Hari Pertama

3.7K 569 37
                                        

- Jovanka.

Ternyata ikut kegiatan kampus itu seru ya. Aku jadi punya banyak teman. Berkumpul, berkenalan dan juga bekerja sama dengan orang-orang baru dari berbagai macam jurusan.

Asik banget!

Nyesel baru semester ini aku gabung ke suatu kegiatan kampus. Kedepannya, aku harus sering-sering aktif di berbagai kegiatan ataupun organisasi biar bisa menjalin hubungan pertemanan lebih banyak lagi.

Jobdesk pertamaku di OKK kali ini adalah sebagai tim konsumsi. Ya, aku dan teman-teman sepersivisi menyiapkan konsumsi untuk semua panitia yang terlibat dalam kegiatan OKK ini. Semua panitia dari seluruh divisi tanpa terkecuali.

Awalnya sih terdengar mudah. Pesenin makanan dan ngabsenin siapa yang udah ambil nasi box ketika OKK berlangsung. Nyatanya? Musti nego ke restorannya dulu, pilih menu yang menarik, belum lagi ngedata panitia yang vegetarian, ngehubungin pihak restoran untuk nganterin nasi boxnya tepat waktu, ngurusin pembayaran dan lain-lain.

Terkadang yang terlihat mudah di mata gak selalu mudah untuk dilakukan.

Tapi untungnya, tim konsumsi OKK tahun ini beneran udah kooperatif sejak awal bertemu. Kami beneran kerja sama bareng buat melakukan jobdesk yang harus kami lakukan selama beberapa hari kedepan.

Dari awal pertemuan tim perdivisi, aku sudah merasa klop dengan teman-teman divisiku ini. Ada Shena, Wiona, Kia, Maura, Kenan, Arga, Enrico, dan juga Kevin. Kami bersembilan merupakan divisi konsumsi yang siap memenuhi kebutuhan pangan para panitia OKK tahun ini. Kami siap memberi asupan untuk perut-perut lapar ketika OKK berlangsung.

Hari ini merupakan hari pertama bertugas. Aku jadi teringat tahun lalu, dimana aku dan Tasha masih menjadi maba, dateng ke kegiatan OKK dengan gugup, sampai akhirnya dipisahkan karena kami beda fakultas. Belum lagi ngeliat anak-anak tibum yang sedaritadi standby di banyak titik buat ngawas dan ngecekkin artibut yang dipake oleh maba.

Aku dan tim perdivisianku pun mulai sibuk. Jalan kesana kemari, beberapa dari kami standby di posko panitia.

"Jov, muka lo pucet. Tadi udah sarapan?" Tanya Kia. Kami berdua sedang berjalan karena baru saja membeli sesuatu di takor.

"Belum,"

"Ih. Makan dulu ayooo, ntar lo sakit atau pingsan bisa berabe. Ayo balik ke takor lagi, beli sarapan," Sekarang masih jam 9 pagi. Sedangkan jatah konsumsi panitia buat makan siang.

"Nanti aja Kia, belum laper," jawabku. Sebenarnya tadi pagi aku sudah mencoba untuk sarapan, tapi sayangnya apa yang kumakan semuanya termuntahkan. Sepertinya perutku sedang bermasalah, atau memang imun tubuhku yang sedang drop karena perbedaan suhu antara Palembang dan Depok.

Di Palembang itu panas banget. Sedangkan menurutku, di Depok agak sejuk karena di kawasan kampus banyak pohon-pohon.

Selalu kejadian tiap kali aku pulang dari Palembang. Pasti ada saat dimana badanku drop, pusing, dan berujung jatuh sakit. Dan biasanya yang kayak gini makin bikin homesick padahal baru aja pulang. Huft.

"Ih lo tuh ya. Dah ayo kita ke posko aja, lo standby di posko aja gak usah jalan-jalan gue takut lo kenapanapa," kata Kia lagi dan ntah kenapa kepalaku makin terasa berat dan pusing. Rasanya pohon-pohon dipinggiran jalan ini sedang menari-nari mengelilingi tubuhku. Aku mendekatkan diri kepada Kia dan berusaha memengang lengannya karena kepalaku makin terasa berat. Aku takut jatuh.

"Kok lo panas gini sih? Lo demam?" Tanya Kia khawatir. Tangannya menyentuh dahiku dan aku bisa merasakan seberapa dinginnya tangan Kia ketika menyentuh dahiku.

Aku hanya menggeleng. Kami berdua masih melanjutkan jalan ke posko panitia. Sampai akhirnya duniaku berubah jadi gelap dan aku gak inget apa-apa kecuali suara Kia yang terdengar agak keras, "Kakkk, tolonginnn---"

Tsundere; JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang