Dua Puluh Satu

4K 235 3
                                    

Bahagia karna barang itu sementara,
tapi bahagia yang datang dari hati bisa abadi
~~ Nera ~~

Kemarin malam Cakra pamit pulang sekitar pukul setengah sepuluh, dan malamnya juga harus membuat laporan beberapa kegiatan yang dia dan rombongannya lakukan selama penyuluhan disana, dan tugas itu baru selesai sekitar pukul dua pagi.

Sementara besok paginya Cakra harus mengantarkan Nera pergi ke kantor, wanitanya itu sengaja meminta Cakra mengantarkannya sebagai hukuman karna pergi tidak memberi kabar. Meski tubuhnya menolak, tapi hatinya menerima dengan senang hati karena ini kali pertamanya Nera meminta untuk diantar tanpa harus dirinya memohon berulang kali.

Pukul setengah Tujuh Cakra sudah sampai dirumah Nera, dengan dua box bubur Ayam pesanan Nera semalam. Senyum merekah Nera menyambut kedatangan Cakra rasanya mampu membayar semua letih ditubuh pria ini. Senyum tulus, tidak dipaksa seperti sebelum sebelumnya.

“Yey udah datang. Sini aku bawain.” Nera mengambil bungkusan yang dibawa di tangan kanan Cakra.

“Kok cepet datangnya. Dari sini ke kantor cuman setengah jam aja loh padahal.” Tanya Nera yang datang dari dapur dengan dua mangkuk kaca berisikan bubur ayam.

“Kan kamu belum sarapan. Nanti kalau aku lama kamu telat, terus gajinya dipotong kamu merengek sama aku.” Saut Cakra yang saat ini menyenderkan punggungnya di dinding kursi.

“Kamu kenapa? Kecapekan?”

“Hm.” Balas Cakra singkat yang sudah memejamkan kedua matanya.

“Hm Hm Hm kayak ngomong sama kerbau aku jadinya. Makan dulu ini.”

“Maunya disulangi.”

“Gak usah manja. Makan sendiri, nanti aku potong tangan kamu.”

“Kejem banget.” Ucap Cakra yang masih memejamkan kedua matanya.

“Bangun dong. Makan dulu cepet.” Nera meninju ninju lengan kiri Cakra.

“Kamu makan aja dua-duanya aku ngantuk gak sanggup makan.”

“Cakra Keano. Ngapain aja tadi malam? Jam segini masih ngantuk?” Ucap Nera dengan nada meninggi.

“Kerjain laporan Al jam dua baru tidur. Makanya suapi biar aku makan.”

“Aish. Yaudah aku suapi kamu.” Akhirnya Nera mengalah untuk menyuapi Cakra.

Pukul setengah delapan Cakra menjalankan mobilnya mengantarkan Nera menuju kantor, sebenarnya tadi Nera sudah berbaik hati meminta Cakra untuk menuntaskan rasa kantuknya dan pergi menggunakan black-tea tapi Cakra juga bersikeras ingin tetap mengantarkan Nera. Awas aja kalau kamu nguap aku ketuk kepala kamu nanti ancam Nera ketika menaiki mobil Cakra.

Kurang lima menit mobil Cakra sudah memasuki basement kantor Nera, berpamitan dan meminta Cakra untuk menjemputnya lagi sehabis jam kantornya.

“Hati hati nyupirnya. Jangan ngantuk ngantuk. Jangan lupa jemput ya. Jangan lupa makan. Assalamualaikum.”

“Iya jangan. Waalaikumussalam.” Balas Cakra sambil menepuk pelan kepala Nera.

Independent of Love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang