Bab satu

17K 950 86
                                    

Biru POV

Aku baru kali ini merasakan gugup dalam hidup. Oh my God! Jantungku tidak bisa berhenti berdetak dengan kencang. Aku memegangi dadaku. Rasanya tidak karuan. Aku menghela nafas sedalam-dalamnya. Lalu menghembuskannya perlahan.

Aku melangkah keluar dari kamar dengan setelan toxedo berwarna cream. Aku kembali menghela nafas dan mencoba untuk menenangkan hati ku. Kedua orang tua ku dan juga keluarga besar sudah menungguku di bawah. Dengan elegan aku melangkah turun dari tangga dan tersenyum ke arah mereka.

"Wah...pengantin kita sudah siap rupanya?" Papa berseru. Aku tersenyum dan semua orang menatapku.

Kami pun langsung berangkat ke tempat acara.

Di dalam mobil aku merasa sangat gugup. Semakin dekat kenapa malah semakin gugup ya? Oh...ini seperti bukan diri ku saja. Aku menatap keluar jendela mobil. Melihat pemandangan pagi di kota Bogor. Ya....aku akan menikahi Ai di kota Bogor. Karena Ai, ingin menikah di tengah hutan. Ada-ada saja memang si Ai. Tapi sebagai calon yang baik tentulah aku mengijinkan apapun kemauan calon istriku. Calon istri di usia 18 tahun.

Ki tidak menyangka akan menikah di usia semuda ini. 18 tahun.

💐💐💐

Kami sampai di tempat resepsi. Rasanya tenggorokan ku mendadak kering. Apa lagi saat kami turun dari mobil dan melihat tempat resepsi yang bagus sekali.

Tempat yang begitu cantik yang akan mengantarku dan Ai menuju mahligai rumah tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat yang begitu cantik yang akan mengantarku dan Ai menuju mahligai rumah tangga. Beberapa teman sudah hadir di sana. Aku memang mengundang mereka. Untuk menyaksikan pernikahanku dan Ai. Ai mungkin akan malu sekali. Tapi tidak denganku. Karena aku sangat bangga sekali bisa menikahi pujaan hatiku.

Kami memasuki ruangan dan aku duduk di salah satu bangku yang sudah di siapkan oleh panitia acara. Aku hanya tinggal menuruti saja perintahnya agar semua berjalan sesuai rencana. Kami menunggu Ai, calon istriku yang aku yakin akan sangat cantik nanti. Aku sudah sangat tidak sabar menantinya. Aku melihat sekeliling karena aku tidak tahu. Lewat mana Ai akan menghampiriku. Aku sangat tidak sabar untuk segera bertemu calon istriku.

Setelah sekian menit. Aku mendengar sebuah alunan lagu yang merdu menandakan calonku sedang menuju ke tempatku. Oh...jantungku serasa mau copot. Rasanya ingin aku susul dan aku tarik lengan Ai agar acara ini segera berakhir. Aku tidak sanggup bila terlalu lama di sini.

Semua hadirin berdiri termasuk aku. Menyambut calonku. Perlahan-lahan aku bisa melihat langkah kaki sang calon pengantinku. Bunyi ketukan sepatunya. Gaun putihnya. Iringan di samping kanan kirinya. Dan wajah cantik yang menunduk itu...Ai...Aina Andara Jelita. Calon istriku. Menunduk malu. Dengan riasan wajah yang kalem dan menambah aura dewasanya. Oh...ya Tuhan...Ai ku...terlihat sangat dewasa dan mempesona. Boleh tidak aku tarik lengannya dan aku bawa ke kamar sekarang!

Ai dan Biru Wedding (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang