Andai kau tahu betapa rumitnya hati ini
Mencintaimu bukan rencanaku
Tapi aku bisa apa ketika hati sudah menemukan inginnya
Cukup denganmu membuat aku bahagia
~~Unknown~~"Sial sial sial kenapa inget mulu sih Ya Allaah"
Nera yang masih merutuki kebodohannya dalam diam bisa-bisa menjadikan mimpi itu sebagai sebuah nikotin yang mengakibatkan kecanduan bagi dirinya.
Namun tiba-tiba Nera sontak mengerjap ketika ada tepukan yang cukup kuat mendarat dibahunya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan teman satu divisinya yang memang tidak bisa melihat situasi dan kondisi. Disaat seperti ini mudahnya Gita merusak pikiran serta hatinya yang masih terbang merayap masa lalu.
“Woi pagi pagi bengong. Ngapain lu hah? Muka bego, murung gak jelas. Kebanyaan Jomblo nera nera” Gita dengan wejangannya setiap pagi yang hobinya mengolok Nera.
“Bising ih Git. Ganggu konsentrasi aja lu ah” Nera membalas tanpa sedikit pun menoreh kepada lawan bicaranya.
“Yaelah Nera Nera kayak gue karyawan magang aja yang baru kenal lu. Tipe-tipe mukak gini nih pasti jumpa mantan. Ya kan? Ngaku aja ah” Colek Gita pada lengan Nera yang masih focus menatap deretan angka dilayar komputernya.
“Sumpah Git. Itu mulut kalok ngomong gak usah pakai toak napa!! Malu gue. Iya iya gue ketemu mantan puas lo puas”
“wkwkwkwkwk selo ih gak usah ngegas napa ner takut gue diterkam sama lu mana belum pasang gaya apa lagi”
Nera hanya memutar bola mantanya malas mengahadapi tingkah laku Gita yang terlewat bocor. Syukur-syukur kalau ngomong cuman didengar oleh Nera, lah ini ngomongnya persis seperti pengumuman di masjid mampu didengar oleh seisi penghuni ruangan ini. Nera udah biasa dengan sifat Gita yang sukak ngomong ceplas ceplos tanpa saringan tapi kadang kapasitas suara melengkingnya mampu merusak gendang telinga orang yang berada disekitarnya.
Masih sibuk dengan dokumen yang harus dikerjakan menuju akhir bulan membuat Nera harus focus menghitung laporan keuangan kantor untuk segera diserahkan kepada pihak yang akan bertanggung jawab terhadap laporannya. Tak seperti hari-hari sebelumnya, hari ini mungkin bukan hari yang baik untuk Nera selain mimpi yang menyakitkan namun mengandung unsur rindu, ya rindu!! Karna nera tak ingin menapik kerinduan yang memuncak dihatinya meskipun mimpi itu mengingatkan kejadian 4 tahun silam namun separuh hati kecilnya bahagia bertemu dengan sosok yang bisa mengobati rasa rindu hatinya. Ya hanya mimpi! Gita tiba-tiba memukul bahu belakang lengan kiri Nera pelan.
“Woi Ner.. lo serius jumpa sama mantan loe si agam agam itu?”
“Iya”. Jawab Nera singkat dan jelas. Tapi rupanya si Gita belum puas dengan kekepoannya.
“Dimana Ner? Terus lo diapain? Ngajak balikan? Lo mau Ner? Hati lo apa kabar sekarang?” Tanya Gita yang mulai menggeser kursi kerjanya berdekatan dengan Nera. Gita dengan ciri-ciri mama-able emang cocok digabungin sama macan-turah club yang akunnya terkenal menceritakan kehidupan pribadi orang.
“Lo nanyak apa ngasih pernyataan sih Git!!! Banyak bener udah kayak pembantu baru”
“Serius Ner gue penasaran, secara lo udah jomblo 4 tahun menjelang 5 tahun karna lo masih sayang sama dia”
“KAMPRET….. lo ngitungin seberapa lama gue jomblo? Tatapan kilat bola mata hitam milik Nera menyerang tepat di iris mata hazel milik Gita.
“Wkwkwkwkwk ya enggak juga cuman gue prihatin gitu sama lo. 5 tahun Ner 5 tahun. Presiden aja udah mau ganti nah loe belum ganti-ganti aja tuh nama Mantan dihati. Terus aja Ner loe nyimpen nama masa lalu loe dihati yang harusnya bisa diisi dengan nama yang lebih baik”
KAMU SEDANG MEMBACA
Independent of Love (Selesai)
Fiction généraleSelesai Alnera Zaskia 27 tahun, berjalan 5 tahun hidupnya dihabiskan bersama kenangan sang mantan, karir cemerlang tidak selalu jalan berdampingan dengan kisah cinta yang gemilang. Antara pertemuan, jarak, dan perpisahan memberi satu kisah baru. Bag...