💛STORY🌞Bambam » 7

67 10 0
                                    

JATUH CINTA
-tiba-tiba aku suka-

-[Tulus]-
____

"Makasih dok." Acara konsultasi Sunny bersama dokter sudah selesai.

Dokternya juga mengikuti. "Gue juga mau pulang. Lo mau gue antar?"

Sunny melambaikan tangannya sebagai tanda penolakan. "Nggak usah. Temen gue lagi nunggu di luar."

Mereka memang sangat akrab. Pembahasaan keduanya nyambung, karena mereka hidup dimasa yang sama. Umur dokter itu tergolong cukup muda, masih berada di akhir tahun ke-20nya. Mungkin hanya sekali mereka menggunakan bahasa formal pada perkenalan pertamanya. Selanjutnya mereka saling melontarkan kata-kata santai.

"Shampo yang waktu itu gue kasih udah lo pake, ya? Gue baru sadar wanginya seger banget. Shampo-nya gue kasih juga ke adek gue."

Namanya Aska. Pria muda yang sudah menjadi dokter sejak 2 tahun sebelumnya.

"Iya udah. Thank you, loh."

Aska membukakan pintu untuk Sunny. Dia juga berjalan keluar dari balakang Sunny. Di ruang tunggu, masih ada beberapa pasien yang menunggu gilirannya pada dokter yang lain. Di antaranya duduklah June, kemudian berdiri setelah melihat Sunny.

June melirik sebentar seseorang yang berjalan beriringan dengan Sunny. Mungkin dokternya. June menatap tajam ke arah Sunny.

"Sorry lama." Kata Sunny saat tiba di depan June. Aska sudah tidak di sampingnya, dia melangkah cepat menuju pintu keluar.

June lalu pergi lebih dulu. Sunny berusaha mengimbangi kecepatan June sampai di luar rumah sakit. Hujan sangat deras, membuat mereka harus bergantian menggunakan satu-satunya payung milik tukang parkir setempat. Di sana masih ada Aska.

June tiba-tiba berbalik menghadap Sunny. "Gue beneran suka sama lo."

"Apa?" Sunny memajukan telinganya. Dia tidak mendengar yang barusan dikatakan June.

"Gue beneran suka sama lo!" June mengeraskan suaranya, sedikit berteriak.

Sunny membesarkan matanya akibat terkejut. Beberapa orang yang ada di sana menoleh, termasuk Aska.

Sunny memperhatikan mata June, dalam. Dia tidak pandai menebak arti tatapan seseorang, tetapi mungkin perkiraannya tentang tatapan June benar. June terlihat serius.

Pipi Sunny memerah. Dia berpikir, mungkin dia yang benar-benar jatuh cinta pada June. Saat ini. Tiba-tiba dia suka.



"""""



Sunny mengaduk-aduk jus jeruknya menggunakan pipet. Dia berada di kantin, bersama sahabatnya.

Tiba-tiba aku suka

Senyumnya selalu terbayang-bayang. Caranya bicara.. Sunny mendadak suka. Dia punya semua pesona. Dia punya semua yang Sunny dambakan.

Sungguh ku suka dia

Dia sangat menggoda. Pikirnya lagi, dia.. sempurna.



Sunny tersadar kembali karena ada yang mengetuk pundaknya. Saat dia berbalik, orang tersebut sudah pergi menjauh. Tapi orang itu menoleh sebentar, dan memanggilnya dengan gerakan tangan.

Kalian bisa tebak? Dia Bambam, dan senyum cerianya.

Sunny berdiri menghampiri Bambam dengan ragu-ragu dan berhenti juga saat Bambam berhenti, di taman biasa. Bambam lebih dulu duduk di bangku yang terdapat di sana lalu diikuti Sunny di sampingnya.

"Hari ini kamu keliatan bahagia banget." Kata Bambam, memulai percakapan.

"Iya. Gue lagi bahagia."

"Karna apa?"

Sunny bingung ingin mengatakan apa, jadi dia masih diam.

"Berbagi kebahagiaan itu berkah."

"Yakin?"

Bambam mengangguk. "Aku ikut bahagia kalau kamu bahagia."

"Jadi gini... gue masih ragu juga sih, tapi.." Sunny menjelaskan perlahan. "Lo tau Juni nggak? Eh, salah. Bukan Juni. Maksud gue.. lo tau June nggak?"

Bambam mengangguk.

"Dia bilang suka ke gue. Gue juga awalnya heran. Tapi dia keliatan serius banget tadi."

Raut muka cerah Bambam memudar, tapi dia masih tersenyum-- walaupun semakin melemas.

"Kamu bahagia karna itu?" Tanya Bambam. Dia berdoa agar jawabannya hanya antara bukan atau tidak, tapi Sunny kelihatan sangat bersemangat.

"Em.. gue emang bahagia." Sunny mengalihkan pandangannya. "Tapi.. kalau soal bahagia karna itu.. gimana yah?"

"Nggak." Bambam mempertegas. "Kamu bukan bahagia karna itu."

"Terus karna apa?"

"Karna.." Bambam menggantung kalimatnya cukup lama. "Karna aku."


Di pinggir teras atap sekolah, June memperhatikan Arga dan Syela dari atas dengan sembunyi. Arga dan Syela sedang duduk berduaan di bawah pohon, masing-masing memperhatikan layar handphone-nya.

Kedua pasangan itu sama sekali tidak terlihat mesra saat ini. Pasti sudah benar yang dikatakan Sunny padanya, jika Arga dan Syela hanya berpacaran dalam kepalsuan.

Yah, dia teringat lagi dengan Sunny. June menyadari jika dirinya memang tidak bisa mengontrol mulutnya. Seketika semua akan keluar dari mulutnya bila dia memang berkehendak. Dan tidak pernah dipikirkannya tentang perasaan orang yang sedang dia permainkan.

Dia belum benar-benar menyukai Sunny.

June membuka lagi pesan yang terkirim kemarin dari Bobby. Lagi-lagi perihal urusan keluarga. Sudah dua hari dia tidak berbicara dengan Bobby. Kemarin Bobby sampai harus mengikuti mobil June kemanapun June pergi.

June mengetahui hal itu. Untunglah, untuk saat ini Bobby belum mengetahui markas rahasianya. Sepanjang perjalanan saat mengantarkan Sunny ke rumah sakit kemarin June menyadari jika mobil Bobby terus mengawasinya.

Tetap pada sifat utama June yang egois, dia langsung menggungkapkan kalimat itu pada Sunny di depan Bobby dengan suara nyaring.




"""""""
galau_peopl

Adakah???!! Knp part ini menjyjyqan sekali yahh?? 😕

Makasih buat yang masih mau baca paragraf-paragraf gaje sekalian.. Jangan lupa vote n comment !! :))

LOVE STORY; BambamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang