Aletha, si cewek pindahan, hiperaktif, pecicilan, pemalas, suka sama cowok incaran cewek-cewek di sekolah. Teman dekatnya pun kelelahan menghadapi sikap Aletha yang sulit di atur, sulit di kata-katain. Sudah di peringati oleh temannya pun, Aletha menghiraukannya.
"Tha, udah gue bilang, jangan deketin Abyan mulu! Lo sih di bilangin gak nurut!" peringat Vega, teman dekatnya Aletha.
"Vey, gue gak bakal menyerah begitu saja. Suatu saat pasti Abyan suka sama gue," kata Aletha dengan percaya diri sambil senyum-senyum.
Vey, itu panggilan Aletha kepada Vega. Menurut Aletha, memanggil Vega itu tidak enak. Vega sempat marah karena di panggil Vey, tetapi semakin ke sini, Vega membiarkannya.
"Pd banget sih, lo! Badan kerempeng gitu, mana mau Abyan sama lo," ledek Vega tidak segan-segan.
Aletha tertawa. "Hey! Badan kayak gue itu udah pas kali, banyak orang lain yang mau bodygoals kayak gue!"
"Body gagal, sih, iya," kekeh Vega sambil memutar bola matanya.
Percakapan mereka terus berjalan hingga sampai di kantin. Mereka buru-buru memilih tempat duduk, faktanya memang tinggal hitungan saja bangku yang kosong.
Tak lama kemudian, Abyan bersama teman-temannya memasuki area kantin. Itu membuat para kaum hawa tak kedip mata. Bayangkan saja, di sekolah elit yang penuh dengan cogan.
Aletha termasuk orang yang mengagumi Abyan, hingga tiap hari Aletha mengejar-ngejar Abyan. Di sekolah, mau Abyan ke mana pun pasti Aletha ikuti, kecuali ke toilet dan pulang ke rumahnya. Vega tidak suka itu, karena Vega yang akan di tinggalkan Aletha seharian.
"Tha, jangan mulai, deh!" Vega menarik lengan Aletha. Namun, percuma saja. Aletha tetaplah Aletha.
"Hai, Byan!" sapa Aletha dengan senyuman lebarnya.
Abyan tidak menoleh sama sekali, Abyan tetap makan dengan santainya.
"Hai juga, cantik!" Bima yang menjawab. Teman-temannya Abyan sudah biasa kalau Aletha datang.
"Ih! Gue pengen Abyan yang jawab!" tegas Aletha kesal.
Rion menyenggol bahu Abyan. "Tuh, jawab dulu kasian."
Abyan menyudahi makannya dan menatap Aletha dengan lekat. "Jangan ganggu gue! Gue udah tegasin berapa kali!"
Aletha bukannya takut, tetapi Aletha malah tersenyum lebar. "Gue juga udah tegasin berapa kali, kalau ada yang sapa itu jawab."
Abyan mendengus kesal lalu pergi meninggalkan kantin.
"Eh, obos mau kemana?!" teriak Bima.
"Hadeuh, si Abyan emang gitu," kata Rion kepada Aletha.
"Dia itu emang belum tahu aja," celetuk Aletha yang membuat Bima dan Rion menautkan kedua alisnya.
"Gak, kok! Udah-udah sana samperin temen lo!" Aletha terkekeh pelan lalu kembali ke tempat duduknya bersama Vega.
"Kebiasaan banget, gue sendirian, gak enak tau!" kesal Vega.
"Lagian siapa suruh jomblo," ucap Aletha asal sambil merebut kentang goreng milik Vega.
"Astaga! Ini temen gue kenapa gak ngaca ya, lo sendiri jomblo," kata Vega dengan sabarnya.
"Gue gak jomblo, Abyan gebetan gue, tuh!" Baiklah, Aletha tingkat kepedeannya tinggi sekali.
Sehabis itu, Aletha dan Vega kembali ke kelas. Jam kosong itu selalu di manfaatkan oleh Aletha, yaitu untuk modus. Aletha melewati kelas Abyan lalu diam-diam memperhatikan Abyan. Mudah sekali untuk melihatnya, pintu kelas Abyan selalu terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABTHA [Sudah Terbit]
Teen FictionCover by Obi Art Aletha Tanisha, cewek hiperaktif dan pecicilan yang mengejar hati seseorang. Tidak ada kata sedih dan menyerah di kamusnya. Memang terkadang sakit hati namun selalu ada motivasinya untuk terus berjuang. Di kala hatinya senang, berbu...