Hangover

3.9K 443 102
                                    

- Juan.

Siapa yang menyangka kalo pagi ini gue bangun lebih awal dibandingkan yang lain? Bahkan bisa dibilang, gue cuma tidur sekitar empat jam doang. Padahal gue yang tidurnya paling terakhir.

Tidur gue kurang nyenyak. Gue ga bisa memungkiri itu. Rasanya ada banyak hal yang gue khawatirin sampe-sampe gue gak bisa tidur dengan tenang.

Alih-alih gak mau menganggu Yeyen, tadi malem gue memutuskan buat tidur di sofa ruang tengah. Tadinya sih mau tidur di sofa yang ada di dalem kamar gue, tapi gue takut kalo selama tidur gue menyebabkan kebisingan jadi lebih baik gue tidur di luar kamar aja. Kasian Yeyen kan, tadi malem dia udah bantu gue. Jam tidur dia berkurang gara-gara gue meminta pertolongannya, jadi gue gak mau makin mengurangi jam tidurnya.

Gue mengecek hp sekilas. Kemudian berjalan ke arah dapur untuk meneguk segelas air putih. Lalu gue masuk ke kamar.

Yeyen masih tertidur di atas kasur gue.

Masih pules.

Gue mencoba untuk tidur lagi tapi nyatanya mata gue selalu menolak tiap kali gue berusaha memejamkan mata. Sampai akhirnya gue berakhir rebahan di atas sofa yang ada di dalem kamar, sambil main game.

Setengah jam...,

Satu jam...,

Hingga dua jam berlalu pun gue masih sibuk memainkan game. Memang ya anak laki kalo udah ketemu game itu susah berhentinya. Bikin lupa waktu.

"Kokoooo," seketika gue mendengar suara Yeyen manggil gue.

"Hoi?" Sahut gue tanpa merubah posisi sedikit pun. Jari jemari gue masih asik memainkan hp.

Tak ada balasan lagi sampai akhirnya Yeyen menghampiri sofa dimana gue sedang berbaring. Gue menghentikan permainan gue ketika mendapati Yeyen ikut berbaring di sebelah gue.

Di atas sofa yang sama. Dan untungnya ukuran sofa gue cukup lebar jadi bisa buat berdua.

"Kokooo," panggilnya lagi sambil menyerong ke arah gue dan memeluk gue layaknya sebuah guling. "Apa? Hm?" Jawab gue sambil mengelus pelan kepalanya.

"Yena laper,"

Tawa gue sedikit meledak ketika mendengar pengakuannya, "Sama, koko juga," jawab gue sedikit meringis.

Yha.

Gue menepuk-nepuk pipi Yeyen pelan, "Bangun gih. Mandi abis itu kita sarapan,"

"Hmm, males.. mandi.."

"Hee gaboleh gitu. Lagi ada tamu gak boleh gak mandi," kata gue lagi.

"Hmm, iya ya ya. 3 menit lagi ya,"

"Yaudah iya, 3 menit ya,"

Masih di posisi yang sama, gue membiarkan Yeyen menikmati sisa rebahannya selama 3 menit.

"Dah. Udah 3 menit, ayo bangun," ujar gue lagi tiga menit kemudian.

Lalu dia menguap kecil.

"Kokoo, kiss?" Pintanya sambil mendongakkan kepalanya.

Gue tertawa kecil, "Paan sih, manja bener," sambil mencubit pelan pipinya.

"Gak kiss, gak bangun," katanya lagi sambil ngedusel. Lagi lagi gue tertawa.

"Nah," gue menangkup pipinya Yeyen dan mengecup keningnya. Beberapa detik kemudian gue mendapatkan kecupan di pipi sebelah kanan. Untung adek sendiri ya.

"Hehee." Ia tertawa kecil sambil bangun dan duduk di pinggiran sofa.

"Udah sana mandi dulu. Mandi disini aja, koko mandi di luar," Kebetulan, kamar mandi di apart gue cuma ada dua. Satu di dalam kamar gue, dan satu lagi di luar kamar, tepatnya di deket dapur. Sedangkan di kamar Yeyen gak ada kamar mandi.

Tsundere; JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang