Dua Puluh Delapan

3.7K 210 1
                                    

Insiden air bening yang disebut iler itu masih memalukan bagi Nera. Masa bodoh jika sampai detik ini Nera enggan membalas pesan maupun mengangkat panggilan pria itu. Biarkan saja, jangan salahkan Nera yang kadang masih suka ileran tapi salahkan Cakra yang tidak memutuskan panggilan video mereka, sebenarnya Nera senang tapi nyatanya kebiasaan nakal itu muncul dengan tidak tau dirinya.

Dari pagi sampai malam Nera hanya bisa membaca pesan Cakra melalui notification yang muncul di pop up gawainya atau sesekali jika sedang online Nera tetap mengacuhkannya, berulang kali juga pria itu menelponnya malam ini, dan terakhir entah dorongan dari apa Nera membuka semua pesan yang dikirim pria itu, tidak banyak hanya beberapa karena Nera mengerti kesibukannya.

Cakra
Al, kenapa gak balas?

Cakra
Al, are u okay?

Okay okay, okay jelly drink. Mana ada cewek yang okey okey aja pas gebetannya udah tau aibnya sebelum ijab. Ini nih ya Cakra gak bedosa banget kirim pesan kayak gitu pagi-pagi, udah bikin mood down seketika. Mau balas tapi malu, gak dibalas tapi rindu. Aduh mana dianya gak sadar lagi sampai sekarang apa yang membuat Nera malas membalas pesannya titik.

Cakra
Al, please angkat.

Cakra
Hallo Mrs. Keano

Cakra
❤️

Nah yang begini menggoyahkan ego Nera, inginnya mengabaikan semua tentang pria itu, tapi kalau sudah dikirim yang seperti itu, lumer rasanya semua wujud-wujud benda padat. Tapi ya kalau Nera pikir lagi, Cakra ini sepertinya hanya sekali secara gamblang bilang cinta, selebihnya hanya sayang, atau tanda hati seperti itu.

“Assalamualaikum.” Suara serak dan nge-bass milik Cakra terdengar diseberang sana.

“Waalaikumussalam.”

“Kamu dimana?” tanya Cakra karena saat ini yang dilihatnya hanya pemandangan langit-langit kamar berwarna putih.

“Ya dikamar.”

“Maksud aku, muka kamu mana? Kenapa aku dikasi lihat itu.”

“Aku sibuk ini, udah ngomong aja.” Alibi Nera. Diseberang sana terlihat ekspresi Cakra yang sulit diartikan.

“Oke, besok aku ambil penerbangan pagi, kamu siap-siap biar kita gak kelamaan ya.”

“Hm.”

“Dijawab Al, minimal iya.”

“Iya.”

“Kamu sibuk apa? Besok kan weekend.” Sibuk menutup malu jawab Nera dalam hati.

“Ada revisi mendadak. Udah sana kamu tidur besok bangun pagi kan.”

“Iya. Yaudah, kamu juga selesai kerjaan langsung tidur. See you tomorrow. Assalamualaikum.”

See you soon. Waalaikumussalam.”

***

Karna Cakra mengirim pesan bahwasanya dia akan tiba dirumahnya sekitar pukul sepuluh pagi, maka pagi-pagi Nera sudah bangun dan sengaja menyiapkan makanan terbaik versi dirinya. Kali ini bukan Soto, Nera ingin memasak menu lain khusus Cakra.

Semalam sekitar lima menit setelah dia memutus panggilan videonya dengan Cakra, Nera mendapatkan panggilan dari Papanya, atas pemintaan sang kepala keluarga yang mempunyai titah terbesar di rumah Nera itu, Papanya mengundurkan satu hari pertemuannya dengan Cakra. Katanya, beliau diminta untuk datang dalam acara rapat yang diadakan di Universitasnya, berhubung Papa Nera merupakan salah satu dosen senior yang masih mengajar di Kampus tersebut.

Independent of Love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang