H-03 : Malaikat Juga Tahu

206 18 0
                                    


2018, Des

"Gue nggak suka hujan."

"Kenapa?"

"Karena hujan, mentari gue nggak ada."

Ame diam, tahu jika Bambam yang akan melanjutkan sendiri.

"Gue benci berhubungan dengan hujan." Kata Bambam. "Hujan nggak ada gunanya."

Ame tiba-tiba berdiri dan mengembalikkan jaket Bambam. Dari pergerakan Ame, Bambam menebak jika Ame akan pergi. Sebelumnya, Bambam juga ikut berdiri dan memasang topi kuning di kepala Ame.

Dan setelahnya, dia membiarkan Ame pergi. Bambam mengamati Ame, baru duduk kembali saat melihat Ame memasuki mobil yang menunggunya.

Esoknya, Ame sebenarnya sedang menghindari Bambam. Salahkan tugas mereka, yang memaksa untuk bertemu. Bambam sudah di depan kelas sedari tadi, menunggu Ame dengan tugas kelompoknya.

Memanfaatkan waktu kosongnya, Bambam mengeluarkan buku agendanya. Tertempel catatan di setiap halamannya, merupakan pengingat untuk mentarinya. Dia melepaskan satu catatan, mengurainya sampai membentuk sebuah hati.

Dia teringat tentang suatu hari, saat ingin bertemu dengan sang kekasih.
 

"""

Ame sudah selesai dengan tugasnya. Dia merapikan barang-barangnya, lalu mengecek ponselnya. Ada pesan dari Bambam, sejam yang lalu.

Bambam: Gue tunggu di luar.

Oke. Ame membuang napasnya. Terlalu malas untuk bertemu dengan Bambam. Teman sekelompoknya pulang lebih dulu. Sedangkan Ame masih di kelas, berusaha menunda waktunya.

Tapi setelah dipikir-pikir, tugasnya tidak akan selesai dalam waktu dekat jika dia selalu bertindak seperti ini. Ame membuang nafasnya lagi, kali ini lebih keras. Dengan kesal dia berdiri, melangkah keluar dari kelasnya.

Tidak ada Bambam di sana. Tapi ada kertas yang menyerupai surat terletak di bangku depan kelasnya.

Benar saja, ada tulisan Bambam di atasnya.

Ame membuka lipatannya, dan tertampil tulisan tangan Bambam.

Bambam menunggunya di taman.

"Aishh,"

Bambam menambah pekerjaan. Ame tahu, butuh waktu dari sekolah untuk menuju ke sana. Bisa jadi sesampainya Ame, awan sudah tidak terlihat. Toh, tidak ada gunanya dia datang.

"Bambam gila."

Ame memesan ojek online dari handphone-nya.

Dor! Ame terkaget, ada yang dengan sengaja menyenggolnya. Saat dia berbalik, June sedang tertawa karena melihat reaksi Ame.

"Mau ke taman?"

Ame mengangguk. Hal yang bagus jika June menawarkan tumpangan.

"Oh." June pergi.

Ame mengumpat, lalu lengannya ditarik.

"Becanda ..."

June membawa Ame ke mobilnya. Dalam hati Ame bertanya-tanya seberapa kayanya seorang June.

"Rumah kita nggak searah." Kata June.

"Terus?"

"Gue cuman mau ngantar lo aja. Padahal rumah gue jauh loh ..."

Ame menyengir, "Hhehehe,"

"Pasti lo mau ketemu Bambam," ucap June.

"Iya." Ame berpikir apa yang membuat June mengetahuinya. Setelah beberapa menit, baru Ame menjentikkan jarinya. "Gue nggak pacaran sama Bambam."

"Gue tau,"

"Tau dari mana?"

"Karena Bambam pasti masih setia sama mantannya."

"Mantan?" Ame menekankan katanya.

June membenarkan, "iya, mantan."

"Tapi Bambam bilang dia punya pacar."

June melirik Ame sekilas, lalu kembali memperhatikan jalan. "Lo nggak tau kalo Bambam itu autis?"

Ame menikmati sisa perjalanannya. Dia mengetahui sisi aib June, yang bernyanyi dengan heboh diiringi musik dari radio. Di benaknya, Ame tetap merasa tak enak pada June yang repot-repot mengantarnya.

"Makasih," Ame melambaikan tangannya pada June saat Ame baru keluar dari mobil.

Bukannya pergi, June malah memarkir mobilnya tepat di samping Ame. June baru membalas lambaian tangan Ame begitu dia keluar dari mobilnya.

Ame menyatukan alisnya. "Kenapa turun?"

"Gue yang ngantar lo ke sini. 'Kan gue juga yang harus balikin lo," June menaik turunkan alisnya.

"Nggak usah, makasih."

June langsung menggandeng Ame.

Mereka mencari di seluruh taman, tapi Bambam tidak ditemukan. Sedari tadi Ame mencoba menelepon Bambam, tapi tidak diangkat.

"Gimana kalau Bambam diculik?"

Bersamaan dengan itu, ponsel Ame berdering. Dari Bambam.

"Halo?" Sapa Ame setelah menjawab teleponnya.

"Lo udah pulang?" Terdengar suara Bambam di ujung saluran.

"Gue masih di taman. Lo dimana?"

"Di taman? Ngapain? "

"Kan lo yang suruh gue ke sini."

"Nggak,"

    
"""

Kamis, Desember  2017

Dengan kesal, gadis itu menghampiri kelasnya. Acara tidurnya tertunda, karena dia mendapati selembar notes terselip di laci mejanya.

From: Bambam

Kutunggu di taman kota :)

Gadis itu menyunggingkan senyuman. Dia berdiri lagi, lebih memilih bolos daripada merenungkan pelajaran sejarah.

Saat berada di gerbang sekolah, dia bertemu dengan June. June menawarkan tumpangan, jadi dia mengiyakan.

Di perjalanan, mereka saling berbagi cerita. Macet tidak membuat mereka menggerutu, sebaliknya membuat mereka semakin bersemangat.

Di luar dugaan, mereka sampai saat matahari sementara tenggelam. Matahari sedang indah-indahnya, tapi setetes hujan mulai turun perlahan.

Dia melihat Bambam sedang duduk di salah satu bangku, walau basah karena hujan.

"Bambam!"

Gadis itu berteriak, lalu Bambam menoleh. Ada pemandangan tak enak yang dilihat oleh Bambam, saat June menggandeng tangan gadis yang baru saja memanggil namanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

By: Galau_peopl

LOVE STORY; BambamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang