Saat aku kembali ke ruangan utama, ternyata tante Any adik ipar dari ibu Mila sudah duduk bersama yang lain di mejah. Wanita paru baya itu adalah salah satu orang yang paling ku hindari. Terlalu banyak bicara dan sangat hoby bergosip.
Mulutnya seperti memang tercipta untuk membicarakan hal buruk mengenai orang lain. Aku sendiri juga bingung kenapa ia sangat terobsesi terhadap hidup orang lain. Jika ia sudah mulai bicara maka dia tidak akan membiarkan orang lain untuk berbicara juga.
Dan lebih menyebalkannya lagi adalah wanita nyinyir itu adalah ibu Tania. Aku benar-benar eneg sekarang.
Ketika ia melihat ku melintasi ruang tengah dan bergabung duduk dengan mereka, matanya berubah berbinar. Aku tebak pasti ia sudah tahu kalau aku menangkap basa putrinya dengan pria yang ku sukai sedang bercumbu. Karena yah rasa suka ku pada Sam adalah rahasia umum di keluarga ini jadi wajar jika sekarang tante Any seperti tersenyum mengejek ke arah ku.
Dan ketika aku menatap balik ke arah wanita tua itu tepat di bekalangnya Sam berjalan ke dalam ruangan dan mengambil tempat duduk tepat di di sebelah Tania dan berada satu jejer dengan Tante Any. Dan tentu saja wanita itu langsung tersenyum bangga.
Sepertinya ada hal yang tidak ku ketahui di sini, dan sekarang aku sudah bisa menebak apa yang terjadi dari ekspresi Tania dan ibunya.
Tanpa sengaja aku ternyum sinis. Sepertinya sekarang Samuel sudah berganti objek, dia sudah tidak mengincar kakak ku dan berbalik menjadikan Tania sebagai wanita spesialnya.
Sial! sempat-sempatnya aku merasa sakit hati.
"Hai Anna, lama tidak jumpa. Wah kamu sudah berubah ya makin terlihat seperti perempuan." Ucapan tante Any terdengar tak tulus di telinga ku. Aku tidak berniat menjawabnya, hanya ku balas senyum seadanya.
"Aduh.. Kamu masih sedingin dulu ya. Pantas kalau cowok nggak berani mendekat, kalau tampangnya jutek begitu." Sepertinya dia tidak beriat berhenti mengganggu ku.
"Mungkin tante." jawabku seadanya.
"Jangan gitu dong, kamu harus keliatan ramah dan bersikap manis sayang. Tiru itu Tania dijamin kamu bisa dapat cowok kayak Samuel." Aku mengangkat sebelah alis ku menatapnya. Tidak berniat menanggapi.
"Maksudnya niru apanya tante? Ngangkangin anak cowok orang? Gitu?" Aku langsung berbalik ke asal suara, di sebelah ku Amy berucap sembari menunjukan ekspresi pura-pura polos. Sementara di sebelahnya Kak Nia tersedak saking terkejutnya dengan pertanyaan Amy.
Terkadang aku bersyukur memiliki sepupu sinting seperti Amy dan Cristy mereka berdua selalu ada bersama ku jika aku membutuhkan mereka, bahkan jika aku tidak membutuhkan apa pun.
"Maksud kamu?" Tante Any pura-pura tak mengerti pertanyaan Mila. Padahal dia tahu betul sepak terjang putrinya seperti apa.
Dan di sini aku bisa mengerti mengapa Tania dan Sam akan cocok jika bersama.
"Habis tante nyuruh Anna niruin Tania. Ya aku bingung niru apanya dulu. Soalnya aku gak tau hal plus apa yang dipunya Tania sampai Anna harus niruin dia. Makanya aku mikir lagi, ternyata ada satu kemampuan Tania yang katanya hebat banget. Aku si taunya dari cowok-cowok yang pernah dekat sama Tania. Katanya Tania jago buat cowok ngefly kalau di ranjang." ujar Mila santai. Aku diam saja karena tau sejak dulu Amy tak pernah menyukai Tania dan ibunya.
Dan di sebrang sana wajah Tania sudah memerah karena emosi. Cristy menahan tawa sementara kak Nia dan lainnya melotot horor ke arah Mila.
Aku bersyukur karena orang tua kami sedang tidak berada di mejah yang sama dengan kami. Jadi Mila beruntung tidak akan mendapatkan hukuman karena hal ini.
"Kok lo sinis sama gue Mil? Gue ada salah kah sama lo? Atau lo ada dendam sama gue?" akhirnya Tania buka suara dan saat bersamaan dengan itu aku melihat beberapa teman kak Gerald dan Kak Denis yang juga berada di mejah yang sama dengan kami menatap penuh minat pada Mila dan Tania yang sepertinya sudah siap saling mencakar.
"Dendam hahaha.. no no Tania. Gue cuman ngomong fakta kok. Nggak usah tersinggung."
"Dari dulu gue selalu heran sama lo, yang suka cemburu sama apa pun yang gue lakuin. Apa ini karena gue pernah buat cowok yang lo suka jatuh cinta sama gue." Tania berucap sinis sembari memandang rendah ke arah Mila.
"Hahaha.. Lucu banget si lo. Gue nggak pernah cemburu sama lo. Cuman buang-buang waktu kalau sampai gue harus cemburu sama hal yang gak pantas." Aku tau Mila terpancing emosinya tapi aku sedikit bangga karena dia masih bisa menahan diri.
"Ayolah Mil sejak dulu lo selalu nggak suka sama gue, apalagi sejak cowok SMA lo jatuh cinta sama gue, gue tau lo semakin benci sama gue." Tania tersenyum mengejek, sementara Mila menutup matanya sembari meniup poninya. Khas Mila jika berusaha bersabar.
"Lo mau tau faktanya? Sini gue kasih tau, lo bener kalau gue emang nggak suka sama lo. Tapi satu hal yang perlu lo tahu, gue nggak pernah dendam sama lo karena buat Radit cowok penjahat kelamin yang lo bilang jatuh cinta sama lo itu berpaling dan kejar-kejar lo justru gue berterimakasih karena gara-gara dia ngejar-ngejar lo gue jadi tau kalau ternyata Radit cuman mau nunggangin lo." Mila berujar sembari tersenyum manis dan mengangkat dua tangannya membetuk tanda kutip dengan dua jari ketika menyebut kata 'nunggangin'.
"Itu berarti dia nggak pernah tertarik sama gue karena gue bukan tipe cewek yang dia mau, dia sukanya sama cewek yang dengan mudah kasih apa yang dia minta. Dan lo tau apa? Ngangkang. Ngasih dia kenikmatan lewat sex luar biasa dari seorang Tania. Cewek sexy dan paling terkenal gampangan di SMK 6." Setelah Mila berkata demikian, aku mendengar suara tepuk tangan dan bisa ku lihat Cristy bertepuk tangan dengan hebonya sambil sesekali bersiul, dan mengucapkan bravo berkali-kali.
Sementara Tania menggrebak mejah dan berlari keluar ruangan yang diikuti tante Any.
"Nice bebeh.. So niceeee." Cristy berucap dengan penuh semangat sembari bertepuk tangan tiada henti.
"Mil mulut kamu tajam banget." Ucap kak Gerald sembari terkekeh.
"Justru bagus dong. Mulut emang harus serbaguna, selain dipake buat makan, cipokan dan mendesah. Mulut juga harus sering diasah biar tajam dan dapat membunuh dengan elegan." Ujar Mila sesaat setelah menandaskan segelas air dan kemudian beralih menghadap ke arah ku.
"Lo harus neraktir gue setelah ini, karena pembelaan gue yang menakjubkan." ucapnya sembari menaik turunkan alisnya berulang-ulang.
"Gue nggak pernah minta lo buat bela gue, lagian nggak butuh juga." jawab ku, kemudian menyeruput kopi yang sudah tersisa setengah.
"See.. See everybody gini ni kalau punya sepupu sebelas-duabelas sama es batu, selain dingin minta ampun juga sakit kalau dipakai buat timpuk, sama kayak omongannya yang sakit kalau didengar sesakit timpukan es balok." Mila mendengus dan membuang mukanya kesamping.
Aku menghela napas bertanda menyerah dengan sikap gadis itu.
"Seharusnya lo nggak perlu sampai kayak gitu, lo cuman buat suasana jadi nggak enak. Dan setelah ini lo pasti dapat masalah karena tante Any pasti ngelapor ke bokap lo. Emang lo nggak capeh apa dihukum mulu?"
"i don't care! Gue cuma bicara fakta kok sekalian meluruskan apa yang dia pikirin tentang gue. Dan sedikit ngasih tau ke emaknya yang merasa anak yang paling sempurna, biar sadar kelakuan anaknya yang murahan. Cantik juga masih cantikan lo, lebih menarik lo, lebih sensual elo, juga sexy-an lo. Emaknya kayak gitu karena merasa anaknya udah disaingin sama lo. Lo cuman bernapas aja mereka udah kayak gitu, nyerang tanpa alasan apalagi kalau lo udah bertindak lebih, behh.. Mungkin mereka udah rencanaiin pembunuhan." Aku terdiam. Tidak berniat menanggapi. Dan saat itu juga aku mendengar kursi yang bergeser dari tempatnya, bisa ku lihat Samuel yang berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan kami.
Sepertinya dia tidak tahan pacarnya dihina Mila.
Dan aku kembali merasa sakit hati.
😆😆😆😆
Mila ohh Mila
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Reason Why I Love You
RomanceJangan lupa follow akunnya sebelum dibaca 🤗😉🤓 WARNING: Adults Only! Bagi pembaca yang belum cukup umur saya mohon dengan sangat jangan melirik apalagi mendekat, carilah bacaan yang sesuai dengan umur anda! ** Anna Kathleen Duber mencintai Samuel...