Menganggap rasamu sebesar rasaku
Menjadikan hadirmu akhir cintaku
Nyatanya aku lalai
Bahwa tak semua inginku juga inginmu
~~ Alnera Zaskia~~Nera bangun dari tidur ayamnya. Raut wajah seperti zombie, rambut berantakan lengkap dengan mata sembab plus kantung mata yang memperburuk tampilannya. Bagaimana tidak Nera baru terlelap sekitar pukul 02.00 AM dan bangun selang waktu 2 jam. Apakah itu jumlah waktu wajar untuk tidur? Karna yang Nera baca di artikel tidur yang ideal itu sekitar 7 jam.
Kembali ke realita, Nera mengambil gelas berisi air minum diatas nakas, namun dirinya lupa bahwa kaca bening itu kosong tanpa air. Dia lupa bahwa semalam ia terlalu kalut dengan suasana hatinya hingga tak melakukan aktivitas apapun kecuali mengangis dan tidur.
Berjalan menuju kamar mandi membersihkan dirinya untuk sholat shubuh. Selepas sholat, tak ada sarapan seperti biasa, mood dan kondisinya benar-benar tidak mendukung dirinya beraktivitas seperti biasa.Tapi apa daya semesta seakan bersekutu dengan keburukan untuk menyiksa dirinya, akhir bulan seperti ini membuat Nera mau tidak mau harus tetap bekerja mengingat laporannya yang belum selesai.
Berdandan tanpa ada rasa semangat, memakai conseler menyamarkan kantung mata yang 11:12 dengan mata panda. Tak seperti biasa, demi keselamatannya Nera memesan OJOL untuk pergi ke kantor. Dia takut mendung dihatinya belum usai dan kembali memecahkan konsentrasi kala mengemudi.
****
“Ner lo kenapa?” Gita yang baru tiba di kantor langsung terpelongo melihat wajah pucat pasi Nera
“Kentara emang?” Nera justru kembali bertanya sambil mengalihkan pandangannya kepada Gita yang sudah duduk di kursi kerja tepat disebelah kiri Nera.
“Iya. Lo sakit? Kalok sakit gak usah kerja Ner, sana izin. Jangan dipaksa ih. Gak suka gue lihat muka lo gini. Jadi gak tega mau ngeledek.”Bukannya menjawab Nera malah menghambur memeluk Gita erat, tangisnya pecah kembali hanya saja tanpa suara.
“Ner lo kenapa? Badan lo panas gini. Pulang aja ya Ner gue antar deh kerumah sakit”
Lagi-lagi Nera tak menjawab, hanya pelukan eratnya yang menjadi jawaban.Tapi Gita tahu temannya ini bukan mengangis karna sakit, ada perihal lain yang pasti mengusik Nera yang dikenal kuat, dan pintar ini menangis di dalam pelukan Gita.
“Ner… mau cerita sama gue?” Gita membalas pelukan Nera sambil mengelus bahu yang naik turun menahan suara tangis sesenggukan
“Udah jangan nangis. Nanti mascara lo belepotan repot Ner. Gini kalok lo belum mau cerita ke gue gapapa. Tapi lo harus tau masih ada gue yang bisa lo ajak bicara.”Gita melepas pelukan setelah dirasa tangis Nera mulai reda. Mereka sama-sama diam hanyut dalam hening tak ada lagi yang berbicara, menghapus jejak cairan bening di pipinya Nera kembali mengerjakan laporan yang sempat tertunda.
“Nih buat lo.” Gita menyodorkan segelas cokelat panas yang dibalas dengan senyum samar Nera.
“Sejak kapan lo buatnya?” Tanya Nera lembut
“Sejak Negara salju menyerang hati lo.” Mendengar jawaban menggelegar dari Gita membuat Nera mendelik tajam tepat di iris mata hazel kebanggaan Gita.
“Cerita Ner cerita.. Aelah loe jangan mendem masalah sendiri. Ada problem ngomong ke gue. Walaupun gue gak bisa bantu minimal penat di hati lo berkurang.”
“Hmmmm”
“Hmmm…Hmmm… mau ikut audisi Nisa Sabyan lo.”
“Sableng”
“Sembarangan. Sableng sableng siapa yang meluk gue duluan.” Skak Mat Nera tak bisa berkutik Gita benar-benar pandai membuat dia mati kutu. Gelak tawanya menandakan dia puas mentertawakan eksperesi kecut Nera.
***
“Ner yuk makan udah jeda.” Gita mencolek lengan Nera yang terbalut kemeja putih
“Iya bentar.” Nera menutup dokumen yang dikerjakan di layar datarnya
“Eh sholat dulu deh Git. Lo sholat?”
“Enggak ah. Tamu gue datang.” Gita menggeleng-gelengkan kepalanya menolak ajakan Nera
“Oh yaudah. Lo tunggu disini. Jangan tinggalin gue.”
“Iya buah hatiku. Bunda tunggu kamu disini ya.” Kelakarnya Gita bergaya seperti ibu-ibu yang menunggu anaknya sekolah TK
Nera menjauh meninggalkan Gita setelah memberikan komando, berharap sholat ini mengurangi sedikit penat yang bercokol di hati. Karena yang Nera rasakan setiap kali sholat dirinya selalu mendapat ketenangan serta kekuatan yang dikirimkan Allaah melalui sujudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Independent of Love (Selesai)
قصص عامةSelesai Alnera Zaskia 27 tahun, berjalan 5 tahun hidupnya dihabiskan bersama kenangan sang mantan, karir cemerlang tidak selalu jalan berdampingan dengan kisah cinta yang gemilang. Antara pertemuan, jarak, dan perpisahan memberi satu kisah baru. Bag...