Yol Dhaseot [15]

17 4 0
                                    

'Aku harap. Kamu bisa menjadi lentera-ku, ketika kegelapan menyergapiku. Kamu datang untuk memberikan cahaya dan penenang dalam hidupku.'

Setelah dua hari yg lalu Galang memberikan instruksi pada teman-temannya dan membuat grup diline. Ia berkata akan mengajak teman-temannya berkunjung ke vila pribadi keluarganya yg ada di daerah jogja. Untuk berkunjung selama empat hari.

Galang bilang, mereka tidak akan membawa kendaraan pribadi karena mereka akan naik kereta dari jakarta ke jogja. Mereka akan berangkat malam hari, dan Anggia sudah siap dengan koper bawaannya. Brian yg sudah menunggu didalam mobil bersama Minjea, menunggu Anggia keluar.

"Apa kau membawa obatmu?." Tanya Minjea yg duduk dikursi kemudi.

"Hm."

Tak berapa lama kemudian, gerbang rumah Anggia terbuka menampilkan sosok cewek yg menyeret kopernya dengan topi hitam dan jaket levis yg menutupi tubuhnya. Itu Anggia.

"Dia cantik." Celetuk Minjea, yg langsung dapat sorot mata tajam dari Brian.

"nolliji mala!!."

"yuhog-ilan mueos-ibnikka? naneun tijeoui jonglyuga anida!."

Brian membuka kaca mobil, dan mengatakan kepada Anggia untuk segera masuk. Dan Anggia menuruti itu. Mereka segera menuju rumah Galang, karena mereka akan berangkat kesana menggunakan mobil Van milik keluarga Galang.

Setiba disana sudah ada Rama, Ilham, Shela Dan Galang. Anggia dan Brian langsung menghampiri mereka.

"Pevita mana?." Tanya Galang. Ketika melihat kurang satu orang.

"Ohiya, tadi Pevita Line gue. Dia ga diidzinin sama bokapnya. Jadi gaboleh ikut, padahal nyokapnya udah ngeidzinin." Ujar Anggia.

Sementara Galang berfikir sebentar. Pevita tidak bisa ikut? Bagaimana bisa?. "Gue bakal kerumah dia, dan minta idzin ke orangtuanya." Ujar Galang.

"Emang lo berani?." Tanya Rama, ia sedikit ragu.

"Gue bakal pake cara belakang." Ujar Galang, sekarang ia malah nekat.

"Eh lo gila ya? Rumah Pevita itu dijaga ketat banget." Kata Shela.

"Iya, bodyguard bokapnya ada dimana-mana. Rumahnya juga ga lepas dari CCTV." Tambah Anggia.

"Gue gapeduli," Ucap Galang, ia langsung melepas tasnya dan berlari menuju mobilnya. Ketika ia menyalakan mesin mobilnya, Brian mengetuk kaca mobilnya.

"Gue ikut." Ucap Brian, dan langsung masuk kedalam mobil Galang, begitu juga Ilham dan Rama.

"Lo jangan lupa kontek Pevita, buat kerja samanya. Tunggu di depan rumah, bilang ke dia." Ujar Galang pada Anggia, setelah itu dia langsung menancapkan gasnya dan segera menuju rumah Pevita.

Begitu mobil Galang melesat jauh dari rumah Galang, Anggia langsung mengontek Pevita.

Anggia Diandra : Pev, Galang sama yg lainnya lagi jalan kerumah lo. Galang nekat pengen lo ikut, dia bakal jemput lo. Lo tunggu di depan rumah bisa kan?.

Pevita Rahmadiza : Hah? Serius lo? Mereka nekat ya?, rumah gue dijaga ketat. Lo tau kan?.

Anggia Diandra : Gue tau, ya mangkanya itu lo tunggu di depan rumah. Oh, gue inget di kamar lo ada jendela yg samping kan? Lo jatuhin tas lo kesitu aja. Ini Shela lagi kontek Ilham supaya dia jaga disitu buat ambil tas lo.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang