💛STORY🌞Bambam » 8

46 9 0
                                    

CUKUP TAU
-ku mencintainya tapi tak dicintai-

-[Rizky Febian]-
_____


"Gue emang bahagia."

"Bukan." Bambam mempertegas. "Kamu bukan bahagia karna June."

"Terus karna apa?"

"Karna.." Bambam mengantungkan kalimatnya. "Karna aku."

Setelah berbincang-bincang cukup lama, Sunny memilih kembali ke kantin. Di belakangnya Bambam baru berjalan saat jarak mereka lumayan jauh.

"Pasangan cowok dan cewek yang pergi ke taman hari ini kemungkinan akan berjodoh." Kata Rose sambil membaca pada layar handphone-nya.

Ketika lewat dan mendengar itu, Bambam tersenyum diam-diam dan segera pergi. Berbeda dengan Sunny. Jangankan hari ini, kemarin dan kemarinnya juga ekpresinya biasa-biasa saja saat mendengar kalimat ramalan serupa yang di baca Rose.

"Masih percaya aja lo sama hal kek gitu." Sunny duduk di samping Rose. "Dulu aja si Caca ngikutin yang lo bilang, eh gak pacaran juga tuh, sama si Arga."

"Gue nggak percaya juga sih.. tapi yah.. kebetulan aja gue liat."



""""




Sunny berjalan sedari tadi sambil menunduk. Memperhatikan deretan kuku-kuku pada jari tangannya, dan berhenti mendadak saat menyadari ada sepasang sepatu yang hampir saja dia injak.

"Eh, June." Sunny bergerak cepat merapikan rambutnya.

June belum merubah posisinya, masih berdiri bersandar pada tembok.

"Hai," sapa June. "Gue nggak suka sama lo."

"Ha?"

June berdecih. "Gue nggak suka sama lo."

Ada jeda cukup lama selagi Sunny sementara berpikir.

"Beneran." Tambah June lagi.

Sunny lanjut berpikir. Setelah mengabsen nama-nama binatang untuk June dari benaknya, dia menendang keras tulang kering June sampai si korban meringis. Sunny meninggalkan June, berlari masuk ke kelasnya dengan ekspresi geram.

"Ngaku aja gengsi, pake bilang nggak suka lagi, padahal udah jelas-jelas kemaren bilangnya suka." Sunny mengikat rambutnya menjadi satu ikatan. Kelasnya sangat dingin, tapi keadaan yang membuatnya merasa kepanasan. "Dasar cowok."

Sunny mengeluarkan botol air minum dari tasnya, meneguknya banyak-banyak. Dia mendaratkan kepalanya pada meja dan menarik nafas dalam. Tangannya dia masukkan ke laci meja. Ada sesuatu di sana. Sunny bangun lagi, mengambil selembaran yang didapatinya tadi.

Sebuah notes kecil berwarna kuning.

From : Bambam
Kutunggu di taman kota :)

Sebuah kalimat seketika terlintas di pikirannya. Sunny menyunggingkan senyuman. Sebenarnya sebuah senyuman licik.

"Pasangan cowok dan cewek yang pergi ke taman hari ini kemungkinan akan berjodoh."

Sunny tertawa penuh kemenangan. "Ada gunanya juga tuh si Rose." Dia tidak akan membiarkan hal ini terlewat. June harus ikut bersamanya ke taman. Harus!



Sunny mengendap-ngendap keluar kelas. Begitu keadaan aman, dia merapikan dirinya. Rambutnya kembali dia urai, lalu menambahkan polesan pelembab pada bibirnya, juga menyemprotkan ulang parfum sebagai penyedap.

Dia sudah siap.

Di depan gerbang, Sunny memergoki June yang hendak pergi. Langsung dia menghampirinya dengan tetap berhati-hati.

"Juni!" Tepukan yang diberikan Sunny pada pundak June membuatnya terkaget. "Ngaku! Lo pasti mau kabur!"

"Lo napa sih? Ganggu aja." June menyuruh Sunny untuk diam. "Lo sendiri? Ngapain?"

"Gue.. mau bolos. Gak guna liat si cakamata ceramah." Sunny dan June berencana membolos pelajaran sejarah. Toh, guru yang mereka sebut cakamata itu tidak akan sadar jika murid di kelasnya sedang tidak lengkap. "Gue mau ke taman!"

"Oh."

"Yaudah kalo lo maksa." Sunny mencoba untuk membuka pintu mobil June.

"Maksud lo?"

"Yaudah kalo lo maksa. Lo boleh ngantar gue."

"Gue nggak maksa. Lo apaan sih? Pindah!"

"Nah, sekarang lo lagi maksa." Akhirnya, Sunny berhasil menerobos mobil June. Sedangkan June terheran dan masih terus memaksa. Maksudnya memaksa agar Sunny keluar dari mobilnya.


"""



Sudah sore.

Bambam menunggu di bangku taman. Di depannya berdiri megah kolam berukuran sedang yang terus meluncurkan air mancur, menghalangi matahari.

Musim hujan membuat panas matahari menghangatkan semuanya. Matahari sedang indah-indahnya, sementara tenggelam. Langit yang dilihat Bambam berubah menjadi warna jingga oleh pantulan cahayanya.

Satu menit lewat, disusul 5 menit.

Bambam masih menunggu. Tidak masalah jika bersabar 10 menit lagi. Mungkin tak apa jika dia menghitamkan kulit putihnya sedikit.

Kopi dingin yang menemani Bambam sedari tadi sudah memanas. Hanya Bambam seorang yang masih dibuat merasa dingin karena kegugupannya.

Setetes air mulai turun. Satu persatu. Saling melambung sampai membasahi rerumputan taman. Dan Bambam juga. Anak-anak yang sedari tadi bermain di tengah taman sekarang telah berlari menghindari hujan.

Jarum di jam tangannya masih menunjukkan pukul 6. Kemacetan yang mungkin menjebak Sunny di tengah jalan raya.

Dari jauh Bambam terlihat setia duduk di salah satu bangku taman, walau basah terkena hujan.

"Bambam!"

Bambam langsung menoleh pada sumber suara. Dia tersenyum melihat Sunny melambaikan tangan ceria menyapa ke arahnya. Bersyukur bahwa Sunny sungguh telah datang dengan selamat.

Tidak sepenuhnya senang. Panantiannya tidak manis. Ada pemandangan tak enak menyakiti hatinya, saat Sunny datang bersama seseorang yang menggandeng tangannya.

"Gue nggak suka hujan."


^__________________^

Galau_peopl

LOVE STORY; BambamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang