~Titik terang~

21 7 0
                                    

Ketika aku buka pintu ternyata itu dia. Ya putri, aku tidak tahu harus melakukan apa dia hanya menatapku terdiam di depan pintu. MALU,  hanya malu yang aku rasakan karna aku telah membunuh orang.

Lalu aku putuskan untuk menutup pintu Dan tidak membiarkannya masuk.

"Rama!, Bukalah,jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi."teriaknya dengan nada yang tinggi

  "Pergilah!, Kau sama sekali tidak membantu!, Sahutku

  
"Aku Tahu Rama!, Aku tahu apa yang sebenarnya terjadi!"

" Itu tidak mungkin!"

"Ibumu yang menyuruhku satu sekolah denganmu Rama!, Aku tahu semuanya dari awal"

Tiba-tiba perkataannya membuatku penasaran. Aku sangat kecewa dengan semua orang di dunia ini. Mengapa mereka tidak memberitahuku tentang kutukan ini?

Karna merasa kasihan dengannya yang terus berdiri di depan pintu tanpa melakukan apapun, akhirnya aku bukakan pintu untuknya. Setelah itu aku pergi ke kamar tanpa mengatakan satu patah kata pun.

Kulihat dari selah2 pintu kamarku mereka berdua sedang berbicara. Entah apa yang mereka bicarakan.
Lalu aku putuskan until berhenti mencari tahu apa yang mereka bicarakan Dan menuju ke pojok kamarku.

"Rama!, Bukakan pintu ini untukku"
Teriak putri dengan nada sangat keras

Aku sudah lelah menghindarinya, lalu aku bukakan pintu untuknya.

"Kau tidak bersalah!, Sungguh tidak bersalah"

"AKU TELAH MEMBUNUH I ORANG GURU DAN 4 MURID. APAKAH AKU TIDAK BERSALAH?, TENTU TIDAK!!

   Dia sempat terdiam sejenak. Saat itu Aku sangat muak melihat wajahnya Dan melangkah ke tempat tidurku. Aku pikir Hal ini akan membuatnya pergi. Tetapi tidak, dia malah mendekatiku Dan duduk di samping tempat tidurku. Terdengar dari bibir tipisnya dia berbicara dengan nada rendah

"Maafkan aku!, Tetapi kau tetap tidak bersalah, namun Ada yang salah dengan dirimu"

"Apakah kau tahu apa itu?" Jawabku dengan nada rendah

Dia sempat terdiam sejenak Dan terus menatapku, Tak lama kemudian dia mengangguk.

"Cepat beritahu kepadaku!"

  "Didalam dirimu Ada banyak kepribadian di dalam tubuhmu, hanya itu yang ku tahu"

Aku sungguh tidak percaya dengannya. Tapi bisa jadi dia benar tentang ini semua. Karna saat kejadian itu aku tidak ingat apa yang terjadi.

Kulihat dia hanya menunduk ketakutan. Dia takut akan gertakanku. Dia menoleh ke arahku, aku melihat matanya yang sudah berkaca-kaca. Aku merasa kasihan dengannya lalu aku mendekatinya.

"Maafkan aku"

Saat itu kulihat Ada sedikit senyuman di wajahnya, wajah cantiknya membuatku Tak tahan untuk menciumnya. Lalu aku putuskan untuk menciumnya. Itu adalah ciuman pertama ku, bibir lembutnya sangat terasa. Entah mengapa aku merasa sedikit bahagia atas kesedihanku ini.

                                    ?

QUESTION MARK (Psycho Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang