"Lo jadi cowok jangan songong, deh! Cowok kayak lo bagusnya diem, gak usah tebar pesona!" Bintang berkata pada Abyan yang berada di hadapannya.
Abyan terkekeh pelan. "Lo sirik? Gak usah kata-katain gue, ngaca dulu!"
"Lo kayaknya bener lupa sama gue," kata Bintang sambil tersenyum sinis.
Abyan mengernyitkan dahi, kebingungan. "Maksud lo?"
"Masih muda tapi pelupa, semoga besok-besok lo inget ya."
Ucapan Bintang membuat Abyan terdiam. Abyan mencerna kata-kata Bintang barusan. Entahlah, Abyan sama sekali tidak ingat apapun. Apa urusannya dengan Bintang? Padahal Bintang merupakan murid baru kemarin.
Abyan memasuki kelasnya yang sudah ramai, apalagi teman-temannya yang sibuk menyalin tugas. Tak usah di tanya, Abyan pasti sudah mengerjakan tugasnya.
"Cakra, lo maksain sekolah?" tanya Abyan yang melihat Cakra sedang menyalin tugas.
Tatapan Cakra masih tertuju pada bukunya. "Iyalah, gue bukan cowok lembek!"
Abyan terkekeh. "Oke, maaf kalau misalkan Bintang bermasalahnya sama gue, tapi kalian jadi kebawa-bawa."
"Masalah lo, masalah kita juga!" timpal Bima yang diangguki tanda setuju oleh Rion dan Cakra.
Abyan hanya tersenyum menanggapi teman-temannya. Itulah yang namanya sahabat, akan senang jika membantu temannya yang terkena masalah. Akan siap sedia membantu, suka dan duka yang akan di lewati. Yakinlah, semua orang pasti menginginkan persahabat seperti itu. Maka, berhati-hati dalam berteman. Sekalipun sikap seseorang berbeda, tetapi jika di satukan akan saling melengkapi.
***
"Vey, Bel," panggil Aletha sambil menatap wajah Vega dan Belva secara bergantian.
"Apaan?" jawab Vega.
"Gue mau minta pendapat kalian," kata Aletha dengan wajah serius.
"Boleh." Kali ini Belva yang menjawab.
"Kalau caranya kabur gimana?" tanya Aletha dengan polosnya.
Vega menatap tajam Aletha, ia kira Aletha akan berbicara serius. Ini tidak berfaedah sekali. "Kalau nanya gitu, tanya aja sama diri lo! Gue kira hal yang serius," cerocos Vega.
Belvania tertawa. "Lo bener ngeselin ya."
Aletha memasang wajah cemberut, apa salahnya Aletha bertanya seperti itu. Padahal dirinya ingin meminta pendapat. Selalu saja jika Aletha akan meminta saran, pastinya di anggap bercanda. Baiklah, Aletha memang sering bercanda, tetapi Aletha juga ada saatnya jika sedang serius.
"Guys, gue lagi serius," kata Aletha sedikit kesal.
"Ya udah, cepet!"
"Gue serius pengen kabur dari--"
Belum sempat Aletha selesai berbicara, Vega sudah memotongnya. "Lo mau kabur? Jangan! Lo nanti tinggal di mana!"
"Vega, dia belum selesai bicara," peringat Belvania yang memang sedikit kesal jika sudah Vega memotong pembicaraan.
"Iya, nih! Lo kebiasaan!" Aletha jadi tidak mood untuk membicarakannya lagi.
"Jadi, lo kabur kenapa?" tanya Belva.
"Gue mau kabur nanti sepulang sekolah dari Bu Vita yang suruh gue belajar tambahan di bidang Matematika." Aletha menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABTHA [Sudah Terbit]
Teen FictionCover by Obi Art Aletha Tanisha, cewek hiperaktif dan pecicilan yang mengejar hati seseorang. Tidak ada kata sedih dan menyerah di kamusnya. Memang terkadang sakit hati namun selalu ada motivasinya untuk terus berjuang. Di kala hatinya senang, berbu...