta. Yg ia butuhkan adalah sebuah rangkulan, genggaman dan pelukan hangat dari orang yg ia sayangi.

Mimpi itu datang lagi, sejak kecil, dirinya selalu di hantui dengan mimpi yg sama. Keringat bercucuran melintasi dahi hingga membuat bajunya basah.

Nafas Brian tersenggal-senggal. Di mimpi itu. Ada dirinya, dan kedua orang tuanya. Tapi mimpi itu tampak samar.

Brian terbangun ketika guncangan dan suara di dekatnya.

"Brian! Bri! Brian bangun!."

Nafasnya tersenggal-senggal, untungnya Galang ada disini. Cowok itu langsung membangunkan Brian ketika mendengar suara Brian dari kamar ini.

"Gue denger suara lo dari kamar sebelah. Sory gue masuk ke kamar lo." Ucap Galang sedikit memelankan suaranya. Pasalnya, tidak ada yg boleh memasuki kamar Brian selain dirinya. Bahkan, asisten rumah tangga pun dilarang masuk ke kamarnya.

Brian mengangguk, lalu mengusap wajahnya dengan gusar. Ia benar-benar seperti sedang di kejar kejar rombongan anjing serigala.

"Lo ga minum obat tidur?, Lo lupa pasti." Tebak Galang, cowok itu langsung membuka botol obat yg ada di nakas. Ia memberikan satu tablet obat tidur pada Brian, yg langsung di minum cowok itu.

"Gue keluar ya," Ucap Galang, yg di balas anggukan oleh Brian.
Galang langsung menutup pintu.

Begitu Galang keluar, Brian masih terjaga. Ia melihat jam di nakasnya. Pukul dua pagi, pantas saja Galang mendengar suaranya. Sepertinya, cowok itu sedang mengedit.

Sejenak ia merenungkan dirinya. Sejak kepergian kedua orang tuanya mimpi ini selalu menghantuinya, seperti sebuah teka teki yg harus ia pecahkan. Kepingan-kepingan mimpi itu mengaitkannya pada peristiwa kedua orang tuanya dahulu.

Apa ini sebuah pertanda? Entahlah.

***

Pagi harinya Brian terbangun, ia segera mandi dan berpakaian rapih. Ini hari sabtu ia sudah berjanji akan mengajak Anggia pergi, karena ini hari pertama mereka jalan bareng sebagai sepasang kekasih.

Brian turun ke lantai bawah, dan menuju ruang makan, dimana sudah ada Galang yg duduk di sana, sambil menyantap roti dan laptop yg menemaninya. Tumben sekakali, apa cowok itu tidak tidur,?.

"Tumben Lo rapih," Ujar Galang ketika melihat Brian sudah rapih dengan setelan hodie kotak-kotak berwarna mustard mix setelan baju dalam berwarna hitam. Dan celana hitamnya. Tak lupa, sepatu hitam yeezy yg ia kenakan.

Brian tidak menjawab, "Lo ga tidur?." tanya nya.

"Gabisa tidur gue, takut lo kebangun lagi." jawab Galang. Matanya masih fokus pada layar laptop.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang