BAB 2

7.2K 449 307
                                    

Sesampainya di tempat Bang Jack, Purnama turun dari motor Rully. Purnama duduk di kursi tidak jauh dari Rully berdiri melihat Bang Jack sedang menyervis motornya. Dia belum membuka mulut untuk menanyakan sesuatu tentang motornya.

“Gimana, Bang?” Rully yang berdiri di dekat Bang Jack membuka suaranya.

“Bentar lagi selesai, kok. Kamu duduk dulu aja, Rul, santai, ngopi atau yang lainnya gitu. Udah lama juga, kan, nggak nongkrong di sini. Sibuk pacaran atau sibuk yang lainnya, nih?” Tanpa melihat ke arah Rully, Bang Jack berucap.

“Siapa yang pacaran? Aku nggak pacaran lagi, Bang.”

“Lah, itu yang datang sama kamu siapa kalau bukan pacar? Masa mantan? Nggak mungkin, dong, mantan mau diajak jalan lagi.” Bang Jack tergelak sesaat.

Rully melirik Purnama tak lebih lima detik, kemudian kembali melihat ke arah Bang Jack. “Abang bisa aja kalau buat anak orang jadi berharap.”

“Siapa yang berharap, kamu apa dia? Yang jelas nggak dipermainkan lagi kayak dulu, kan? Bosen lihat kamu galau mulu, Rul. Sesekali ceria gitu. Kan, banyak tuh cewek di SMA Bakti Mulya yang suka dengan sosok Rully Andhra, ketua geng motor terkenal di Bandung ini. Nggak percaya kalau kamu itu masih jomlo.”

Mendengar perkataan Bang Jack barusan membuat Purnama menelan ludah. Dia tak habis pikir kalau cowok yang menolongnya hari ini adalah seorang ketua geng motor terkenal di Bandung. Berbagai pertanyaan muncul dalam kepalanya setelah tahu sedikit demi sedikit siapa sosok Rully.

“Ketua geng apanya, Bang? Aku bukan ketua geng,” kilah Rully, lalu terkekeh pelan.

“Oh iya, abang lupa, kamu itu, kan, udah jadi presidennya sekarang.” Bang Jack kembali tertawa. Dia berdiri setelah selesai menyervis motor Purnama. “Sudah, Rul. Coba kamu cek sendiri, gih.”

“Nggak usah dicek, Bang, aku percaya, kok, motornya pasti bisa nyala lagi.”

Tiba-tiba saja ponsel Rully yang berada di saku celananya bergetar. Rully mengangkat telepon dari temannya, Tomi. “Iya, ada apa?” tanyanya to the poin setelah telepon mereka terhubung.

“Ke sini sekarang, Rul, kami perlu bantuan.”

“Kenapa, Tom? Kalian di mana sekarang?” Rully panik karena mendengar suara Tomi ngos-ngosan.

“Di kantor polisi, Rul.”

“GOBLOK!” bentak Rully begitu saja. Purnama pun sampai kaget mendengarnya. Rully melirik ke arah Purnama sebentar, lalu berjalan menjauhinya sedikit untuk melanjutkan bicara sama Tomi. “Kenapa lagi, Tom? Ah, berapa kali kalian harus berurusan dengan polisi, bodoh emang. Aku ke sana sekarang. Jangan sampai aku melihat kalian pakai atribut motor.” Rully memutuskan sambungan teleponnya begitu saja. Dia kembali mendekati Purnama.

“Ada masalah apa?” tanya Purnama ingin tahu.

“Nggak ada masalah apa-apa. Kamu nanti pulang sendirian, soalnya aku ada urusan mendadak,” jawab Rully santai. Dia memberikan uang pada Bang Jack.

"Oh iya, save nomorku, siapa tahu nanti diperlukan," kata Rully kepada cewek berambut lurus sepunggung yang ada di hadapannya sekarang.

"Iya." Purnama segera menyiapkan ponselnya untuk menyimpan nomor Rully. Dia mendengarkan setiap angka yang disebutkan Rully.

Rully Andhra [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang