ABTHA #2

6.8K 313 6
                                    

Abyan baru saja tiba di sekolah, ia sudah di sambut oleh si cewek cerewet itu. Abyan malas untuk bertemu cewek itu. Abyan berpikir, cewek itu tidak ada capek-capeknya. Setiap hari berbicara banyak dengan suara cempreng dan tingkahnya yang tidak bisa diam. Abyan pusing melihatnya.

"Ini masih pagi, jangan bikin mood gue jadi buruk." Abyan berucap dengan nada dingin dan muka datar.

"Kalau mood lo buruk liat senyum gue aja, nih!" Aletha tersenyum lebar di hadapan Abyan.

"Awas, gue mau lewat!" kata Abyan yang sudah kesal.

Aletha tidak mau pergi dari hadapan Abyan, terpaksa Abyan mendorong tubuh Aletha hingga cewek itu terjatuh. Orang sekitar yang melihatnya tertawa.

Dengan polosnya, Abyan melewati Aletha yang masih membersihkan lututnya. Aletha meliriknya sekilas, sungguh manusia yang tidak ada pedulinya. Aletha berdiri lalu berjalan ke kelasnya tanpa mendengarkan teriak siswa-siswi yang mengejeknya.

Pada saat Aletha pindah ke sini akhir semester kelas X, Aletha masih pendiam. Namun, seiring berjalannya waktu, Aletha menjadi hiperaktif. Bahkan, hampir seluruh siswa kenal dengannya karena sikap Aletha yang pemberani. Ada yang menyukainya terang-terangan tetapi Aletha tolak.

"Pagi-pagi harusnya ceria, bukannya kusut gitu," ucap Bima kepada Abyan yang baru sampai di kelas.

"Hari-hari gue suram gara-gara cewek gila itu!" kata Abyan dengan emosi.

Bima terkekeh pelan. "Ehh, cewek cantik gitu lo sebut gila."

"Percuma cantik tapi sikapnya gila." Abyan berbicara sambil memainkan ponselnya.

Beberapa menit kemudian, Rion datang dengan muka berseri-seri. Jangan aneh dengannya, Rion setiap pagi di beri kotak nasi oleh pacarnya. Rion hampir setengah tahun pacaran dengan Candy. Di antara teman-temannya, Rion yang tidak jomblo.

"Ini baru di bilang gila, pagi-pagi udah senyum-senyum," kata Abyan.

"Temen seneng tuh harusnya ikut seneng, bukannya di ledek," ucap Rion sambil duduk di bangkunya.

"Emang lo temen gue?" tanya Bima sambil tertawa.

"Sialan!" Rion menoyor kepala Bima.

"Oh iya, tadi gue liat si cewek yang suka ganggu Abyan jatuh. Kasian banget, di ketawain sama yang lain," kata Rion memberitahu.

"Gue yang buat dia jatuh," ucap Abyan dengan senyum kemenangan.

Bima menjitak kepala Abyan. "Gila! Dia cewek, masa lo bersikap kasar, sih?"

Abyan mendengus kesal. "Kenapa lo jadi belain tuh cewek?"

"Gue gak belain, bego! Yang namanya cewek, pasti bakalan sakit hati di perlakuin gitu."

"Ya bodo amat, dia udah biasa kayaknya sama sikap gue. Itu bukan salah gue, siapa suruh dia ganggu gue," kata Abyan sinis.

"Terserah bapak presiden aja!" Bima akhirnya mengalah, percuma berbicara dengan Abyan pasti ujung-ujungnya Abyan yang ingin menang. Percayalah, Abyan termasuk orang keras kepala.

"WIHH! ANAK SULTAN BARU PULANG!" teriak Rion yang membuat Abyan dan Bima menoleh ke arah pintu. Cakra baru saja masuk ke kelas dengan gaya so cool nya.

"Pada kangen, kan?" tanya Cakra dengan pd-nya.

"Padahal jangan balik lagi, mending lo tinggal di sana!" ucap Abyan asal ceplos.

"Hidup kalian gak bakal berkah kalau gak ada gue," kata Cakra sambil tertawa.

"Yang ada hidup gue gak tenang ada lo!"

ABTHA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang